Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

ASUHAN NEONATUS PERTOLONGAN PADA ANAK TENGGELAM


        

BAB I
   PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Badan Kesehatan Dunia (WHO), mencatat, tahun 2000 di seluruh dunia ada 400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan Global Burden of Disease (GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air dan bencana lainnya. Ditaksir. selama tahun 2000, 10 persen kematian di seluruh dunia adalah akibat kecelakaan, dan 8 persen akibat tenggelam tidak disengaja (unintentional) yang sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang.
Tenggelam merupakan penyebab yang signifikan dari kecacatan dan kematian. Tenggelam telah didefinisikan sebagai kematian kedua setelah asfiksia dimana terisi dengan cairan, biasanya air, atau dalam 24 jam of submersion. Pada Kongres Dunia Tenggelam tahun 2002, yang diadakan di Belanda, sekelompok ahli menyarankan consensus untuk mendefinisikan tenggelam agar menurunkan kebingungan dari penggunaan dan definisi (>20) merujuk kepada proses ini yang telah timbul dalam literature. Kelompok ini mempercayai bahwa keseragaman definisi akan membuat analisis lebih akurat dan perbandingan studi, dimana para peneliti bisa menggambarkan kesimpulan yang lebih bermakna dari data yang dikumpulkan, dan meningkatkan kemudahan surveillance serta aktivitas pencegahan.
mengingat pada kondisi tenggelam seseorang akan kehilangan pola nafas yang adekuat karena dalam hitungan jam korban tenggelam akan mengalami hipoksemia, yang selanjutnya akan mengalami anoksia susunan syaraf pusat, hingga terjadi kegagalan resusitasi dan jika tidak segera diberikan pertolongan akan menimbulkan kematian dalam 24 jam setelah kejadian.
Dalam hal ini, maka pertolongan kegawatdaruratan dengan pasien tenggelam harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari Pertolongan pertama dalam kegawatdaruratan merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seseorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu dan di tempat yang dibutuhkan.
Pada korban dengan kasus tenggelam pertolongan pertama merupakan tindakan wajib yang harus dilakukan segeraterjadinya kolaps pada alveolus, lobus atas atau unit paru yang lebih besar. Penatalaksanaan tindakan kegawatdaruratan ini tentunya harus dilakukan secara benar dengan tujuan untuk mencegah kondisi korban lebih buruk, mempertahankan hidup serta untuk peningkatan pemulihan.

B.       Rumusan Masalah
1.    Pengertian Tenggelam
2.    Dasar – Dasar Pertolongan Pertama
3.    Etiologi
4.    Manifestasi Klinis
5.    Kondisi Umum dan Faktor Resiko Pada Kejadian Korban Tenggelam
6.    Komplikasi
7.    Klasifikasi Tenggelam
8.    Kegawat Daruratan Tenggelam
9.    Penatalaksanaan Tenggelam


          BAB II
   PEMBAHASAN
A.      Pengertian Drawning ( Tenggelam)
Tenggelam ( Drawning ) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.
Tenggelam menjadi salah satu penyebab kematian yang terbilang cukup sering. Pada hakikatnya kematian yang menimpa korban tenggelam terjadi akibat adanya sumbatan jalan pernafasan serta kekurangan oksigen (hipoksia). Korban tenggelam harus segera di bawa ke permukaan untuk mendapatkan Resusitasi jantung Paru (RJP). RJP yang dilakukan di air memang merupakan tindakan yang berrisiko tinggi bagi kedua belah pihak, korban dan penolong. Akan tetapi jika penolong telah terlatih dan mumpuni, langkah ini masih mungkin jadi pilihan penyelamatan.
Begitu penderita sampai ke darat, Resusitasi jantung Paru dapat cepat dilaksanakan dengan frekuensi lima siklus sebelum penolong meminta bantuan.  Tindakan menyapu mulut dengan jari tak perlu dilaksanakan karena untuk kasus tenggelam, si korban mengalami kekurangan oksigen dan air tidak lagi dianggap sebagai benda asing yang memicu penyumbatan.Tenggelam dapat terjadi di mana-mana, baik itu di laut atau danau, bahkan di lingkungan sekitar seperti kolam renang. Kasus tenggelam sering kali menimpa anak-anak karena banyak orang tua yang terkadang membiarkan anak berenang tanpa pengawasan. Agar dapat terhindar dari tenggelam, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
·       anak yang sedang berenang harus terus dipantau
·       menghindari konsumsi minuman keras sebelum berenang ataupun di dekat kolam renang
·       akses atau pintu masuk menuju kolam renang harus terus di pantau
·       peralatan penyelamat mulai dari pelampung hingga ban penyelamat harus selalu terletak di dekat area renang
·       Jika memiliki kolam renang di rumah, jangan ragu untuk meletakkan telepon di dekat kolam renang. Hal ini bertujuan agar para orang tua tetap dapat menerima telepon tanpa meninggalkan pengawasan pada anak yang sedang berenang. Menghindari posisi meja dan kursi yang berada dekat dengan kolam renang agar anak tidak memanjatnya.
B.       Dasar-dasar Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Pertolongan Pertama pada anak yang tenggelam bisa terjadi dimana saja, baik di sungai, laut ataupun di kolam renang. Bila pernapasan kemasukan air, maka bisa menyebabkan kesulitan bernapas (berhenti bernapas).
Tenggelam adalah penyebab utama kematian terkait cedera di kalangan anak-anak usia 1 sampai 4 – dan penyebab utama kedua kematian pada anak-anak 14 dan di bawah. Anak-anak muda khususnya beresiko karena mereka penasaran, cepat, dan tertarik pada air tetapi belum dapat memahami betapa berbahayanya. Kabar baiknya adalah bahwa beberapa tindakan pencegahan dapat mencegah sebagian besar tenggelam.
Jika anak Anda adalah korban tenggelam pertolongan pertama yang dapat diberikan, yaitu Pertolongan :
1.    Jika anak sulit bernafas atau tidak bernafas, letakkan di tempat yang Pencet lubang hidungnya dan bernafaslah dengan meniup ke dalam mulutnya. Tiuplah dengan hati-hati dan tetap kuat agar dada anak berdetak. Hitung hingga tiga dan tiup lagi hingga anak bernafas.
2.    Jika anak bernafas tetapi tidak sadar, gulingkan badan¬nya agar lidah anak tidak menutup jalan nafas
3.    Jika orang yang tidak bisa berenang melihat anak tenggelam, orang tersebut harus segera melemparkan tali, alat pelampung, atau dahan pohon dan berteriak keras agar orang datang menyelamatkan anak.
4.    Jika anak sulit bernafas atau tidak bernafas, letakkan mendatar. Pencet lubang hidungnya dan bernafaslah dengan meniup ke dalam mulutnya. Tiuplah dengan hati-hati dan tetap kuat agar dada anak berdetak. Hitung hingga tiga dan tiup lagi hingga anak bernafas.
5.    Jika anak bernafas tetapi tidak sadar, gulingkan badan¬nya agar lidah anak tidak menutup jalan
6.    Jika orang yang tidak bisa berenang melihat anak tenggelam, orang tersebut harus segera melemparkan tali, alat pelampung, atau dahan pohon dan berteriak keras agar orang datang menyelamatkan anak.

Proses Pernapasan Buatan :
1.    Baringkan anak dengan kepala ditarik perlahan ke belakang, agar jalan napas terbuka.
2.    Longgarkan seluruh pakaian yang di pakai
3.    Buka mulut anak dengan menekan rahangnya perlahan dengan satu tangan, jaga tangan jangan sampai menekan leher. Kemudian pencet
4.    Tempelkan mulut anda ke mulut anak sama seluruh mulut menutup bibir anak.
5.    Hembuskan napas kuat-kuat ke dalam mulutnya, sampai terlihat gerakan naik turun pada dada. Kalau ini terjadi, Anda telah melakukannya dengan benar.
Cara terhindar dari ancaman tenggelam :
1.    Setiap anak yang sedang berenang
2.    Harus selalu diawasi.
3.    Hindari minum minuman keras sebelum berenang atau dekat kolam
4.    Pintu masuk atau akses ke kolam renang harus selalu dalam
5.    Peralatan penyelamat seperti pelampung atau ban penyelamat harus selalu dekat dengan kolam renang atau area berenang.
6.    Bila punya kolam renang di rumah, letakkan telepon dekat dengan kolam Agar anda bisa mengangkat telepon tanpa meninggalkan pengawasan anak anda saat berenang.
7.    Hindari meletakkan meja dan kursi dekat kolam renang agar anak anda tidak dapat memanjatnya.
8.    Tenggelam pun bisa terjadi pada orang dewasa, jadi pengawasan tetap
9.    Ikutkan salah seorang anggota keluarga anda di dalam pelatihan RJP agar bila dibutuhkan suatu saat ia dapat menolong.
Pada dasarnya semua kondisi darurat harus dapat segera dilakukan tindakan cepat guna melakukan pertolongan. Hal ini membutuhkan suatu pengetahuan bagi orang sekitar tentang teknik P3K.
C.      Etiologi Tenggelam pada Anak
Biasanya kejadian tenggelam terjadi disebabkan beberapa faktor :
1.    Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
2.    Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
3.    Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang

D.      Manifestasi Klinik
1.    Koma
2.    Peningkatan edema paru
3.    Kolaps sirkulasi
4.    Hipoksemia
5.    Asidosis
6.    Timbulnya hiperkapnia

E.       Kondisi Umum dan Faktor Resiko Pada Kejadian Korban Tenggelam
1.    Kurang pengawasan terhadap anak terutama yang berusia 5 tahun ke bawah
2.    Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air
3.    Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yang sangat dalam
4.    Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan membunuh,kekerasan atau permainan di luar batas.


F.       Komplikasi
1.    Ensefalopati Hipoksi
2.    Tenggelam sekunder
3.    Pneumonia aspirasi
4.    Fibrosis interstisial pulmoner
5.    Disritmia ventricular
6.    Gagal Ginjal
7.    Nekrosis pancreas
8.    Infeksi
G.      Klasifikasi Tenggelam
Beberapa klasifikasi tenggelam menurut Levin dalam Arovah (2009)  adalah sebagai berikut :
1.    Berdasarkan Kondisi Paru-Paru Korban
a.    Typical Drawning :Keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban saat korban tenggelam.
b.    Atypical Drawning
·      Dry Drowning
Keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
·      Immersion
Sering terjadi pada korban yang menderita epilepsy atau penyakit jantung khususnya coronary atheroma, hipertensi atau peminum yang mengalami Syndrom
Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam air dingin ( suhu < 20°C ) yang menyebabkan terpicunya reflex vagal yang menyebabkan apneu, bradikardia, dan vasokonstriksi dari pembuluh darah kapiler dan menyebabkan terhentinya aliran darah koroner dan sirkulasi serebral.
·      Submersion of the Unconscious
trauma kepala saat masuk ke air .
·      Delayed Dead
Keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih dari 24 jam setelah diselamatkan dari suatu episode tenggelam.

2.    Berdasarkan Kondisi Kejadian
a.    Tenggelam (Drowning)
Suatu keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam jumlah yang banyak sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan dan saluran nafas atas tepatnya bagian epiglotis akan mengalami spasme yang mengakibatkan saluran nafas menjadi tertutup serta
hanya dapat dilalui oleh udara yang sangat sedikit.
b.      Hampir Tenggelam (Near Drowning)
Suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan membatukkan air keluar.
H.    Kegawatdaruratan Pada Korban Tenggelam
1.      Perubahan Pada Paru-Paru
Aspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban tenggelam dan 80 – 90% pada korban hamper tenggelam. Jumlah dan komposisi aspirat dapat mempengaruhi perjalanan klinis penderita,  isi lambung, organism pathogen, bahan kimia toksisk dan bahan asing lain dapat member cedera pada paru dan atau menimbulkan obstruksi jalan nafas.
2.      Perubahan Pada Kardiovaskuler
Pada korban hampir tenggelam kadang-kadang menunjukkan bradikardi berat. Bradikardi dapat timbul karena refleks fisiologis saat berenang di air dingin atau karena hipoksia. Perubahan pada fungsi kardiovaskuler yang terjadi pada hampir tenggelam sebagian besar akibat perubahan tekanan parsial oksigen arterial (PaO2) dan gangguan keseimbangan asam-basa.
3.      Perubahan Pada Susunan Saraf Pusat
Iskemia terjadi akibat tenggelam dapat mempengaruhi semua organ tetapi penyebab kesakitan dan kematian terutama terjadi karena iskemi otak. Iskemi otak dapat berlanjut akibat hipotensi, hipoksia, reperfusi dan peningkatan tekanan intra kranial akibat edema serebral.Kesadaran korban yang tenggelam dapat mengalami penurunan. Biasanya penurunan kesadaran terjadi 2 – 3 menit setelah apnoe dan hipoksia. Kerusakan otak irreversibel mulai terjadi 4 – 10 menit setelah anoksia dan fungsi normotermik otak tidak akan kembali setelah 8 – 10 menit anoksia. Penderita yang tetap koma selama selang waktu tertentu tapi kemudian bangun dalam
4.      Perubahan Pada Ginjal
Fungsi ginjal penderita tenggelam yang telah  mendapat resusitasi biasanya tidak menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi albuminuria, hemoglobonuria, oliguria dan anuria. Kerusakan ginjal progresif akan mengakibatkan tubular nekrosis akut akibat terjadinya hipoksia berat, asidosis laktat dan perubahan aliran darah ke ginjal.
5.      Perubahan Cairan dan Elektrolit
Pada korban tenggelam tidak mengaspirasi sebagian besar cairan tetapi selalu menelan banyak cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru, cairan intravena yang diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan perubahan keadaan cairan dan elektrolit. Aspirasi air laut dapat menimbulkan perubahan elektrolit dan  perubahancairan karena tingginya kadar Na dan Osmolaritasnya. Hipernatremia dan hipovolemia dapat terjadi setelah aspirasi air laut yang banyak. Sedangkan aspirasi air tawar yang banyak dapat mengakibatkan hipervolemia dan hipernatremia. Hiperkalemia dapat terjadi karena kerusakan jaringan akibat hipoksia yang luas.
I.    Penatalaksanaan Korban Tenggelam

Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

1. Bantuan Hidup Dasar
Penanganan ABC merupakan hal utama yang harus dilakukan, dengan fokus utama pada perbaikan jalan napas dan oksigenasi buatan, terutama pada korban yang mengalami penurunan kesadaran. Bantuan hidup dasar pada korban tenggelam dapat dilakukan pada saat korban masih berada di dalam air. Prinsip utama dari setiap penyelamatan adalah mengamankan diri penyelamat lalu korban, karena itu, sebisa mungkin penyelamat tidak perlu terjun ke dalam air untuk menyelamatkan korban. Namun, jika tidak bisa, penyelamat harus terjun dengan alat bantu apung, seperti ban penyelamat, untuk membawa korban ke daratan sambil melakukan penyelamatan. Cedera servikal biasanya jarang pada korban tenggelam, namun imobilisasi servikal perlu dipertimbangkan pada korban dengan luka yang berat.

2. Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga langkah, yaitu:
·         Look, yaitu melihat adanya pergerakan dada
·         Listen, yaitu mendengarkan suara napas
·         Feel, yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas
Penanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapas dengan normal setelah pembersihan jalan napas yaitu kompresi dada lalu pemberian napas buatan dengan rasio 30:2. Terdapat tiga cara pemberian napas buatan, yaitu mouth to mouth, mouth to nose, mouth to mask, dan mouth to neck stoma.
Penanganan utama untuk korban tenggelam pemberian napas bantuan untuk mengurangi hipoksemia. Pemberian napas buatan inisial yaitu sebanyak 5 kali. Melakukan pernapasan buatan dari mulut ke hidung lebih disarankan karena sulit untuk menutup hidung korban pada pemberian napas mulut ke mulut. Pemberian napas buatan dilanjutkan hingga 10 – 15 kali selama sekitar 1 menit. Jika korban tidak sadar dan tenggelam selama <5 menit, pernapasan buatan dilanjutkan sambil menarik korban ke daratan. Namun, bila korban tenggelam lebih dari 5 menit, pemberian napas buatan dilanjutkan selama 1 menit, kemudian bawa korban langsung ke daratan tanpa diberikan napas buatan.
Kompresi dada diindikasikan pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapas dengan normal, karena kebanyakan korban tenggelam mengalami henti jantung akibat dari hipoksia. Pemberian kompresi ini dilakukan di atas tempat yang datar dan rata dengan rasio 30:2. Namun, pemberian kompresi intrinsik untuk mengeluarkan cairan tidak disarankan, karena tidak terbukti dapat mengeluarkan cairan dan dapat berisiko muntah dan aspirasi.
Selama proses pemberian napas, regurgitasi dapat terjadi, baik regurgitasi air dari paru maupun isi lambung. Hal ini normal terjadi, namun jangan sampai menghalangi tindakan ventilasi buatan. Korban dapat dimiringkan dan cairan regurgitasinya dikeluarkan.
3. Bantuan hidup lanjut
Bantuan hidup lanjut pada korban tenggelam yaitu pemberian oksigen dengan tekanan lebih tinggi, yang dapat dilakukan dengan BVM (Bag Valve Mask) atau tabung oksigen.1 Oksigen yang diberikan memiliki saturasi 100%. Jika setelah pemberian oksigen ini, keadaan korban belum membaik, dapat dilakukan intubasi trakeal.



      Contoh Cara RJP pada Anak


     BAB III
   PENUTUP
A.      KESIMPULAN

Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masalah pernapasan dan kardiovaskuler yang penanganannya memerlukan penyokong kehidupan jantung dasar dengan menunjang respirasi dan sirkulasi korban dari luar melalui resusitasi, dan mencegah insufisiensi.
Korban dikatakan hampir tenggelam apabila korban dapat bertahan hidup dalam 24 jam pertama. Apabila tidak dilakukan penanganan segera maka sebagian besar pasien mengalami kerusakan organ yang multipel dimana otak merupakan organ yang sangat peka dalam hal ini. Patofisiologi korban hampir tenggelam sangat tergantung kepada jumlah dan sifat cairan yang terhisap serta lamanya hipoksemia terjadi. Oleh sebab itu, tindakan di luar rumah sakit atau di tempat kejadian tenggelam menentukan hasil tindakan di rumah sakit dan prognosa selanjutnya.
Untuk pengelolaan, korban hampir tenggelam dikategorikan berdasarkan status neurologis. Kategori A dan B biasanya membutuhkan perawatan medis supportif sedangkan penderita yang termasuk dalam kategori C membutuhkan tindakan untuk mempertahankan kehidupan dan perawatan intensif. Juga harus dicari dan ditangani trauma yang timbul, seperti masalah kejang.


          DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. Penanganan Kegawatdaruratan Tenggelam. (online), available : http://www.medicinesia.com/harian/penanganan-kegawatdaruratan-tenggelam/ (diakses 20 september 2011)

Fitriasari, Nur Dian. 2011. Kegawatdaruratan Pada Korban Tenggelam. (online), available : http://sanchakadheeyansamarathungga.blogspot.com/2011/01/kegawat-daruratan-pada-korban-tenggelam.html (diakses tanggal 20 september 2011)

Perwira, Satria. 2008. Drowning (Tenggelam). (online),available. http://satriaperwira.wordpress.com/2008/06/03/drowning-tenggelam (diakses tanggal 20 september 2011)

Rijal, Syamsu. 2001. Near Drowning (Hampir Tenggelam). (online),available : http://www.tempo.co.id/medika/arsip/062001/pus-2.htm (diakses tanggal 20 september 2011)

Ayo Belajar Mewarnai

                               Lomba Mewarnai Tingkat TK
                            
       Pada saat lomba sebaiknya anak-anak datang lebih awal.


             Biasakan anak tetap fokus pada saat mewarnai gambar.
                                 

                                    Hasilnya...............?????
Juara I Lomba Mewarnai

 Foto Bersama Para Juara

Mewarnai adalah sebuah keterampilan yang banyak di sukai oleh anak- anak. Oleh karena itu Cara mengajar anak mewarnai perlu bunda ketahui agar kita lebih mudah saat mengajarkan anak untuk mewarnai suatu gambar. Bunda pada masa kanak-kanak biasanya mereka sangat suka sekali mencoret-coret dinding atau apa saja jika mereka menemukan pensil atau crayon, nah bunda daripada mereka mencoret-coret dinding rumah lebih baik bunda fasilitasi mereka dengan buku gambar dan alat-alat untuk mengambar serta mewarnai. Bunda pada tahap awal ajarkan anak kita untuk mewarnai terlebih dahulu sebelum kita mengajarkannya menggambar atau bunda bisa sekaligus mengajar mewarnai dan mengambar secara bersamaan tetapi biasanya hal ini agak sedikit repot. Bunda untuk hasil yang lebih baik bunda bisa fokus belajar mewarnai terlebih dahulu, kemudian baru tahap selanjutnya, mengajarkan anak cara menggambar. Strategi berikut adalah strategi teknis yang bisa diterapkan untuk anak-anak sepertinya disertai dengan kedisiplinan dan ketekunan dalam penerapannya. Mudah-mudahan interior metode ini anak-anak akan mampu menimbulkan sebuah karya kompetensi yang memiliki nilai kian dari hasil karya seni anak-anak yang lain. Strategi ini dapat digunakan baik anak yang memang memiliki bakat kecil ataupun anak-anak biasa yang memang mempunyai ketekunan dan antusiasme untuk belajar seni.

 Tahapan strategi yang digunakan yaitu sebagai berikut:
  1.  Time Limitation, membiasakan anak-anak buat menyelesaikan perolehan karya gambarnya interior waktu 1- 1, 5 jam. Sebab pada umumnya lomba menggambar, mewarnai ataupun melukis memberikan tenggang waktu penyelesaian dalam 1- 1, 5 jam tersebut. Dengan memahirkan penggunaan timing anak-anak sudah memiliki criteria pertama berupa kecergasan penyelesaian gambar.
  2. .A3 Paper Works, misalkan pada kelas-kelas ilustrasi biasa menggunakan kertas A4,, maka untuk membiasakan anak supaya terbiasa menggambar maupun mewarnai bidang ilustrasi yang luas gunakanlah kertas gambar A3. Lomba mewarnai maupun menggambar lebih banyak menggunakan kertas gambar secara ukuran A3. Dengan membiasakan anak-anak menggambar dengan kertas utama A3 mereka tak akan merasa canggung tengah untuk mewarnai atau menggambar pada bidang gambar yang luas.
  3. Full Color Result, Biasakan anak-anak untuk dilatih dan dididik mewarnai semua area gambar. Jangan abaikan satupun area rang yang tanpa rona. Keindahan dan kinerja akhir gambar dengan sangat dipengaruhi per bidang gambar secara berwarna. Hasil akan terlihat sangat bagus meskipun tanpa mempergunakan pewarnaan dengan trik gradasi atau teladan lainnya. 
  4. Gradasi Color, Teknik diterapkan sehabis anak-anak menguasai ketiga teknik diatas. Inti dari gradasi merupakan mengasah kemampuan keturunan dalam memberikan warna dari gelap di terang, tebal ke tipis. Pewarnaan tersebut akan semakin memperindah hasil akhir dari gambar atau pengecatan. 
  5. Punching/Pushing Color,  digunakan pada kala menggunakan media crayon. atau juga bisa menggunakan tehnik dengan kuas dengan cara menyapukan pada gambar yang sudah diwarnai. 
  6. Jika langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan putra-putri bunda belum bisa jadi juara jangan putus asa ya bunda untuk selalu memberi semangat dan belajar-belajar lagi..........terima kasih semoga bermanfaat