Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

Keceriaan Anak



Banyak anak kecil tetap ceria walaupun orang tuanya dalam kesulitan

Setiap orang tua dalam suatu keluarga kondisinya berbeda-beda, baik dalam hal penghasilan, status sosial, pekerjaan, kedudukan atau jabatan, dan lain sebagainya. Ada orang tua yang selalu dinaungi keberuntungan nasib, kondisi ekonomi berlimpah, karier cemerlang, jabatan tinggi dan dihormati masyarakat. Tetapi ada pula orang tua dalam suatu keluarga yang selalu diliputi dengan kesusahan, mulai dari kesulitan ekonomi atau kemiskinan, pekerjaan serabutan yang pendapatannya kecil dan tidak menentu, status sosial masyarakat yang rendah dan lain-lain.

Semua orang tua dalam suatu keluarga tentu menginginkan kondisi yang terbaik bagi keluarganya, tidak ingin keluarganya hidup menderita. Tetapi kebaikan tidak selalu memihak kepada semua orang. Ada keluarga yang terus hidup dalam kemiskinan dan kesulitan walaupun sudah bekerja keras sepanjang hari, tetapi hasilnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup semua anggota keluarga. Tentu kasihan melihat orang tua yang dalam kondisi seperti ini, yang sangat kelelahan setelah bekerja seharian, hanya membawa pulang sedikit uang.

Para orang tua bekerja keras demi keberlanjutan hidup keluarga, demi anak-anaknya agar hidup bahagia dan berkecukupan, terpenuhi semua kebutuhan dan tidak kelaparan. Walaupun sudah bekerja keras, masih banyak orang tua yang belum mampu memenuhi semua kebutuhan keluarganya, karena pendapatannya yang rendah. Bagi orang tua yang kondisi ekonominya kekurangan, beban hidupnya akan semakin bertambah jika mempunyai anak yang masih kecil, apa lagi jika anaknya banyak, maka beban hidup semakin berat lagi.

Dunia anak kecil adalah dunia bermain. Anak kecil harus sering bermain, untuk memacu pertumbuhan otak anak. Dengan bermain, anak kecil menjadi bahagia. Anak kecil harus sering bahagia. Anak kecil yang hidupnya tidak bahagia akan mengganggu mental anak tersebut. Untuk keluarga yang berekecukupan ekonomi, tentu tidak kesulitan membahagiakan anak karena mampu membelikan banyak mainan untuk anaknya agar anaknya bahagia.

Anak kecil senang bermain bersama teman-temannya. Ketika temannya mempunyai alat permainan baru yang belum dimilikinya, maka dia pun ingin memilikinya. Kemudian dia meminta dibelikan mainan baru seperti temannya. Jika orang tuanya dalam kondisi ekonomi yang serba sulit, tentu keinginan anak ini sulit dipenuhi. Orang tua dalam kondisi yang dilematis. Di satu sisi, orang tua ingin membahagiakan anaknya sendiri, tetapi di sisi lain, orang tua tidak mempunyai cukup uang untuk membeli mainan. Bagaimana mau mampu membeli mainan, untuk makan saja sulit.

Banyak anak kecil yang tidak peduli dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi orang tuanya. Walaupun sudah tahu bahwa orang tuanya susah mencari uang, tetapi anak sering tidak mau tahu, yang penting adalah keinginannya memiliki mainan baru segera terwujud. Kemudian anak kecil merengek dan memaksa orang tuanya dengan penuh emosi agar orang tuanya bersedia membelikan mainan baru. Anak kecil belum dewasa, belum bisa mengontrol emosinya dengan sempurna. Orang yang sudah dewasa saja kadang masih belum bisa mengontrol emosi, apalagi anak kecil, pasti lebih sulit mengontrol emosi.

Demi kebahagiaan anak, orang tua rela melakukan apapun. Untuk itu orang tua bekerja lebih gigih lagi untuk mendapatkan tambahan pendapatan agar bisa membelikan mainan baru untuk anaknya. Orang tua pun pulang kerja dengan kondisi fisik yang lemah sekali karena sangat kelelahan setelah bekerja membanting tulang. Setelah dibelikan mainan baru oleh orang tuanya, anak kecil tersebut bahagia dan kembali ceria bermain bersama teman-temannya. Anak kecil itu tidak peduli sedikitpun melihat orang tuanya terlihat kelelahan sepulang bekerja seharian.

Kondisi seperti itu sering dialami masyarakat di sekitar kita. Banyak anak kecil yang sering meminta berbagai macam sesuatu pada orang tuanya, tidak peduli dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dialami orang tuanya. Bagi orang tua yang mengalami hal seperti itu, sebaiknya anak diberi pengertian, bahwa anak harus belajar memahami kesulitan yang dialami orang tua, anak tidak boleh meminta sesuatu yang terlalu memberatkan orang tua, karena kasihan kepada orang tua. Anak harus menyadari bahwa orang tua pasti menyayangi anaknya, jadi jika orang tua tidak memberikan sesuatu yang diinginkan anak, itu bukan berarti karena orang tua tidak sayang anak. Memberi kebahagiaan tidak harus selalu dengan memberikan sesuatu yang diinginkan anak.

Memberi kebahagiaan yang sesungguhnya adalah dengan cara memberikan kasih sayang yang tulus ikhlas kepada anak. Kasih sayang juga tidak harus selalu diwujudkan dengan memberi segala sesuatu yang diinginkan anak. Jika selalu meemberikan segala sesuatu yang diinginkan anak justru akan membuat anak menjadi manja, sering memaksakan kehendak, tidak sabar, malas berusaha dan serakah. Oleh karena itu diperlukan sikap orang tua yang bijaksana dalam menghadapi anak.

Kecerdasan Anak





Kecerdasan anak tak hanya diukur melalui ukuran IQ anak Setiap anak memiliki kecerdasan yang majemuk, yakni kecerdasan intelektual IQ maupun kecerdasan emosional University Amerika Serikat, ada 9 aspek kecerdasan seorang anak. Istilah yang sering kita dengar adalah multiple intelligences. Apa sajakah kecerdasan yang terdiri dari 9 kriteria  kecerdasan majemuk tersebut?


1. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini ditunjukkan anak mudah sekali mengikuti dan mengingat lagu. Cara melatihnya adalah dengan mendengarkan musik dan bernyanyi. Mengajarkan anak menyanyikan lagu-lagu sederhana sesuai usia mereka. Melakukan pekerjaan dengan bernyanyi, misalnya saat mandi dan bangun pagi.

2.Kecerdasan Intrapersonal
 Berkaitan dengan kemampuan daya tahan, untuk tidak mudah down, gigih berusaha, tidak minder. misalnya ketika  mengikuti perlombaan, tampil depan umum. Cara melatihnya adalah mengajarkan anak untuk terbiasa berada dalam sebuah kelompok dan berinteraksi dengan teman - teman sebayanya.

3.Kecerdasan Interpersonal(sosial)
Adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan anak beradaptasi, bekerjasama, berelasi dengan lingkungan teman sebaya dan orang di sekitarnya. Cara melatihnya adalah dengan memberi kesempatan si kecil sering ditemani untuk bergaul bersama teman - teman sebaya, bermain dan berkomunikasi pada anak- anak seusianya.

4. Kecerdasan Visual Spasial
Adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan memahami pandang ruang. Yakni anak mampu membedakan posisi dan letak serta membayangkan ruang, Di kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang dan samping.
Cara melatihnya adalah setiap melakukan kegiatan yang berhubungan dengan posisi atau ruang hendaknya orang tua selalu sambil menyebutkan, misal : Tolong dong, adik letakkan bukunya di atas meja, atau tolong kakak ambilkan buku yang jatuh di bawah meja. Sebutkan lokasi ruang, ajarkan si kecil melipat, menggunting, membalik dan menggambar.

5. Kecerdasan Natural (alam)
Anak diperkenalkan dengan lingkungan hidup selain manusia , yaitu binatang, tumbuhan dan beraneka suasana alam, misalnya sesekali ajak anak memberi makan pada ikan atau ke kebun binatang, mengunjungi taman flora dan bermain di alam terbuka.

6. KecerdasanKinestetik Tubuh
Anak memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan tubuh misalkan gerakan tubuh saat berdoa,  menggambar, melompat, berlari dan olahraga yang menggerakkan tubuh, menari, senam dan sebagainya. Cara melatihnnya ajak anak untuk latihan mencoret dan menggambar garis, lingkaran, melakukan gerakan senam dan menari.

7. KecerdasanMoral
Yaitu kepekaan anak untuk meresap kepatuhan dalam berperilaku yang baik, misalnya tahu mengucapkan terimakasih, maaf, permisi dan membedakan perbuatan baik dan buruk, bisa menahan diri untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap tata cara kesopanan.  Caranya adalah melatih dalam kelompok bermain dan melakukan peraturan peraturan dalam permainan, ajarkan anak patuh dan memahami aturan sederhana misalnya bermain petak umpet.

8. Kecerdasan verbal Linguistik
Anak dapat berbicara dan menceritakan suatu kejadian yang dilihatnya dengan mudah, terangkai dengan baik dan kronologis kejadian tidak melompat lompat. Cara melatihnya adalah sejak dalam kandungan dan setelah lahir anak sering diajak bercakap cakap, berbicara dengan orangtua, teman sepermainan, menceritakan dongeng dan menyanyikan lagu anak - anak.

9. Kecerdasan Logika matematika
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk memahami persoalan dan memecahkan teori sederhana yang berkaitan dengan angka. Cara melatihnya adalah mengajarkan anak mengelompokkan mainan yang dimiliki, menghitung buah buahan dan membagikan makanan kecil dan menyebutkan jumlah yang diberikan, mengelompokkan benda mainan seperti dadu berwarna, mainan berbentuk buah dan bunga.