Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

makalah hiperemesis gravidarum

          


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

Tujuan khusus :
1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum
9. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum

C.     Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa
     Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
2. Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga menambah wawasan.
3. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi (Mochtar,1998)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)
Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)


B.     ETIOLOGI

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti
Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan :
1.      Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda  hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2.      Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3.      Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien

C.    PATOFISIOLOGI
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati

D.    DIAGNOSA
1.      Anamnesa                            : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus
2.       Pemeriksaan fisik                : KU = lemah
a.    Kesadaran= apatis sampai koma
b.    Nadi >100 x/menit
c.    Tekanan darah menurun
d.   Suhu meningkat
3.      Pemeriksaan penunjang :      Kadar Na dan Cl turun

E.     KLASIFIKASI
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
   1) Dehidrasi : turgor kulit turun
   2) Nafsu makan berkurang
   3) Berat badan turun
   4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
   1) Turgor kulit makin turun
   2) Lidah kering dan kotor
   3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
   1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
   2) Nadi kecil karena volume darah turun
   3) Suhu badan meningkat
   4) Tekanan darah turun
c. Liver
   Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
   Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
   1) Oliguria
   2) Anuria
   3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa                          lambung pada sindrom mallory weiss.

3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
   1) Nistagmus
   2) Diplopia
   3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
   Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
   1) Ikterus semakin berat
   2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
   Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

F.     PENCEGAHAN
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :
1.      Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2.      Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3.      Hindari makanan berminyak dan berbau
4.      Defekasi teratur

G.    PENATALAKSANAAN
1.      Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida
2.      Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3.      Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4.        Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5.      Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6.     Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C,   karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.                             Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.                  Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
H.    PROGNOSIS
            Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
I.       KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
a.         Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.
b.        Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari uraian makalah ini dapat ditarik kesimpulan:

1.      Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)

2.      Diagnosa
a. Anamnesa                             : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus
b. Pemeriksaan fisik                : KU = lemah
  Kesadaran= apatis sampai koma
  Nadi >100 x/menit
  Tekanan darah menurun
  Suhu meningkat
c. Pemeriksaan penunjang :     Kadar Na dan Cl turun

3.      Penatalaksanaan
Obat-obatan, Isolasi, Terapi psikologik, Cairan parenteral, Penghentian kehamilan, Diet.

B.     SARAN
Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.



DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001
Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998

Makalah Gizi Pada Ibu Hamil



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Kristiyanasari, 2010).
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan janin (Ariga, 2012).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Zhulaida, 2008).
Jika ibu hamil tidak mendapat gizi yang cukup selama hamil, maka bayi yang dikandungnya akan kekurangan gizi. Meski sudah cukup bulan, bayi tersebut lahirnya BBLR (berat bayi lahir rendah). Saat menyusui juga akan kekurangan ASI. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 gram/kg. Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta, untuk ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk diri dan janinnya.
Seorang wanita yang saat mulai hamil berat badannya tergolong normal, memasuki trimester kedua ia akan membutuhkan tambahan kalori 350 kkal per hari. Jumlah energi yang dibutuhkan memasuki trimester ketiga akan semakin meningkat, yaitu sekitar 450 kkal per hari (National Academy of Sciences, 2004).
Menurut Pudjiadi (2005) selama kehamilan, ibu akan mengalami penambahan berat badan sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Ibu hamil yang memiliki berat badan normal kemungkinan tidak memiliki masalah dalam konsumsi makan setiap hari, namun penambahan berat badannya harus tetap dipantau agar selama hamil tidak memiliki komplikasi.
Selain melihat penambahan berat badan selama hamil, status gizi ibu hamil dapat juga dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan kadar Hemaglobin (Hb) dalam darah. Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu hamil dengan ukuran LILA dibawah ini menunjukan adanya kekurangan energi yang kronis (Miyata dan Proverawati, 2010).
Janin yang terganggu pertumbuhannya tidak saja dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pertumbuhan setelah bayi lahir, tetapi juga hingga ia dewasa. Selain itu juga berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar. Lebih jauh lagi studi ini menemukan bahwa janin yang terganggu pertumbuhannya bisa membawa pengaruh pada kualitas keturunan selanjutnya, terutama risiko berat badan lahir rendah (Victoria, 2008).
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, selain itu juga akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian bawah, pertumbuhan yang terhambat, cacat bawaan, bayi lahir mati, anemia pada bayi, asfiksian intra partum, dan kematian neonatal (Kristiyanasari, 2010).
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi besar yang sehat dari pada dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi dewasa ini walaupun berkembang sanagat pesat masalah gizi yang timbul sangat kompleks, sehingga masalah ini sangat memprihatikan dimana tingkat kematian ibu maternal masih sangat tinggi. Pada umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat kita masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi nutrisi yang baik ditunjang lagi oleh pendidikan yang rendah, umur, pekerjaan, pengalaman, paritas, budaya, status sosial ekonomi yang berdampak pada ibu hamil terhadap kebutuhan gizi masa kehamilan masih sangat rendah (Syaifudin, 2008).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Ibu Hamil
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triplet/kembar tiga).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (awal kehamilan) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0 (Wikipedia, 2011).
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai trimester, yaitu:
1.      Trimester I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk tinggi.
2.      Trimester II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27
3.      Trimester III : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran

2.1.1 Trimester I
Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan seperti merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu sudah seharusnya dihentikan pada masa ini. Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3 minggu setelah konsepsi. Namun ketiadaan menstruasi (amenore) ini bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk memastikan perlu dilakukan tes urin sehingga dokter dapat menaksir perkiraan hari persalinan dihitung semenjak hari pertama siklus menstruasi terakhir.
Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda awal lainnya yang juga perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau biasa disebut morning sickness, perubahan selera makan, perubahan pada payudara, dan kelelahan.
2.1.2 Trimester II
Trimester II (14-27 minggu) pada masa ini energi dibutuhkan untuk penambahan darah, perkembangan uterus, pertumbuhan massa mamae / payudara (memproduksi air susu ibu / ASI), dan penimbunan lemak (Ariga, dkk 2011).
2.1.3 Trimester III
Pada masa ini dibutuhkan energi untuk pertumbuhan janin, plasenta serta cairan amnion. Dan penambahan berat badan ibu juga harus dipantau agar tidak mengalami obesitas, untuk menghindari penyulit yang mungkin terjadi pada masa persalinan, dengan mengkonsumsi gizi yang seimbang (Sulistyoningsih, 2011).

 2.2 Defenisi Gizi
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Sunita, 2006).
Gizi adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuha hidupnya (Path, 2005).
2.2.1 Manfaat Gizi

1.      Sebagai zat tenaga
Gizi menghasilkan tenaga atau energi, sumber : karbohidrat, lemak dan protein
2.      Sebagai zat pembangun
Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ serta menggantikan jaringan yang rusak, sumber protein.
3.      Sebagai zat pengatur
Untuk mengatur metabolisme tubuh, sumber vitamin, mineral dan air (Djaeni, 2006).

2.2.2 Jenis-jenis Gizi
a. Karbohidrat dan Lemak
Sebagai zat pengatur tenaga untuk menghasilkan kalori. Makanan yang kaya karbohidrat merupakan bahan bakar otak yang amat penting agar otak dapat berfungsi secara optimal. Ini semua bisa didapatkan dari berbagai jenis kacang-kacangan, kentang, buah-buahan, seperti pisang, serta sayur-sayuran misalnya daun ubi jalar.
b. Protein
Ibu hamil memerlukan konsumsi protein lebih banyak dari biasanya. Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2004, selama hamil ibu memerlukan tambahan protein sebesar 17 gram per hari. Pemenuhan protein bersumber hewani lebih besar dari pada kebutuhan protein nabati, sehingga ikan, telur, daging, susu perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan tahu, tempe dan kacang.
c. Vitamin
Vitamin mempunyai peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein melalui ko-enzim sebagai katalisator. Dengan demikian vitamin mempunyai peranan penting dalam penyediaan energi untuk pertumbuhan.
d. Asam Folat
Kebutuhan asam folat selama hamil menjadi dua kali lipat. Asam folat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel muda, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, dan metabolisme energi. Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan BBLR.

e. Zat Besi
Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat hingga 200-300%. Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan plasenta dan 450 mg untuk pembentukan sel darah merah.
f. Yodium
Kekurangan yodium pada ibu hamil akan mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kekurangan yodium juga dapat mengakibatkan bayi lahir mati, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan perinatal. Kebutuhan yodium dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi garam beryodium serta konsumsi bahan makanan yang bersumber dari laut.
g. Kalsium
Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2004, konsumsi kalsium yang dianjurkan bagi ibu hamil adalah sebanyak 950 mg per hari. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya. Selain untuk tulang, kalsium juga dibutuhkan untuk mencegah preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kejang pada ibu, prematuritas, bahkan kematian.
h. Magnesium
Magnesium terdapat pada berbagai jenis bahan makanan terutama serelia dan sayur mayur hijau, dan dapat mencegah terjadinya osteoporosis.
i.Seng
Seng merupakan bagian dari banyak metaloenzim dan sebagai ko-enzim pada berbagai sistem enzim. Sumber utama seng berasal dari hewani, seperti daging, ikan, kerang, ayam, telur. Hasil studi menunjukan bahwa rendahnya kadar seng pada ibu hamil dapat menyebabkan persalinan yang abnormal dan BBLR.

2.3 Gizi yang Diperlukan Ibu Hamil
Saat hamil seorang calon ibu membutuhkan gizi untuk dirinya sendiri dan janin dalam kandungannya. Oleh karena itu tentu perlu makan yang lebih banyak dan makan makanan yang bergizi. Tidak ada pantangan bagi ibu hamil. Makanlah makanan yang bervariasi agar terpenuhi segala kebutuhan akan zat gizi dari karbohidrat, lemak, protein, berbagai vitamin dan mineral.
Oleh sebab itu wanita hamil menunjukkan kenaikan berat badan yang cukup banyak, baik bagi komponen janin maupun bagi dirinya sendiri, maka sangat dianjurkan untuk dapat mengkonsumsi makanan tambahan seperti energi, protein, dan berbagai vitamin dan mineral.
a.       Energi
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya sampai 12,5 kg, tergantung dari berat badan sebelum hamil. Rata-rata ibu hamil memerlukan tambahan 300 kkal/hari.
b.      Protein
Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias yang membangun jaringan tubuh janin ibu hamil memerlukan asupan protein 60 gr per hari, yang berasal dari daging, ikan, susu, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.


c.       Vitamin dan mineral
Berfungsi sebagai membantu pertumbuhan kulit, tulang, gigi, dan pembentukan jaringan tubuh janin, sumbernya berasal dari sayuran, buah-buahan dan susu.
d.      Asam folat
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD (Nueral Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Sangat disarankan untuk dikonsumsi ibu hamil karena pembentukan susunan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan. Sumbernya antara lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk, strowberi, dan bayam.
e.       Zat besi
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat menurunkan kemampuan kerja organ tubuh. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan janin. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain daging, hati, telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
f.       Kalsium
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan. Pada masa ini lah proses pembentukan tulang dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari. Ada banyak sumber kalsium diantaranya telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sarden, sayuran bewarna hijau, kacang-kacangan, dan wijen.

2.4 Pedoman Makan Bagi Ibu Hamil
Agar ibu hamil dan janin tetap mendapat asupan gizi, berikut beberapa saran yang biasa dilakukan :
a.       Jangan biarkan perut kosong, usahakan makan dalam porsi kecil tapi sering.
b.      Pilih makanan yang hangat-hangat karena bisa membuat lambung yang terasa pedih seperti terelaksasi.
c.       Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, makanlah biscuit dengan teh hangat, tapi tetap coba untuk sarapan.
d.      Bila ibu merasa sering kembung, hindari makanan yang dapat memicu kembung.
e.       Batasi mengkonsumsi masakan bersantan, ketan, nangka, sayur asem, buah-buahan yang asam atau yang dapat mengiritasi lambung.
f.       Perbanyak minum, sedikitnya 10-12 gelas per hari.
g.      Hindari kafein, alkohol, dan ikan mentah.
h.      Umumnya ibu hamil butuh darah lebih banyak, untuk itu makanlah makanan yang mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, tahu, tempe, kacang-kacangan, telur, ikan dan daging.
i.        Penting pula bagi ibu hamil untuk makan buah-buahan segar, bagus untuk menyuplai vitamin (Syaifudin, 2009).




2.5 Akibat Ibu Hamil yang Kekurangan Gizi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1.      Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2.      Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3.      Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

2.6 Pengetahuan
2.6.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tau dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” atau apakah sesuatu itu, dan menjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari proses penglihatan.
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia, pengetahuan selalu berubah untuk memahami gejala-gejala alam kemasyarakatan. Manusia pada dasarnya selalu ingin mengetahui kebenaran tentang sesuatu. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini sejak dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
2.6.2 Sifat- Sifat Pengetahaun
Pada dasarnya, pengetahuan sama dengan ilmu, maka pengetahuan juga memiliki objek. Pengetahuan harus sesuai denagn objek agar benar. Tujuan dari pengetahuan adalah mencari kebenaran.
Sementara Notoatmodjo (2010) juga membagi cakupan dalam domain pengetahuan atau kognitif ini atas 6 (enam) tingkatan sebagai berikut :
1.      Tahu (know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu aspek yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2.      Memahami (comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah pahami terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3.      Aplikasi (application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4.      Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5.      Sintesis (synthesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6.      Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian. Penilaian itu berdasarkan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Riset Gizi Ibu Hamil, http//senonipuskesmas.com [diakses
Pada hari senin 9 April 2012].

Agria dkk. 2011. Gizi Reproduksi. Jogjakarta: Fitramaya

Ali, Syaifudin, 2009. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan Dan
Perawatan Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media.

Alfitramadya. 2008. Gizi Kehamilan, http//blogspot.com [diakses pada
hari selasa 23 April 2012].

Anton, Yohanes. 2011. It’s Easy Olah Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Skripta Media Creative.

Ariga dan Reni Asmara. 2011. Gizi Masa Kehamilan, http//ariga.blogspot
.com [diakses pada hari selasa 23 April 2012].

Arikunto, Suharsimin. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Buku Panduan Penulisan KTI. 2012. Medan: Stikes Helvetia Medan.

Djaeni, Achmad. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat

Eva. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media

Jurnal Penelitian Stikes Helvetia Medan. 2011. Medan: stikes Helvetia Medan.

Miyata dan Proverawati. 2010. Gizi Kehamilan, www.blogspot. Com [diakses pada hari selasa 23 April 2012].

Muhammad, Iman. 2011. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Bidang Kesehatan. Bandung: Mulya Sarana.

Ngambut, Korolus. 2011. Pengantar Biostatistik (Aplikasi Penggunaan
SPSS). Jogjakarta: Gosyen Publishing.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.

--------. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Path. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jogjakarta: Mediakom.

Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.
Jogjakarta: Graha Ilmu.

Sunita, Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Victoria. 2008. Nutrisi Tepat Untuk Kehamilan Sehat. Nutrisia

Wikipedia. 2011. Gizi Ibu Hamil. Id.wikipedia.org [diakses pada hari
Sabtu 20 April 2012].