MAKALAH MANAJERIAL PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS PERTOLONGAN PERTAMA KEGAWAT DARURATAN OBSTETRI DAN NEONATUS (PPGDON),ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS,JADWAL KUNJUNGAN,MANAJEMEN PADA BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Perkembangan
nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup
sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta
masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan
nasioal, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Dalam upaya
mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan
anak pemerintah mencanangkan program safe methorhood yang berupa 6 pilar
sebagai realisasi kerja, antara lain :
1. Pelayanan
keluarga berencana
2. Asuhan
antenatal
3. Persalinan
bersih dan aman
4. Pelayanan
obsetrik neonatal
5. Pelayanan
kesehatan dasar
6. Pelayanan
kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita
Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana masalah kesehatan dapat timbul,
berupa masalah KIA/KB, KELING.
B. Rumusan Masalah
1. Pertolongan Pertama Kegawat
daruratan Obstetri Dan Neonatus PPGDON
2. Asuhan Bayi Baru lahir Dan
Neonatus
3. Jadwal Kunjungan
4. Manajemen Pada Bayi Baru Lahir
Dan Neonatus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertolongan
Pertama Kegawatdaruratan Obstetric dan Neonatus (PPGDON)
Tugas bidan disamping
sebagai pemberi asuhan antenatal, persalinan & nifas harus
mampu menangani kasus gawat darurat obstetri-neonatal untuk penyelamatan jiwa ibu & bayi.
mampu menangani kasus gawat darurat obstetri-neonatal untuk penyelamatan jiwa ibu & bayi.
1.
Penanganan
perdarahan dalam kehamilan pada TM III
Perdarahan pada
masa ini akan jadi masalah jika:
a)
Perdarahan terjadi pada kehamilan
>22minggu – sebelum bayi dilahirkan
b)
Perdarahan intrapartum sebelum
kelahiran
Jenis-jenis
perdarahan,kemungkinan dioagnosa,penanganan
a)
Mucus bercampur darah
b) Mulai persalinan lanjut persalianan
normal dan melahirkan
c)
Perdarahan lainnya
Perdarahan
antepartum tentukan penyebab:
a)
Placenta previa
b) Solution placenta
c)
Rupture uteri
d)
Gangguan pembekuan darah
Penanganan
umum:
a)
Lakukan pemeriksaan TTV
b) Jangan touche rujuk
c)
Jika terjadi syok, rujuk segera dengan:
Baringkan ibu
posisi miring kiri dan ganjal tungkai dengan bantal pasang infuse Nacl 0,9 /RL
tetesan cepat sesuai kondisi ibu hingga denyut nadi membaik dampingi ibu ke
tempat rujukan
2.
Penanganan
gawat darurat pada eklamsia
a.
Rujuk
b.
Baringkan ibu
mi-ki untuk kurangi resiko aspirasi
c.
Beri oksigen
4-6 liter/menit
d. Lindungi dari
trauma
e.
Pasang infuse
RL dengan jarum lubang besar 16/18G
f.
Beri obat antic
konvulsan:
1)
Mgso4 40%IM 10
gram( 5gr/IM boka-boki) sebelum rujuk
2)
Ulangi Mgso4
40%IM, 5 gr setiap 4 jam tiap bokong bergantian
3)
Jika mungkin
berikan dosis awal MgSO4 20%,4gr/IV 20 menit sebelum pemberian Mgso4/IM
4)
Jiika tak
tersedia diazepam 10 mg/IV
g.
Pantau cermat
tanda& gejala keracunan Mgso4 sbb:
Frekuensi
pernafasan <16x/menit> 180x/menit atau djj tak segera kembali normal
setelah his
3.
Prinsip
penatalaksanaan partus macet/lama:
Berikan
rehidrasi ibu&antibiotika, segera rujuk, bayi hrus segera dilahirkan,
selalu bertindak aseptic, perhatikan perawatan kandung kemih, perawatan nifas
bermutu.
4.
Penanganan
retensio plasenta
a.
Bila tak lahir
dalam 15 menit setelah bayi lahir, ulangi penatalaksanaan aktif kala III selama
15 menit
b.
Bila belum
lahir, PTT terakhir
c.
Bila masih
belum lahir, tidak perdarahan segera rujuk
d. Bila perdarahan
melahirkan placenta manual, tak berhasil segera rujuk
e.
Berikan cairan
IV ( Nacl 0,9%atau RL ) catat semua tindakan
5.
Penanganan
perdarahan post partum primer&sekunder
a.
PP primer:
perdarahan terjadi setelah bayi lahir dlm 24 jam pertama persalinan
Penanganan:
1)
Periksa
gejala&tanda perdarahan pp primer: perdarahan dari vagina setelah bayi
lahir >500cc/perdarahan dengan gejala syok dianggap perdarahan segera rujuk
2) Segera setelah
placenta&selaput dilahirkan lakukn masase uterus spy konytraksi(max15detik)
sambil periksa kelengkapan plasenta&selaput ketuban
3)
Jika perdarahan
terjadi&uterus berkontraksi baik:
a)
Beri 10 u oksitosin IM
b)
Kosong Kk,gunakan kateter karet
c)
Cari perdarahan/laserasi lalu jahit
denagn anestesi local
4)
Jika uteruis
atoni&perdarahan terjadi:
a)
Beri 10 u oksi
IM
b)
Kosong kk,guna
kateter karet
c)
Lkukan KBI
max5mnt/hingga perdarahan terkendali&uterus kontraksi baik
b.
PP sekunder:
perdarahan terjadi 24-42 jam setelah bayi lahir
Penatalaksanaan:
1)
Periksa
tanda&gejala
2)
Pantau ibu yang
beresiko mengalami Happ sekunder(min10 hr pertama pp):
a)
Kelahiran
plasenta tak lengkap
b)
Persalinan lama
c)
Infeksi usus
d) Persalinan
denagn komplikasi dan mengunakan alat
e)
Terbuka luka op
setelah sc
f)
Terbuka luka
jahitan setelah episiotomi
3)
Beri infuse
RL/Nacl
4)
Beri obat
oksitosin (10 iu dlm 500cc Rl 0)
5)
Beri
antibiotika ampicillin 1grm/ivà rujuk
6.
Penanganan
sepsis purpuralis
Dikatakan infeksi
purpuralis bila terdapat2/lebih gejala dibawah ini sejak pecah ketuban mulai
hari k2-42 hari. Tanda: tubuh>38c, nyeri perut/pelvis, pengeluaran cairan
vagina abnormal,terhambat pengecilan iukukran uterus
Penatalaksanaan
:
a.
Jika uterus
nyeri/terlambat pengecilan /perdarahanà infus RL&rujuk
b. Jika ada gejala
septic syok(suhu>38c bau busuk/nyeri perut)dehidrasià beri cairan
Iv&antibiotika&rujuk
c.
Jika sepsis
ringan beri ampicillin 1gr/iv,diikuti500mg peroral setiap 6jam+metronidazo l500
mg setiap 8 jam selama 5 hari
d. Pastikan ibu
dan bayi terpisah sampai infeksi teratasi
e.
Jika kondisi
tak membaik dalam 24jam rujuk
B. Asuhan Bayi
Baru Lahir dan Neonatus
1.
Asuhan pada
Bayi Baru Lahir
a.
Definisi
Bayi baru lahir
normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan
berat badan lahir 2500 – 4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.
Menurut
Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
Menurut Donna
L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu.
Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep.
Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram.
Menurut M.
Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat.
b.
Ciri – ciri
bayi normal
1)
Berat badan
2500 – 4000 gram
2)
Panjang badan
48-52 cm
3)
Lingkar badan
30-38 cm
4)
Lingkar kepala
33-35 cm
5)
Bunyi jantung
dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160
x/menit.
6)
Pernafasan pada
menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit.
7)
Kulit
kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi
verniks caeseosa.
8)
Rambut lanugo
tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
9)
Kuku agak
panjang dan lemas.
10)
Testis sudah
turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora
(pada anak perempuan).
11)
Refleks hisap
dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12)
Refleks moro
sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.
13)
Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak
tangan maka akan menggenggam.
14)
Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama
mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006).
c.
Bentuk
pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir
1) IMD
Inisiasi
menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan
dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui
dini ( IMD ) akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI
ekslusif.
Pemerintah
Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi
menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat
menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini
dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD
harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara
bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam
pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi
dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia,
dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
2) Melakukan
penilaian bayi baru lahir
a)
Apakah bayi
menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
b) Apakah bayi
bergerak dengan aktif atau lemas
c)
Jika bayi tidak
bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir.
3) Membebaskan
jalan nafas
Dengan cara
sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut:
a)
Letakkan bayi
pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b)
Gulung sepotong
kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c)
Bersihkan
hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kassa steril.
d) Tepuk kedua
telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering
dan kasar.
e)
Alat penghisap
lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya harus sudah ditempat
f)
Segera lakukan
usaha menghisap mulut dan hidung
g)
Memantau dan
mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
h)
Warna kulit,
adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
4) Perawatan tali
pusat
a)
Setelah
plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem
plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
b)
Celupkan tangan
yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk
membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
c)
Bilas tangan
dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
d) Keringkan
tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
e)
Ikat ujung tali
pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat
tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril).
Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
f)
Jika
menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada
sisi yang berlawanan.
g)
Lepaskan klem
penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
h)
Selimuti ulang
bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup
dengan baik.(Dep. Kes. RI, 2002)
5) Pencegahan
kehilangan panas
Mekanisme
kehilangan panas:
a) Evaporasi
Penguapan
cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b)
Konduksi
Kehilangan
panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda –
benda tersebut
c)
Konveksi
Kehilangan
panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara
melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d) Radiasi
Kehilangan
panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah
terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut:
a)
Keringkan bayi
dengan seksama
Mengeringkan
dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu
bayi memulai pernapasannya.
b) Selimuti bayi
dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk
atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang
baru (hanngat, bersih, dan kering)
c) Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala
bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat
kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya
Pelukan ibu
pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas.
Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama
kelahiran
e)
Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi
baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan
kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
6) Pencegahan
infeksi
a)
Cuci tangan
dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
b)
Pakai sarung
tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
c)
Pastikan semua
peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir
DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
d) Pastikan semua
pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
e)
Memberikan
vitamin K
Untuk mencegah
terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal
atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari,
dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg
IM.
f)
Memberikan obat
tetes atau salep mata
g)
Untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu
diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata
eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan
5 jam setelah bayi lahir. Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini
dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat.
7) Pemeriksaan
fisik bayi baru lahir
Kegiatan ini
merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari
normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang
diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan,
dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip
pemeriksaan bayi baru lahir:
a) Jelaskan prosedur pada orang tua dan
minta persetujuan tindakan
b) Cuci dan keringkan tangan , pakai
sarung tangan
c)
Pastikan
pencahayaan baik
d) Periksa apakah
bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali
dengan cepat
8) Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio
oral
C. Jadwal
Kunjungan
Kunjungan
neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan
dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga
dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas
yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Jadwal kunjungan
neonatus atau bayi baru lahir antara lain:
1. Kunjungan I
Dilakukan
pada 6 jam pertama setelah kelahiran.
a.
Menjaga agar bayi tetap hangat dan
kering. Menilai penampilan bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi
secara keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan
kesehatannya.
b. Tanda-tanda pernapasan, denyut
jantung dan suhu badan penting untuk diawasi selama 6 jam pertama.
c.
Menjaga tali pusat agar tetap bersih
dan kering.
d. Pemberian ASI awal.
2. Kunjungan II
Pada hari
ke-3 setelah kelahiran
a.
Menanyakan pada ibu mengenai keadaan
bayi
b. Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
c.
Memeriksa apakah bayi terlihat
kuning (ikterus)
d. Memeriksa apakah ada nanah pada
pusat bayi dan apakah baunya busuk
3. Kunjungan III
Pada hari
ke-8 sampai 28 hari setelah kelahiran. Tapi biasanya pada minggu ke-2 bersamaan
dengan saat melakukan kunjungan nifas yang ketiga pada ibu.
a.
Tali pusat biasanya sudah lepas pada
kunjungan 2 minggu pasca salin
b. Memastikan apakah bayi mendapatkan
ASI yang cukup
c.
Bayi harus mendapatkan imunisasi
4. Kunjungan IV
Pada 6
minggu setelah kelahiran. Kunjungan neonatus hanya 3 kali kunjungan tapi saat
melakukan kunjungan nifas yang ke-4 pada ibu sekaligus melihat kondisi bayi.
a.
Memastikan bahwa laktasi berjalan
baik dan berat badan bayi meningkat
b. Melihat hubungan antara ibu dan
bayi.
c.
Menganjurkan ibu untuk membawa
bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan imunisasi
D. Manajemen pada Bayi Baru Lahir dan
Neonatus
1. Pengkajian segera BBL
a.
Pemeriksaan awal
1) Nilai kondisi bayi
2) Apakah bayi menangis kuat/bernapas
tanpa kesulitan ?
3) Apakah bayi bergerak aktif/lemas ?
4) Apakah warna merah muda,pucat/biru ?
5) APGAR Score Merupakan alat untuk
peagkajian bayi setelah lahir meliputi 5 variabel yaitu pernapasan, frekuensi
jantung, warna kulit, tonus otot, reflek . Apgar score ditemukan oleh
virginia apgar (1950).
b. Pemeriksaan lengkap
beberapa jam kemudian
Semua
bayi harus diperiksa lengkap beberapa jam kemudian, setelah membiarkan bayi
beberapa waktu untuk pulih karena kelahiran. Bayi secara keseluruhan. Bayi
normal berbaring dengan posisi fleksi (menekuk). la mungkin meregang atau
menguap. Warnanya merah muda. la menangis. Pernapas-annya teratur. la
memberikan respon terkejut yang normal, jika tiba-tiba diberi sentakan (ia akan
melemparkan tangannya ke arah depan luar seperti hendak meraih seseorang). Ini
disebut refleks Moro.
a)
Kepala
1) Ukurlah lingkar kepala. Ukuran kepala yang
tidak normal besarnya
disebut hidrosefalus. Ukuran kepala yang terlalu kecil disebut
mikrosefalus. Lingkar kepala rata-rata adalah 33 cm.
2) Rabalah fontanela anterior, seharusnya tidak
menonjol (membengkak).
3) Lihatlah adanya celah bibir (seperti bibir
kelinci) atau celah palatum.
b) Punggung.
Spina bifida merupakan kelainan tulang belakang pada bayi. Tidak
didapatkan tulang dan kadang-kadang tidak ada kulit yang menutupi sumsum tulang
belakang bayi.
c) Anus
Periksalah apakah anus terbuka dan mekonium dapat keluar. Ini
untuk meyakinkan tidak adanya anus imperforate/atresia ani. Anus imperforata atau atresia ani
merupakan kelainan kongenital pada anus dimana tidak terdapatnya lubang anus.
d) Anggota tubuh
Periksa kondisi semua anggota tubuh, apakah normal ataukah
terdapat kelainan.
2. Pemeliharaan BBL
Dalam
melakukan kunjungan rumah, bidan harus memperhatikan kebutuhan higiene,
memandikan bayi, memelihara tali pusat, pakaian bayi, merawat kuku bayi,
merawat mulut bayi, merawat telinga, merawat hidung, kebutuhan makanan, dan
kebutuhan tidur.
a.
Kebutuhan Higiene
Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara kebersihan :
1) Kuku jari tangan ibu hendaknya
selalu pendek supaya tidak ada kuman dan kotoran yang terselip di bawah kuku
dan mencegah jangan sampai melukai badan bayi.
2) Sebelum dan sesudah memegang bayi
ibu harus selalu mencuci tangan.
3) Kamar bayi terlindungi dari angin,
debu, tetapi cukup mendapat sinar matahari dan udara segar.
4) Untuk menghindari infeksi, pakaian
bayi harus dicuci terpisah dari pakaian anggota keluarga yang lain.
5) Pakaian bayi harus selalu bersih dan
kering dan tidak memberi kapur/kamper pada pakaian bayi.
b. Memandikan Bayi
Tujuan
memandikan bayi adalah membersihkan kulit, merangsang peredaran darah, memberi
perasaan nyaman dan segar, dan melatih bayi agar terbiasa akan kebersihan. Cara
memandikan bayi :
1) Bersihkan wajah bayi dengan waslap
basah tanpa sabun karena bahaya sabun masuk ke mata bayi. Badan disabuni mulai
dari kepala, leher, tangan, jari, ketiak, dada, perut, sekitar pusat, kemudian
punggung, kaki, dan terakhir alat kelamin. Perhatikan lipatan, misalnya leher,
ketiak, paha harus dibersihkan dengan baik. Dengan waslap bersih, badan
dibersihkan dari sabun.
2) Bayi dimasukan ke dalam ember mandi
dan bilas sampai bersih.
3) Bayi diangkat dari air, diletakkan
diatas handuk dan dikeringkan mulai dari kepala menurun ke bawah. Perhatikan,
lipatan harus benar-benar kering dan dilihat apakah ada kelainan kulit dan
sebagainya.
c.
Memelihara Tali Pusat
Jika tali
pusat masih ada, ambil sepotong kasa steril kering kemudian tali pusat
dibungkus. Perhatikan pangkal/puntung tali pusat harus terbungkus dengan baik.
d. Pakaian Bayi
Semua
pakaian bayi yang akan dipakai harus dicuci dahulu, tidak boleh disimpan dengan
kapur barus karena dapat menyebabkan bayi kuning. Ukuran popok yang paling baik
yaitu jangan terlalu kecil supaya dapat dipakai agak lama. Baju bayi dipilih
sesuai dengan keadaan setempat.
e.
Merawat Kuku Bayi
Jika kuku
bayi panjang harus digunting, tetapi jangan terlalu pendek. Sebaiknya, gunakan
pemotong kuku khusus untuk bayi atau gunting kecil. Hati-hati, jangan sampai
melukai jari bayi karena kulit bayi masih sangat lunak.
f.
Merawat Mulut Bayi
Mulut bayi
dengan bercak putih mungkin karena sisa dari susu (apabila bayi tidak minum
ASI). Cara menghilangkannya ialah membilasnya dengan air putih setelah minum
susu.
g. Merawat Telinga
Telinga
bagian dalam harus tetap kering. Jika keluar cairan berbau, harus segera
berobat ke dokter. Setelah memandikan, telinga dikeringkan dengan baik dan
dibersihkan dengan kapas hindari menggunakan lidi atau benda keras.
h. Merawat Hidung
Jika bayi
pilek, lendir pada lubang hidung dapat dibersihkan dengan memasukkan kapas yang
digulung dan diputar sedikit ke dalam lubang hidung, jangan menggunakan benda
lain. Untuk membantu kesembuhan, bayi dijemur pada pagi hari.
i.
Kebutuhan Makanan
Makanan
utama dan terbaik bagi bayi yang sudah disediakan Tuhan adalah air susu ibu
(ASI). ASI tidak hanya memberi perlindungan terhadap infeksi dan alergi, tetapi
juga merangsang pertumbuhan sistem kekebalan.
j.
Kebutuhan Tidur
Bayi harus
cukup tidur dan teratur. Pada bulan pertama, bayi akan tidur terus, ia hanya
bangun jika lapar, mandi, dan jika diganti popoknya. Makin besar, waktu tidur
bayinya makin berkurang karena bayi sudah dapat bermain. Meskipun demikian
harus tetap diusahakan agar bayi tidur teratur pagi, sore, dan malam hari.
k. Cara menjaga kesehatan bayi
1) Amati pertumbuhan bayi baru lahir
dan neonatus secara teratur.
a) Timbang BB bayi baru lahir dan
neonatus sebulan sekali sejak usia 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu
b) Tanya hasil penimbangan dan minta
pada kader mencacat di KMS.
c) Jika bayi baru lahir dan neonatus
tumbuh kurang sehat minta nasehat gizi ke petugas kesehatan
d) Bermain dan bercakap-cakap pada BBL
dan neonatus sangat penting bagi perkembangan BBL dan neonatus
2) Minta imunisasi sesuai jadwal di
posyandu, rumah sakit atau praktek swasta.
a) BBL dan neonatus harus di imunisasi
lengkap sebelum berusia 1 tahun.
b) Imunisasi mencegah penyakit TBC,
hepatitis, polio, difteri, batuk 100 hari, tetanus dan campak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan
antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan. (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai
Prenatal Care). Sedangkan asuhan intranatal diantaranya Memastikan persalinan
yang telah direncanakan Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam
suasana yang menyenangkan Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan
apabila diperlukan.
Masa nifas
adalah masa setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 mingguakan
tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelumnya ada
kehamilan dalamwaktu 3 bulan. (Sarwono. 2005 : 237).Bayi baru lahir normal
adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat
badan lahir 2500 – 4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.Menurut Saifuddin, (2002) Bayi
baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
.Sistem rujukan
upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas
masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang
sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang
lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional
dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. (Kebidanan Komunitas: hal 207)
Kunjungan
neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi
sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal. Jadwal
kunjungan neonatus dan bayi baru lahir antara lain:
1. Kunjungan I: Dilakukan pada 6 jam
pertama setelah kelahiran
2. Kunjungan II: Pada hari ke-3 setelah
kelahiran
3. Kunjungan III: Pada hari ke-8 sampai
28 hari setelah kelahiran
4. Kunjungan IV: Pada 6 minggu setelah
kelahiran. Kunjungan neonatus hanya 3 kali kunjungan tapi saat melakukan
kunjungan nifas yang ke-4 pada ibu sekaligus melihat kondisi bayi.
Dalam
melakukan kunjungan rumah, bidan harus memperhatikan kebutuhan higiene,
memandikan bayi, memelihara tali pusat, pakaian bayi, merawat kuku bayi,
merawat mulut bayi, merawat telinga, merawat hidung, kebutuhan makanan, dan
kebutuhan tidur.
B. Saran
Tenaga
kesehatan sebaiknya mengetahui jadwal kunjungan dan asuhan bayi baru lahir yang
harus dilakukan setiap kunjungan tersebut karena bayi memerlukan pemantauan
ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan luar berlangsung
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan
Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan
Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Sudarti dan Endang khoirunnisa.
2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Surjono
chmad, dkk, 2005. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk para medis.
Jakarta.
Syafridun
dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.
Wahyuni,
Sari.2012.Asuhan Neonatus,dan Balita. Jakarta: EGC.
Yeyeh Al
Rukiyah, 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info
Media.