Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

MAKALAH AGAMA DALAM KESEHATAN



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Agama pada hakekatnya bertujuan membina dan mengembangkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan diakhirat. Secara universal agama memberi tuntutan kepada manusia melakukan yang baik dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama termasuk masalah kesehatan. Masyarakat Indonesia sering dikatakan sebagai masyarakat religious karena setiap warga masyarakat menganut suatu agama atau kepercayaan dan menjalankan ajarannya sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya itu. Sifat yang demikian telah dinyatakan dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai di hatinya sebagai cerminan dari sehat rohani, dan punya makanan untuk sehari-harinya sebagai cerminan dari sehat sosial. Dari sini dapat dipahami bahwa sehat bukan dalam kondisi stabil antara aspek jasmani, rohani, social dan lingkungan. Menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari badan, jiwa (mental) dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Manusia yang sehat ialah manusia yang sejahtera dan seimbang secara berlanjut dan penuh daya kemampuan. Dengan kemampuannya itu ia dapat menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidupnya seoptimal mungkin. Pada umumnya, orang beranggapan bahwa kesehatan penting bagi kehidupan manusia. Tetapi sebagian besar berpandangan bahwa seseorang dianggap sehat bila berada dalam keadaan tidak sakit dan tidak cacat. Kesehatan dipandang sebagai sesuatu yang alami dimiliki oleh setiap orang. Kadang kala orang baru sadar akan pentingnnya pemeliharaan kesehatan bila pada suatu saat dirinya atau anggota keluarganya terkena sakit. Dengan kata lain, pengertian kesehatan terlalu sempit, hanya terabatas pada ”upaya mencari pengobatan”  terhadap penyakit yang sedang dideritanya.
Kesehatan juga dipahami secara statis,  hanya terbatas pada keadaan sehat atau sakit, yaitu “sehat dalam arti tidak sakit” dan “sakit dalam arti tidak sehat”. Tingkatan keadaan sehat atau sakit kurang dipahami, sehingga upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan  yang  mestinya dilakukan pada waktu sehat, kurang diperhatikan oleh masyarakat luas. Padahal, pemeliharaan kesehatan untuk mencegah penyakit nilainya lebih baik dari pengobatan terhadap penyakit.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian agama dan kesehatan ?
2.      Bagaimana hubungan agama dengan kesehatan dan perkembangannya ?
3.      Bagaimana aspek kesehatan dalam agama ?
4.      Apa manfaat agama dalam kesehatan ?

 BAB II
PEMBAHASAN
1.1  Pengertian Agama Dan Kesehatan
1.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
2.      Sehat menurut WHO 1974
Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
3.      UU N0. 23/1992 tentang kesehatan
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
4.      Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
5.      Kesehatan mental menurut UU No.3/1961
adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.

1.2   Agama dan kesehetana memiliki beberapa pola hubungan, yaitu:
1.      Saling berlawanan
Agama dan kesehatan berpotensi untuk mengalami perbedaan dimana, pada pandangan agama tertentu cara pengobatan yang dilakukan oleh pihak medis melanggar hukum agama, minsyalnya islam beranggapan bahwa terapi dengan urine merupakan seuatu yang najis tapi dalam dunia medis itu tidak apa-apa.
2.      Saling mendukung
Agama dan ilmu pengetahuan juga berpotensi saling medukung, dimana sebagai contoh pada saat calon jemaah haji akan mendapatkan general check-up supaya perjalanan hajinya dapat berjalan lancar.
3.      Saling melengkapi
Yang dimaksud disini ialah adanya peranan agama sebagai pengkoreksi atas praktik kesehatan atau sebaliknya, sebagai contoh dalam islam kalau berbuka puasa dianjurkan berbuka dengan memakan makanan yang manis-manis, tetapi dalam dunia kesehatan itu bukan sebuah keharusan hanya sebagai pemulihan kondisi tubuh sehingga tidak kaget ketika menerima asupan yang lebih banyak.
4.      Saling terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing
Agama dan ilmu kesehatan juga berpontesi untuk jalan sendiri-sendiri karena ketidak adanya kesesuaian antara konsep agama dan konsep ilmu kesehatan.

2. 3 Aspek Kesehatan Dalam Agama
 Dalam mengkaji aspek-aspek kesehatan dalam agama ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
1.      Ajaran agama secara normatif
Agama memberikan ajaran atau panduan tentang pentingnya menjaga kesehatan.
2.      Ajaran agama yang riil atau tampak
Dari sisi prilaku nyata ada penganut agama yang tidak memerhatikan aspek kesehatan.
Contoh :
Pengaturan pola makan, larangan makanan yang haram, pelanggran makanan yang berlebihan serta anjuran minum madu adalah contoh lain aspek kesehtan dalam tata aturan makan dalam ajaran agama.

2.4    Manfaat Agama Dalam Kesehatan
1.      Sumber Moral
Agama memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral baik bagi pasien dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan. Bagi orang beragama, mereka memegang keyakinan bahwa perlakuan Tuhan sesuai dengan persangkaan manusia kepada-Nya.
2.      Sumber Keilmuan
Sejalan dengan agama sebagai sumber moral, agam pun dapat berperan sebagai sumber keilmuan bagi bidang kesehatan. Konseptualitasi dan pengembangan ilmu kesehatan atau kedokteran yang bersumber dari agama, dapat kita sebut kesehatan profetik.
Agama pun menjadi sumber informasi untuk pengembangan ilmu kesehatan gizi (nutrisi) atau farmakoterapi herbal. Praktik-praktik keagamaan menjadi bagian dari sumber ilmu dalam mengembangkan terapi kesehatan. Tidak bisa dipungkiri, yoga, meditasi, dan tenaga prana adalah beberapa ilmu agama yang dikonversikan menjadi bagian dari terapi kesehatan.
3.      Amal agama sebagai amal kesehatan
Seiring dengan pemikiran yang dikemukakan sebelumnya, bahwa pola pikir yang dianut dalam wacana ini adalah all for health, yaitu sebuah pemikiran bahwa berbagai hal yang dilakukan individu mulai dari bangun tidur, mandi pagi, makan, kerja, rehat sore hari, sampai tidur lagi, bahkan selama tidur pun memiliki implikasi dan kontribusi nyata terhadap kesehatan.

 
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari berbagai ulasan di atas, kita tahu bahwa kesehatan adalah rahmat yang istimewa yang diberikan tuhan kepada kita, dan upaya-upaya yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan mengandung nilai ibadah  dan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan yang mempunyai nilai maslahat. Penulis sebagai calon tenaga kesehatan berfikir akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan serta kesehatan itu juga bermanfaat dalam agama dan menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati setelah sakit. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang hubungan kesehatan dengan agama agar kita dapat menerapkan dalam kehidupan.

3.2  Saran
Agama pada hakekatnya bertujuan membina dan mengembangkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan diakhirat, sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai di hatinya sebagai cerminan dari sehat rohani maka kita haru dapat Saling mendukung, saling melengkapi, saling terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing
                                      


DAFTAR PUSTAKA

Aliah B. Purwakanta Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Rakhamat Jalaluddin, Psikologi Agama sebuah pengantar,PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2003.

Jalaluddin, Psikologi Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. 

MAKALAH UROGENITALIA

                 BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.


B.    Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan. Maka dapat di rumuskan,  sebagai hal-hal berikut:
1.      Apa pengertian dari sistem urogenitalia ?
2.      Apa fungsi ginjal ?
3.      Apa saja struktur dari organ ginjal?
4.      Bagaimana proses pembentukan urine ?
5.      Apa saja kelainan-kelainan pada ginjal ?


  BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Urogenitalia
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (airkemih). Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra.
                   Oleh sebab itu maka betapa pentingnya sistem perkemihan pada manusia dan sistem ini melibatkan beberapa organ di antaranya:
1.    Ginjal
2.    Ureter
3.    Kandung Kemih
4.    Saluran Kencing (uretra)
Diantara ke empat organ tersebut maka yang paling peting adalah ginjal.
B.    Ginjal
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, walaupun kecil organ ini menyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah/limbah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh.
Ginjal juga merupakan organ yang berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi columna vertebralis, dibawah liver dan limphe. Dibagian superior ginjal terdapat adrenal gland (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berati terletak dibelakang peritonium yang melapisi rongga abdonen. Kedua ginjal terletak disekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit dibawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
                 Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub ats ginjal terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang dewasa, panjang ginjal sekitar 12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebalnya 2,5 cm dan beratnya -+ 140 gram ( pria= 150-170 gram, wanita = 115-155).

C. Fungsi Ginjal
Fungsinya sebagai penyaring kotoran yang dibuang melalui urin. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang betapa pentingya fungsi ginjal, diantaranya:
·       Menyaring dan membuang berbagai sisa metabolisme tubuh yang mengandung racun atau bersifat racun.
Ginjal kita akan memfilter dan membuang berbagai nutrisi atau zat-zat yang berlebih, seperti vitamin, obat-obatan, zat-zat mineral dan garam yang dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu sebaiknya dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral jangan terlalu berlebihan, terutama dalam bentuk suplemen.
·       Mengatur kadar bahan-bahan tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ginjal akan mengatur zat-zat makanan yang terkandung didalam tubuh. Seperti ketika kita mengkonsumsi protein dalam jumlah diatas kecukupan gizi tubuh kita, ginjal akan bekerja keras untuk mengeluarkan sisa kelebihannya terus berada didalam tubuh, hal ini akan meracuni dan menganggu kesehatan tubuh kia.
·       Mengatur pH darah
pH darah tidak boleh terlalu asam maupun terlalu basa. Hal ini agar proses yang terjadi dalam darah bisa terjadi dengan optimal.
·       Mengatur keseimbangan ion mineral, komposisi air dan elektrolit dalam darah.
Kadar ion mineral biasa disebut elektroloit akan diseimbangkan oleh organ ginjal. Misalnya kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostatis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.
Selain itu komposisi dan jumlah air dalam darah atau dalam tubuh secara keseluruhan akan ditekan agar kondisinya selalu normal. Jika kita terlalu banyak meminum air dibarengi dengan suhu lingkungan yang rendah, maka ginjal akan lebih sering mengeluarkan air yang masuk ini dalam bentuk urin. Sedangkan ketika kita dalam keadan dehidrasi dengan kondisi lingkungan yang panas, ginjal akan berusaha menekan sekresi air.
·       Mengatur tekanan darah
Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh salah satu bagian otak kita yaitu hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari akan mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali 98%.
·       Merangsang pembentukan sel darah merah baru
Jika kondisi darahnya semakin bersih, maka proses perganian sel darah dari yang rusak dengan yang baru akan semakin cepat.
·       Mempertahankan pH plasma darah pada kisaran pH 7,4
Ginjal akan mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pH 8.
Selain membuang sampah-sampah yang sudah tidak terpakai lagi, funsi ginjal adalah menjadi ‘pabrik’ penghasil tiga hormon penting, diantaranya:
1.    Erythropoietin (EPO) yang merangsang tulang untuk memproduksi sel darah merah
2.    Renin yang mengatur tekanan darah
3.    Vitamin D yang memiliki sifat aktif, yang membantu menjaga kebutuhan kalsium dalam tulang dan keseimbangan zat dalam tubuh.
D. Stuktur Ginjal
Ginjal terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks, medula, dan pelvis. Ketiga bagian itu sangat penting bagi ginjal. Berikut penjelasannya:
a.    Kulit Ginjal (korteks renalis)
Kulit ginjal disebut kortek renalis. Korteks renalis tersusun dari sel – sel ginjal atau nefron yang berjumlah lebih kurang satu juta sel. Di dalam kulit ginjal terdapat Badan Malpighi yang terdiri atas glomelurus dan kapsula Bowman. Glomelurus adalah kumpulan cabang – cabang yang halus atau anyaman pembuluh darah kapiler di bagian korteks, sedangkan kapsula Bowman adalah lapisan yang melingkupi glomelurus, bentuknya seperti cawan dan berdinding ganda. Di korteks terjadi penyaringan darah.
b.    Sumsum Ginjal (medula renalis)
Sumsum ginjal disebut Medulla. Medulla berbentuk kerucut atau renal pyramid. Medulla merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dari kapsula Bowman. Didalam medulla akan terjadi proses reabsorbsi dan augmentasioleh tubulus proksimal dan tubulus distal. Lengkung henle juga merupakan bagian dari yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal.
c.     Rongga Ginjal (pelvis)
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter ke kandung kemih yang berfungsi untuk tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Urine yang akan keluar dari kandung kemih melewati saluran yaitu uretra.
 Jika salah satu bagian ginjal dibelah, maka kita akan dapat melihat lebih dalam lagi bagian-bagian ginjal. Berikut adalah gambar ginjal beserta bagian-bagiannya:
Bagian ginjal yang dicetak tebal adalah bagian utama dalam ginjal. Berikut adalah penjelasan bagian-bagian di dalam ginjal:
  1.  Ginjal terletak di bagian perut. Gambar ginjal di atas adalah ginjal kiri yang telah dibelah.
  2.  Calyces adalah suatu penampung berbentuk cangkir dimana urin terkumpul sebelum mencapai kandung kemih melalui ureter.
  3.  Pelvis adalah tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
  4.  Medula terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
  5.   Korteks di dalamnya terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
  6.  Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih.
  7. Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung.
  8.  Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam ginjal untuk disaring di glomerulus.
Di dalam korteks terdapat jutaan nefron. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proximal, tubulus kontortus distal dan duktus koligentes. Berikut adalah gambar bagian-bagian di dalam nefron:
Berikut adalah penjelasan bagian-bagian di dalam nefron:
  1.  Nefron: Adalah tempat penyaringan darah. Di dalam ginjal terdapat lebih dari 1 juta buah nefron. 1 nefron terdiri dari glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
  2.  Glomerulus: Tempat penyaringan darah yang akan menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer.
  3. Kapsula bowman: Adalah semacam kantong/kapsul yang membungkus glomerulus. Kapsula bowman ditemukan oleh Sir William Bowman.
  4. Tubulus kontortus proksimal: Adalah tempat penyerapan kembali/reabsorpsi urin primer yang menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Menghasilkan urin sekunder.
  5.  Lengkung henle: Penghubung antara tubulus kontortus proksimal dengan tubulus kontortus distal.
  6. Tubulus kontortus distal: Tempat untuk melepaskan zat-zat yang tidak berguna lagi atau berlebihan ke dalam urin sekunder. Menghasilkan urin sesungguhnya.
  7.  Tubulus kolektivus: Adalah tabung sempit panjang dalam ginjal yang menampung urin dari nefron, untuk disalurkan ke pelvis menuju kandung kemih.
E.    Proses Pembentukan Urin
Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino dan amonia mengalir kedalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi karena adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengerutnya arteri yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung oleh kapsul bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Secara normal, setiap hari kapsul bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus atau urine primer masih banyak mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa, garam-garam dan asam amino. Perhatikan Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Utama Urine Primer
Molekul
Kadar per Garam
Air
900
Protein
0
Glukosa
1
Asam Amino
0,5
Urea
0,3
Ion Anorganik
7,2














Filtrat glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorpsi. Seperti asam amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-, HCO3- dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan sebagian yang lain secara difusi. Proses reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi mengabsorpsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan di reaksikan bersama urine.

Darah yang masuk ke glomerulus setiap menitnya 1,2 liter atau seperempat seluruh darah yang dipompa.
Selain reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+, NH4+ disekresi dari darh menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti pensilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah. Misalnya dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urine. Sekresi K+ juga berfungsi untuk menjaga mekanisme homeostatis. Apabila konsentrasi K+ dalam darah tinggi , dapat menghambat ransang impuls serta menyebabkan kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan diekresikan bersama urine.
Setiap harinya tubulus mengabsorpsi filtrat berupa air sebanyak 178 L, garam 1.200 g dan glukosa sebanyak 250 g.
Tubulus Terpanjang
Kapsul bowman sampai tubula merupakan satu saluran. Pada orang dewasa seluruh tubula diperkirakan 7.500.000 sampai 15.000.000 cm atau kurang lebih 7,5 samapai 15 km.
Pada saat terjadi proses reabsorpsi dan sekresi  di sepanjang tubulus renalis secara juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai contoh, konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Dibagian lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dilengkung Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan Urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis.
Dilengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle bagian bawah menjadi permebel terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak masuk saat di lengkung Henle ascending membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus kolektivus. Duktus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Disini urea keluar dari filtrat secara difusi.
Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi tinggi. Dari duktus kolektivus, urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara bagi urine.
Simaklah tabel 2. Berikut ini agar levih mudah memahami proses pembentukan urine.
Nama
Proses yang terjadi
Contoh molekul yang diproses
Filtrasi di glomerulus
Darah mengalir masuk ke glomerulus
Darah mengalami proses filtrasi.
Air, glukosa, asam amino, garam, urea dan amonia.
Reabsorpsi di tubulus
Terjadi difusi dan transfor aktif molekul-molekul dari tubulus kontortus promoksimal.
Air, glikosa, asam amino dan garam
Sekresi di tubulus
Terjadi transfor aktif molekul-molekul dari darah ke tubulus kontortus distal.
Amonia, ion hidrogen, penisilin dan asam urat.
Reabsorpsi air
Terjadi reabsorpsi air disamping tubulus terutama diduktus kolektivus
Garam dan air
Eksresi
Terbentuk urine yang sesungguhnya
Air, garam, urea, amonium, dan asam urat.

Urine ditampung didalam kantong kemih (vesica urinaria) hingga mencapai kurang lebih 300 cc. Kemudian melalui uretra, urine di keluarkan dari tubuh. Pengeluaran urine ini diatur oleh otot sfinkter. Perhatikan gambar 3. Mengenai sistem urinaria pada manusia.
Pembentukan urine dari plasma darah menyebabkan terjadinya banyak perubahan kandungan zat, seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Komponen
Plasma
Filtrat Neftron
Urine
Konsentrasi
Subtrat yang Tersaing
Urea
0,03
0,03
1,8
60x
50%
Asam urat
0,04
0,004
0,05
12x
91%
Glukosa
0,10
0,10
Tidak ada
-
100%
Asam amino
0,5
0,05
Tidak ada
-
100%
Jumlah garam anorganik
0,9
0,9
< 0,9 – 3,6
< 1 – 4x
99,3%
Protein dan koloid lain.
8,0
Tidak ada
Tidak ada
-
-

Didalam urine tidak ada lagi terdapat protein dan glikosa. Apabila didalam urine terdapat senyawa-senyawa tersebut, ini menunjukan adanya gangguan pada ginjal.
F.    Kelainan Pada Sistem Uregonitalia
Ada beberapa kelainan pada sistem ekresi ginjal manusia, diantaranya seperti di bawah berikut ini:
1. Pyelonephritis
Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut.
Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih keluar). Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan infeksi.
2. Glomerulonephritis
Glomerulonephritis, penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan peradangan sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh. Antibodi dan zat-zat lainnya membentuk partikel dalam aliran darah yang terjebak dalam glomeruli. Hal ini menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan baik. Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan jaringan tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam hasil tes laboratorium. Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan diperlukan, dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan (immunosuppressant), atau plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu prosedur untuk membuang bagian darah yang mengandung antibodi.
Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau penyakit Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh darah dalam bongkah glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka peradangan, dan glomerulonephritis memang berhubungan dengan infeksi, dalam arti kata sempit, penyakit ini menyerang setelah adanya infeksi bakteri streptococcal dan kemudian semakin berat karena berbagai macam infeksi lainnya. Namun demikian, terdapat bukti yang meyakinkan bahwa glomerulonephritis bukan merupakan penyakit yang menyerang ginjal secara langsung karena satu penyebab infeksi. Penyakit ini lebih kepada kelainan sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi sebagai respon dari adanya protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi kompleks yang tersangkut dalam bongkah glomerular atau pada sedikit kasus, antigen ini menumpuk pada dinding kapiler glomerular. Pada tiap kasus, antibodi atau antigen-antibodi kompleks mencapai ginjal melalui sirkulasi, dan mekanisme ini disebut sebagai penyakit sirkulasi kompleks.
3. Batu Ginjal
Disebut juga Renal Calculus, plural Renal Calculi, terkumpulnya mineral dan benda organik yang terbentuk dalam ginjal. Ada batu yang menjadi demikian besar yang melumpuhkan fungsi ginjal. Urin mengandung banyak garam dalam bentuk larutan dan jika konsentrasi garam mineral menjadi berlebih, kelebihan garam ini mengendap menjadi partikel padat disebut batu ginjal. Batu ginjal diklasifikasikan sebagai primer jika batu tersebut terbentuk tanpa ada sebab yang jelas seperti infeksi atau penyumbatan. Diklasifikasikan sekunder jika berkembang setelah adanya infeksi ginjal atau kelainan.
Beberapa keadaan memperbesar peluang terbentuknya batu ginjal. Baik itu berkurangnya volume cairan atau bertumpuknya mineral cukup membuat terganggunya keseimbangan yang sempurna antara cairan dan larutan yang ada dalam ginjal. Ketika batu mulai berkembang, biasanya ia akan terus tumbuh. Sebuah nukleus dari endapan garam urin bisa merupakan kumpulan bakteri, jaringan yang rusak, sel mati, atau keping darah kecil. Mineral menarik partikel dari luar dan membungkusnya. Pada saat batu bertambah besar, bagian permukaan dapat menjadi tempat bagi mineral lain dan kemudian bertambah besar.
Batu ginjal yang lebih kecil dapat keluar dari badan dengan sendirinya meski akan menimbulkan rasa sakit. Batu yang lebih besar memerlukan pembedahan, atau dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil dengan gelombang suara dalam prosedur yang disebut ultrasonic lithotripsy.
4. Gagal Ginjal
Disebut juga Renal Failure, hilangnya sebagian atau keseluruhan fungsi ginjal. Gagal ginjal digolongkan menjadi akut (ketika serangannya tiba-tiba) atau kronis. Gagal ginjal akut berakibat pada berkurangnya volume urin, kadar zat-zat bernitrogen, potasium, sulfat, dan fosfat diatas normal dalam darah, dan rendahnya kadar sodium, kalsium, dan karbon dioksida darah yang juga jauh dibawah normal. Biasanya orang yang terkena ini sembuh dalam enam minggu atau kurang.
Sebab dari gagal ginjal ini antara lain karena rusaknya tubulus didalam ginjal oleh obat-obatan atau larutan organik seperti karbon tetraklorida, aseton, dan etilen glikol, bersinggungan dengan senyawa logam seperti merkuri, timah, dan uranium. Gagal ginjal dapat pula disebabkan karena cidera fisik atau operasi besar yang membuat kehilangan banyak darah atau juga akibat penyakit yang merusak korteks (bagian luar) dari ginjal. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri berat, diabetes yang merusak medula (bagian dalam) ginjal, dan karena kelebihan garam kalsium dalam ginjal.
Tersumbatnya arteri ginjal, penyakit liver, dan tersumbatnya saluran kencing dapat mengakibatkan gagal ginjal akut; pada situasi yang jarang terjadi, gagal ginjal dapat terjadi tanpa gejala awal. Komplikasi yang timbul dari gagal ginjal termasuk gagal jantung, paru-paru berair, dan bertumbuknya potasium dalam tubuh.
Gagal ginjal kronis biasanya merupakan akibat dari penyakit yang sudah lama diidap oleh ginjal. Pada gagal ginjal kronis darah menjadi lebih asam dibandingkan biasanya dan dapat terjadi hilangnya kalsium dalam tulang. Kerusakan saraf dapat pula terjadi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas tentang sistem urogenitalia dalam penulisan karya tulis ini. Maka penulis menyimpulkan diantaranya:
Sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Fungsinya sebagai penyaring kotoran yang dibuang melalui urin. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang betapa pentingya fungsi ginjal, diantaranya; menyaring dan membuang berbagai sisa metabolisme tubuh yang mengandung racun atau bersifat racun, mengatur kadar bahan-bahan tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh, mengatur pH darah, mengatur keseimbangan ion mineral, komposisi air dan elektrolit dalam darah, mengatur tekanan darah merangsang pembentukan sel darah merah baru, mempertahankan pH plasma darah pada kisaran pH 7,4.
Ginjal terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks, medula, dan pelvis. Berikut adalah bagian utama dalam ginjal, calyces, pelvis, medula, korteks, ureter, vena ginjal, arteri ginjal. Di dalam korteks terdapat jutaan nefron. Berikut adalah bagian-bagian di dalam nefron; glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, tubulus kolektivus.

Dan berikut ini merupakan urutan pembentukan urine:
·      Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal melalui pembuluh darah menujuke glomerulus.
·      Di dalam glomerulus terjadi peristiwa penyaringan terhadap zat-zat yang terlarut dalam darah. Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat yang bermolekul kecil, seperti air, garam, amonia, urea, dan gula, maka zat-zat tersebut disebut dengan filtranglomerulus.
·      Filtranglomerulus masuk ke kapsula Bowman dan ditampung. Kemudian filtraglomerulus tersebut akan diteruskan ke tubulus proksimal.
·      Di dalam tubulus proksimal akan terjadi penyerapan kembali terhadap zat-zat yang masih diperlukan, yaitu air, garam, dan gula. Sedangkan zat-zat lainnya yang tidak diserap atau tidak dapat diserap akan menjadi urine primer.
·      Urine primer masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi. (penambahan zat-zat yang tidak diperlukan ke dalam urine primer sehingga menjadi urine sekunder. Urine sekunder adalah urine sesungguhnya).
·      Urine sekunder ditampung di tubulus kolekta, kemudian diteruskan ke uriter dan ditampung kembali di kantung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. 

        DAFTAR PUSTAKA

  1.  Embriologi kedokteran LANGMAN, edisi ke-7, 2000 
  2.  Siregar, Harris, dkk. 1995. Sistem Urogenitalia Fisiologi Ginjal, Edisi ketiga. Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.
  3.  Pricw, Lorraine, 2006, pathophysioloy: clinical concepts of disease processes, 6/E, Alsevier Science.