Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

METABOLISME KARBOHIDRAT, LIPID DAN PROTEIN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Makhluk hidup pasti melakukan metabolisme dalam hidupnya. Siklus metabolisme ini terdiri atas pembentukan ataupun penguraian. Pembentukan senyawa yang sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks dengan menggunakan energi disebut sebagai anabolisme, sedangkan mtabolisme yang merombak zat simpan (karbohidrat) dan menghasilkan energi untuk melakukan aktifitas disebut dengan katabolisme. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia dimana terjadi proses pembentukan zat makanan atau energi simpanan yaitu glukosa yang dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Sedangkan respirasi adalah bagian tak terpisahkan dalam siklus metabolisme makhluk hidup. Respirasi merupakan suatu proses dimana energi yang disimpan dalam bentuk karbohidrat, lemak dan protein diubah menjadi energi ATP untuk dapat melakukan kegiatan misalkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang bersangkutan. Bila fotosintesis dan respirasi terganggu maka itu artinya seluruh siklus metabolisme tidak akan terjadi dengan baik. Apabila respirasi tidak berlangsung maka tidak akan terjadi pertumbuhan, selain itu energi juga tidak dihasilkan untuk dapat mengadakan pembentukan zat simpan misalkan pada fotosintesis. Mengingat pada pentingnya peran keduanya berkaitan dengan metabolisme pada tanaman budidaya, maka kita harus terus mengembangkan pembahasan terkait fotosintesis dan respirasi. Dengan harapan akan ditemukan cara untuk meningkatkan efisiensi dari metabolisme sehingga dengan substrat yang sedikit dapat menghasilkan energi yang maksimal dan mendukung pertumbuhan tanaman budidaya dengan baik.
 1.2.            Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
    1. Mengetahui pengertian dan definisi energi,proses pembentukan dan penguraian energi dan contoh reaksi yang menghasilkan energy.
    2. Peranan Karbohidrat, Lemak dan Protein dalam metabolism
    3. Memenuhi tugas mata kuliah biologi dasar (Biokimia)
1.3.         Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah pengertian dan definisi metabolism, peranan Karbohidrat, Lemak dan Protein dalam metabolime tubuh.
 BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            Fungsi Glukosa
 Merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia dan bahan bakar universal bagi janin. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen untuk simpanan, ribose untuk membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, bergabung dengan lipid atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan.
a.       Jalur-jalur metabolisme karbohidrat
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu : glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.

2.2.            PROSES METABOLISME KARBOHIDRAT
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1.   Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
2.   Lintasan katabolik (pemecahan).
3.   Lintasan amfibolik (persimpangan)

2.3.            TAHAP METABOLISME KARBOHIDRAT
Glikolisis
Glikolisis adalah katabolisme glukosa yang berlangsung di dalam sitosol semua sel, menjadi:
1.   asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2.   asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P= 12P.
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
1.         Glikolisis                                        :  8P
2.         Oksidasi piruvat (2 x 3P)               :  6P
3.         Siklus Kreb’s (2 x 12P)                  : 24P
Jumlah                                                    : 38P

Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.

Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.        

2.4.        Peran Protein dalam Metabolisme

Protein diperlukan oleh setiap sel hidup dalam badan. Selain air, protein membentuk bahagian terbesar berat badan kita. Dalam tubuh manusia, protein membentuk otot, ligamen, tendon, organ, kelenjar, kuku, rambut dan tulang. Enzim dan hormon yang menjadi pemangkin dan mengawal selia semua proses badan adalah protein. Protein membantu untuk mengawal keseimbangan air dalam tubuh dan mengekalkan pH dalaman yang sepatutnya.
2.5.     MACAM PROTEIN
·         Peptide: 2 – 10 asam amino
·         Polipeptide: 10 – 100 asam amino
·         Protein: > 100 asam amino
·         Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide
·         Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein
·         Lipoprotein: gabungan lipid dan protein
2.6.      PEMECAHAN PROTEIN
1.  Transaminasi:
·         Alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
2.  Diaminasi:
·         Asam amino + NAD+ → asam keto + NH3.
·         NH3 → merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal → harus diubah dahulu jadi urea (di hati) → agar dapat dibuang oleh ginjal
EKSKRESI NH3.
·         NH3 → tidak dapat diekskresi oleh ginjal.
·         NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati.
·         Jika hati ada kelainan (sakit) → proses perubahan NH3 → urea terganggu → penumpukan NH3 dalam darah → uremia.
·         NH3 bersifat racun → meracuni otak → coma.
·         Karena hati yang rusak → disebut Koma hepatikum

PEMECAHAN PROTEIN
·         Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs.
·         Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A, fumarat, oksaloasetat, sitrat.
2.7.               METABOLISME LEMAK      Ada 3 fase:
1.      β oksidasi
2.      Siklus Kreb
3.      Fosforilasi Oksidatif
SIKLUS KREBS
·         Proses perubahan asetil ko-A → H + CO2
·         Proses ini terjadi didalam mitokondria.
·         Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat → proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis.
·         Oksaloasetat berasal dari asam piruvat.
·         Jika asupan nutrisi kekurangan KH → kurang as. Piruvat → kurang oxaloasetat
KETOSIS
·         Degradasi asam lemak → Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati hanya mengunakan sedikit asetil KoA → akibatnya sisa asetil KoA berkondensasi membentuk Asam Asetoasetat.
·         Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah menjadi: Asam β hidroksibutirat dan Aseton.
·         Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam β hidroksibutirat dan aseton) disebut BADAN KETON.
·         Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut: ketosis.
·         Ketosis terjadi saat tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan makannya → kekurangan oksaloasetat.
·         Jika Oksaloasetat menurun → maka terjadi penumpukan Asetil KoA didalam aliran darah → jadi badan keton → keadaan ini disebut KETOSIS.
·         Badan keton merupakan racun bagi otak → mengakibatkan Coma, karena sering terjadi pada penderita DM → disebut Koma Diabetikum.
·         Ketosis terjadi pada keadaan :
-        Kelaparan
-        Diabetes Melitus
-        Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat

·         Lemak biologis yang terpenting: lemak netral (trigliserida), fosfolipid, steroid.
·         Asam lemak :
1.      Asam palmitat: CH3(CH2)14-COOH
2.      Asam stearat: CH3(CH2)16-COOH
3.      Asam oleat: CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
·         Trigliserida: ester gliserol + 3 asam lemak.
·         Fosfolipid: ester gliserol + 2 asam lemak + fosfat.
·         Steroid: kolesterol dan turunanya (hormon steroid, asam lemak dan vitamin)

2.8.      ABSORPSI LEMAK
·         Lemak diet diserap dalam bentuk: kilomikron → diabsorpsi usus halus masuk ke limfe (ductus torasikus) → masuk darah.
·         Kilomikron dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak (adiposa) dan hati.
·         Proses penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (dalam membran sel) → asam lemak dan gliserol.
·         Didalam sel asam lemak disintesis kembali jadi trigliserida (simpanan lemak)

MACAM LEMAK PLASMA
·         Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) → ada dalam plasma darah dan terikat dengan albumin.
·         Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid → dalam plasma berbentuk lipoprotein. Macam-macam lipoprotein, yaitu :
1.      Kilomikro
2.      VLDL: very low density lipoprotein
3.      IDL: intermediate density lipoprotein
4.      LDL: low density lipoprotein
5.      HDL: high density lipoprotein

ASAM LEMAK BEBAS     PENGGUNAAN FFA SEBAGAI ENERGI
·         FFA dalam plasma dibawa ke mitokondria dengan carrier Karnitin.
·         FFA dalam sel dipecah menjadi asetil koenzim-A dengan beta oksidasi.
·         Asetil koenzim-A hasil beta oksidasi → masuk siklus Krebs untuk diubah menjadi H dan CO2

RANTAI RESPIRASI
·         H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH.
·         H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c →sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + Energi.
·         Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi.
·         Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase.
Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O + Energi

FOSFORILASI OKSIDATIF
·         Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP.
·         Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi.
·         Fosforilasi oksidatif → proses merubah ADP → ATP (dengan menngunakan energi hasil reaksi H2 + O2 → H2O + E)

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI KARBOHIDRAT
·         Bila KH dalam asupan lebih banyak dari yang dibutuhkan → KH diubah jadi glikogen dan kelebihanya diubah jadi trigliserida → disimpan dalam jaringan adipose.
·         Tempat sintesis di hati, kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan disimpan di jaringan adiposa sampai siap digunakan tubuh

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI PROTEIN
·         Banyak asam amino dapat diubah menjadi asetil koenzim-A.
·         Dari asetil koenzim-A dapat diubah menjadi trigliserida.
·         Jadi saat asupan protein berlebih, kelebihan asam amino disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adipose

PENGATURAN HORMON ATAS PENGGUNAAN LEMAK
·         Penggunaan lemak tubuh terjadi pada saat kita gerak badan berat.
·         Gerak badan berat menyebabkan pelepasan epineprin dan nor epineprin.
·         Kedua hormon diatas mengaktifkan lipase trigliserida yang sensitif hormon → pemecahan trigliserida → asam lemak.
·         Asam lemak bebas (FFA) dilepas ke darah dan siap untuk dirubah jadi energi

BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan

Dalam tubuh manusia terdapat berbagai macam reaksi kimia guna melangsungkan kehidupan, yang kita bahas adalah reaksi-reaksi yang bersifat enzimatis seperti metabolism tubuh.
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia dan bahan bakar universal. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen, ribose, galaktosa, bergabung dengan lipid atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan. Karbohidrat yang kita peroleh dari asupan makanan yang kita konsumsi ini merupakan bahan bakar energy pada berbagai proses

protein membentuk bagian terbesar berat badan kita. protein membentuk otot, ligamen, tendon, organ, kelenjar, kuku, rambut dan tulang. Enzim dan hormon yang menjadi pemangkin dan mengawal selia semua proses badan adalah protein. Protein membantu untuk mengawal keseimbangan air dalam tubuh dan mengekalkan pH dalaman yang sepatutnya. Pada proses metabolime protein
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian
(polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (-
NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat
dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino. 
Beberapa jenis protein antara lain:
1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid

DAFTAR PUSTAKA
Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry
Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI
Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasar-dasar Biokimia, Bandung, UI Press


Perawatan Payudara (BreastCare)






  1. Menyuruh ibu untuk duduk ditempat yang aman
  2. Pakaian atas dilepas
  3. Kompres puting susu dengan kapas yang sudah diberi minyak / baby oil dengan gerakan memutar.

4. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak/baby oil

5. Lakukan gerakan pengurutan dengan kedua telapak tangan mulai dari pertengahan kedua payudara, kemudian keatas lalu memutar kearah luar sampai kebagian bawah, dilakukan 20-30x

6. Lakukan gerakan pengurutan dengan salah satu sisi telapak tangan dengan pangkal keputing, dan tangan yang satu menyangga payudara, dilakukan 20-30x




7. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang kepalan tangan kanan mengurut payudara dari pangkal kearah puting susu. Lakukan 30 kali selama 5 menit.
 8. Kompres payudara dengan air hangat kemudian dilanjut dengan kompres air dingin

9. Keringkan payudara kemudian kenakkan pakean klien.
10. Membereskan alat-alat
11. Mencuci tangan dengan air dan sabun
12. Menginformasikan hasil tindakan

Makalah Rawat Gabung

Makalah tentang Rawat Gabung Ibu dan Bayi


BAB I
PENDAHULUAN

Sistem rawat gabung merupakan sistem perawatan bayi yang disatukan dengan ibu, sehingga ibu dapat melakukan semua perawatan dasar bagi bayinya. Bayi bisa tingga bersama ibunya daam satu kamar sepanjang siang maupun malam hari sampai keduanya keluar dari rumah sakit atau bayi dapat dipindahkan ke bangsa neonatus atau ke ruang observasi pada saat-saat tertentu, seperti pada malam hari atau pada jam-jam kunjungan atau besuk. Rawat gabung memiiki banyak keuntungan.sistem ini memberikan kesempatan pada ibu baru, khusunya primipara, untuk mempeajari dengan sungguh-sungguh bagaimana cara merawat bayinya dan memudahkan staf perawatan untuk menjawab semua pernyataan yang diajukan oeh ibu tersebut.
Dengan adanya Rooming in, akan membantu memperlancar pemberian ASI. Karena dalam tubuh ibu menyusui ada hormon oksitosin. Hormon ini sangat berpengaruh pada keadaan emosi ibu. Jika Ibu tenang dan bahagia karena dapat mendekap bayinya, maka hormon ini akan meningkat dan ASI pun cepat keluar. Sehingga bayi lebih puas mendapatkan ASI . Manfaat lain dari perawatan rooming in bagi bayi akan lebih cepat menyesuaikan dengan waktu tidur dan bangun dengan ibu. Selain itu jika bayi menangis akan langsung didekap ibu sehingga bayi akan tenang mendengarkan detak jantung ibu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Rawat Gabung
Rawat gabung adalah bayi bersama ibunya dirawat dalam satu kamar atau satu ruangan dan dapat juga diartikan bahwa membuat ibu dan anaknya bergabung daam satu ruangan atau tempat tidur sama dan dapat mencegah terjadinya infeksi serta akan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI, terutama bila digabungkan dengan penyediaan pedoman-pedoman pemberian ASI.

B. Tujuan Rawat Gabung
a. Memberikan bantuan emosional
1). Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi
2).Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi
b. Penggunaan ASI
1). Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI
ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara, menetekkan sejak bayi lahir dengan cara menetekkan sejak bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah colostrums yang jumlahnya sedikit.
2). Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
c. Pencegahan infeksi
Mencegah terjadinya infeksi silang, pada perawatan bayi dimana banyak bayi yang disatukan, infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi silang.Bayi yang melekat pada kulit ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si ibu. Colostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan mencegah infeksi terutama pada diare.
d. Pendidikan kesehatan
Kesempatan melaksanakan rawat gabung da apat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, terutama primipara.
e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

C. Manfaat Rawat Gabung
Obat bekerja sebagai hasil interaksi fisiokemikal antar molekul-molekul obat dan molekul-molekul tubuh resipien/pasien. Reaksi kimia ini dapat mengubah carakerja sel yang selanjutnya dapat menimbulkan perubahan pada perilak jaringan, organ dan system. Obat memodifikasi fungsi tubuh yang sudah ada .Sebagian besar obat akan bekerja pada lebih dari satu jenis sel dan dengan demikian menimbulkan efek yang multiple pada tubuh. Sebagian besar molekul obat bekerja lewat :
1. Reseptor protein pada membrane sel atau di dalam sel
2. Saluran ion di dalam membran sel
3. Enzim-enzim dalam sel atau cairan ekstrasel
Adapun manfaat rawat gabung yaitu:
1. Aspek fisik
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal).
2. Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.

3. Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4. Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.
5. Aspek Medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.

D. Pelaksanaan Rawat Gabung
1. Di poliklinik kebidanan
a. Memberikan Penyuluhan mengenai kebaikan ASI dan merawat gabung.
b. Memberikan penyuluhan mengenai perawatan payudara, makanan ibu hamil, nifas, perawatan bayi.
c. Mengadakan ceramah, Tanya jawab. Dan motivasi KB.
d. Membantu ibu yang mempunyai masalah dalam kesehatan ibu dan anak sesuai dengan kemampuan.
2. Di kamar bersalin
Adapun kriteria yang diambil sebagai syarat rawat gabung yaitu:
a. Nilai Apgar lebih dari 7
b. BB lebih dari 2500 gram dan kurang dari 4000 gram
c. Masalah kehamilan lebih dari 36 minggu dan kurang dari 42 minggu
d. Lahir spontan persentasi kepala
e. Ibu sehat
3. Di ruang perawatan
Bayi diletakkan di dalam tempat tidur bayi dan ditempatkan di samping ibu. Pada waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya di tempatkan ke ruangan lain, perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat dikenali keadaan-keadaan yang tidak normal, bayi bias menyusu sewaktu ia menginginkan dan bayi tidak boleh menyusu dari botol.
4. Di ruang follow up
Aktifitas di ruang follow up:
a. Menimbang berat bayi
b. Anamnesis mengenai makanan bayi
c. Cara menyusukan bayi
d. Pemberian imunisasi menurut instruksi dokter


E. ASI Ekslusif pada Rawat Gabung
Menurut Professor Guido Moro dari Macedonis Melloni Maternity Hospital di Milan dua pertiga dari sistem kekebalan tubuh bayi ada di bagian perutnya, sehingga sangatlah penting untuk memperhatikan apa yang ia makan dan minum. Itulah sebabnya mengapa buah hati Ibu yang baru lahir sangat membutuhkan ASI terutama selama 6 bulan pertama kehidupannya. Sebagai makanan pertama si buah hati, ternyata ASI bukan hanya nutrisi sempurna untuk buah hati dan mendekatkan hubungan emosi antara ibu dan sang bayi, namun sekaligus memberi perlindungan karena ASI bermanfaat memperkuat imunitas alami bayi yang baru lahir. Manfaat ASI untuk sang buah hati, sepuluh keajaibannya antara lain:
1.ASI memperkuat sistem kekebalan tubuh. Komponen utama pembangun sistem kekebalan tubuh pada ASI adalah prebiotik.
2..ASI menurunkan terjadinya resiko alergi.
3. ASI menurunkan resiko terjadinya penyakit pada saluran cerna, seperti diare dan meningkatkan kekebalan pada sistem pencernaan.
4. ASI menurunkan resiko gangguan pernafasan, seperti flu dan batuk.
5. ASI kaya akan AA dan DHA yang medandukung pertumbuhan kecerdasan anak.
6.ASI mengandung prebiotik alami untuk mendukung pertumbuhan flora usus.
7.ASI memiliki komposisi nutrisi yang tepat dan seimbang.
8. Bayi-bayi yang diberikan ASI menjadi lebih kuat. Menyusui juga menurunkan
terjadinya resiko obesitas saat ia tumbuh besar kelak
9. Bayi-bayi yang menerima ASI memiliki resiko lebih rendah dari penyakit jantung dan darah tinggi di kemudian hari.
10 Menurut hasil penelitian, menyusui telah terbukti dapat menurunkan resiko kanker payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis.
Sebagai sumber gizi utama dikala buah hati belum dapat mencerna makanan padat, ASI yang diproduksi langsung oleh tubuh bunda setelah proses melahirkan dengan bantuan hormon prolactin dan oxytocin ini, ternyata mengandung nutrisi lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan buah hati. Adapun nutrisi yang dimaksud yaitu nutrisi makro seperti protein, lemak dan karbohidrat, serta nutrisi mikro seperti vitamin dan mineral. Nutrisi lainnya seperti DHA, AA, asam lemak Omega 3 dan Omega 6 merupakan kandungan ASI yang membantu proses pembentukan sel otak, memelihara jaringan otak, dan kemampuan penglihatan.

F. Kontra Indikasi Rawat Gabung
Adapun kontra indikasi pada rawat gabung yaitu:
1. Keadaan ibu
a. Kondisi kardiorespirasi yang tidak baik, penyakit jantunng fungsional.
b. Pascapreklampsia, kesadaran belum baik.
c. Penyakit infeksi akut, TBC.
d. Penyakit Hepatitis B, terinfeksi virus HIV, herpes simpleks.
e. Terbukti menderita karsinoma payudara.
2. Keadaan bayi
a. Bayi kejang atau kesadaran menurun.
b. Sakit berat oada jantung dan paru.
c. Bayi yang memerlukan pengawasan intensif atau terapi khusus.
d. Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui.
G. Kesulitan Rawat Gabung
1. Kasus tidak terdaftar belum memperoleh penyuluhan sehingga masih takut untuk menerima rawat gabung.
2. Kekurangan tenaga pelaksana kesehatan untuk mencapai tujuan yang maksimal.
3. Secara terpaksa masih digunakan susu formula untuk keadaa- keadaan dimana ASI sangat sedikit.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Rawat gabung atau Rooming in adalah suatu system perawatan dimana bayi beserta ibunya dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus berada disamping ibu sejak segera setelah lahir samapai pulang. Fasilitas Rooming in adalah hak seorang ibu , dengan adanya rawat gabung ini hubungan ibu dan bayinya akan semakin erat dan bayi bias merasakankasih sayang dari ibunya. Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, Ibu memperoleh bekal keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit. Pada Rawat Gabung inisiasi dini dan pemberian ASI eksklusif adalah hal yang perlu dimengerti setiap Ibu.



DAFTAR PUSTAKA

Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas (Maternity Care). Jakarta: EGC.
Maryam, A. 2003. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: UIT.
Prawirohardo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Mappiwali, Asrul. 2008. Rawat Gabung (Rooming In). Makassar: FK UNHAS.
….Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Makassar: YAPMA.

MAKALAH ( BBLR )



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas. Bidan dan perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan penting dalam memberikan perawatan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Perkembangan bayi dengan BBLR yang dirawat di RS ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.Oleh karena itu penulis tertarik membahas tentang kasus BBLR pada bayi NY. “F” yang akan penulis bahas pada BAB berikutnya.
1.2. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan kebidanan pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)

2. Tujuan Khusus
Dengan pembuatan makalah ini maka mahasiswa mampu:
a. Mengkaji perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi dengan kasus BBLR.
b. Menetapkan intervensi kebidanan yang dapat dilakukan pada bayi dengan kasus
BBLR.
c. Mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah dilakukan pada bayi dengan
kasus BBLR



BAB II
TINJAUAN TEORITIS


2.1. PENGERTIAN

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2004)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). (Pelatihan PONED Komponen Neonatal, 2004)

WHO (1961) mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi premature.

2.2. ETIOLOGI

BBLR dapat disebabkan karena:
· Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang (prematur).
· Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keaadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.

Beberapa faktor predisposisi:
· Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil, obat-obatan.
· Faktor plasenta seperti insufisiensi atau disfungsi placenta, peyakit vaskuler, kehamilan ganda, plasenta previa dan solusio plasenta.
· Faktor janin adalah kelainan bawaan, infeksi, factor genetic atau kromosam
· Radiasi
· Bahan toksik

Bayi berat lahir rendah mungkin premature (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur).

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:
1. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membrane hialin)
2. Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna
3. Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernapasan).
4. Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang.
5. Hipotermia


Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:
1. Sindrom aspirasi mekonium
2. Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah
3. Hiperbilirubinemia
4. Hipotermia

2.3. DIAGNOSTIK

Anamnesis:
· Umur ibu
· Penyakit persalinan sebelumnya
· Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
· Kenaikan berat badan selama hamil
· Aktivitas
· Penyakit yang diderita selama hamil
· Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan fisik
· Berat lahir kurang 2500 gram
· Untuk BBLR kurang bulan:
Tanda prematuritas:
ü tulang rawan telinga belum terbentuk
ü masih terdapat lanugo
ü refleks-refleks masih lemah
ü alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus. Pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum terbentuk)
· Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan:
Tanda janin tumbuh lambat:
ü tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
ü kulit keriput
ü kuku lebih panjang
Komplikasi BBLR
· Hipotermi
· Hipoglikemia
· Ikterus/ hiperbilirubinemia
· Masalah pemberian minum
· Infeksi atau curiga sepsis
· Sindroma aspirasi mekoneum
· Perdarahan intra cranial

2.4. PENANGANAN

1. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (brown fat).
2. Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relative belum sanggup membentuk entibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.



4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.

2.5. PEMANTAUAN (MONITORING)

1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari
· Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir >1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
· Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan seharusnya:
ü 150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari)
ü 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35 gram/hari)
· Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
ü Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180ml/kg/hari.
ü Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
ü Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200ml/kg/hari.

2. Tanda kecukupan pemberian ASI
· Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
· Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
· BB bayi naik

3. Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil
Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang lain.
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah



BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.

3.2. SARAN

Diharapkan setelah dirawat bayi dapat:
Berat badan naik mencapai normal, daya hisap kuat, tidak terjadi infeksi dan hipotermi, maupun resiko infeksi.
Kepada bidan dan perawat diharapkan dapat meningkatkan proses keperawatan pada BBLR dengan mempertahankan teknik aseptic dalam setiap melakukan tindakan. Kepada mahasiwa diharapkan dapat menganalisis dan menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas masalah yang ada, menetapkan intervensi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada BBLR.


DAFTAR PUSTAKA
FKPP SPK SE-JAWA BARAT. 1996. “ Perawatan III Unit D-E-F “. Bandung
Mochtar, Rustam.1998. “ Sinopsis Obstetri Jilid I “. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2002.” Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal “. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Buku Acuan Pelatihan PONED Komponen Neonatal. 2004. DEPKES RI. Jakarta: JNPK-KR