Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

Hepatitis



DEFINISI
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol.
(Ester monika, 2002 : 93)
Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas.
 (Brunner & Suddarth, 2002 : 1169)
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)
Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta bahan – bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Jenis-jenis Hepatitis
                Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.
                Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi  mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.
Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi hepatitis yang ditularkan  melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan  dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
                Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi  hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian

                Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

            Kemungkinan hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis
     Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
            Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada  penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
1.      Imigran dari daerah endemis hepatitis b
2.      pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
3.      pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi
4.      pria homoseksual yaang secara seksual aktif
5.      pasien rumah sakit jiwa
6.      narapidana pria
7.      pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma
8.      kontak serumah denag karier hepatitis
9.      pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

   Hepatitis C
            Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.
               Hepatitis Delta dan hepatitis E
Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada penelitian yang lebih mendalam.
 Tanda dan Gejala
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui  sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.
Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker hati.

Gambaran klinis hepatitis virus dapat  berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
a.   Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :
1.      Malese umum
2.      Anoreksia
3.      Sakit kepala
4.      Rasa malas
5.      Rasa lelah
6.      Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
Mialgia (nyeri otot)
b.   Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:
a.       Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
b.      Pembesaran dan nyeri hati
c.       Splenomegali
d.      Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit
c.   Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
1.         Gejala-gejala mereda termasuk ikterus
2.         Nafsu makan pulih
3.         Apabila tedapat  splenomegali, akan segera mengecil
 Pencegahan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena  sampai saat ini belum ada  obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan  untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki  baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.
Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali,  lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.
Vaksinasi  hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat  dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.
 DAFTAR PUSTAKA

Ester,  Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika
Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru
Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2. Jakarta : EGC


(VARICELLA)




Pengertian
Cacar air dalam bahasa Inggris di sebut dengan Chickenpox, atau dalam bahasa kedokteran disebut sbagai Varicella. Penyakit yang sangat menular ini disebabkan oleh virus bernama Varicella Zooster Virus (VZV). Varicella atau cacar air merupakan infeksi akut menular. Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum di temui pada anak-anak. (Rukiyah:2010)
Cacar air tejadi akibat infeksi primer (pertama kali) Varicella Zooster Virus (VZV). Karena di sebabkan virus, penyakit ini sembuh dengan sendirinya. Namun setelah sembuh, VZV tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian syaraf tertentu dan nantinya dapat teraktifasi kembali dalam bentuk Herpes Zooster ( cacara ular atau singles). Herpes Zooster ini umumnya terjadi pada usia diatas 60 tahun dan pada sebagian besar kasus hanya terjadi sekali.
Ibu hamil merupakan salah satu dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit ini, apabila pada masa mudanya tidak atau belum pernah terkena penyakit cacar air ini. Pada usia kehamilan 1-3 bulan bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau bahkan bayinya terkena sindrom congenital varicella atau infeksi pada janin bulan pertama yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibunya tersebut. Namun, prevelensi ibu hamil penderita cacar air ini yang mendapat komplikasi ini masih rendah. . (Rukiyah:2010)
Ibu hamil trimester pertama yang menderita cacar air akan dapat menularkan cacar air kepada si janin. Bahayanya, bayi sangat mungkin terkena herpes zooster pada usia 10 tahun. Bila mengenai wanita hamil trimester kedua, virus ini dapat menyebabkan gangguan kehamilan. Sementara itu, ibu hamil yang terkena cacar air pada saat akan melahirkan, akibatnya bisa lebih berat lagi, yaitu kematian. (Sarwono: 2009)
Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah oleh infeksi dari virus Varicella Zooster (VZV), virus ini di tularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir mulai mengering. Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bias tetap tertidur dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster. (Sarwono: 2009)
Secara morfologis identik dengan virus Herpes Simplex. Virus ini dapat berbiak dalam bahan jaringan embrional manusia. Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh sel-sel yang sakit. Virus ini tidak berbiak dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam penderita, virus ini juga dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur dengan tes ikatan komplemen, presipitasi gel, netralisasi atau imunofluoresensi tidak langsung terhadap antigen selaput yang disebabkan oleh virus.
  Manifestasi Klinis
1.    Masa inkubasi 14 – 20 hari
2.    Pada anak yang berumur lebih muda, jarang di sertai gejala prodromal.
3.    Pada anak yang berumur lebih tua dan orang dewasa, lesi kulit mucul pada 2 – 3 hari setelah demam, malaise , sakit kepala,anoresia.
4.    Lesi awal terutama pada badan kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas juga dapat mengenai selaput lender.
5.    Lesi berupa macula eritema dalam beberapa jam akan berubah menjadi papula, vesikula, pustule , dan krusta.
6.    Sementara proses berlangsung muncul lagi vesikel baru sehingga menimbulkan gambaran yang polimorf.
Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan di tetapkan 5 hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan resiko transmisi vertical yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat.
Indikasi mutlak di berikan terapi anti viral meliputi : status imun rendah, manifestasi klinis berat , serta kehamilan trimester ke tiga. bu hamil yang pernah terinfeksi virus varicella mempunyai kekebalan terhadap virus tersebut, anti bodi yang di miliki ibu di transfer ke janin melalui plasenta, oleh sebab itu ibu hamil yang sudah memiliki kekebalan tidak perlu khawatir terjadi komplikasi terhadap dirinya maupun bayinya bila berdekatan dengan orang yang menderita virus tersebut. (Rukiyah:2010)

   Komplikasi pada Kehamilan
Jika ibu hamil terjangkit varicella akan menambah resiko pada janin, berupa : kematian janin atau sindroma varicella konginetal berupa kelainan bentuk dan syaraf yang parah, sehingga bayi mengalami retardasi mental, bisa juga bayi premature, bahkan ibu bias mengalami komplikasi berupa radang otak atau radang paru.Bagi ibu hamil, varicella bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.Sekitar 20% janin dari ibu penderita varicella beresiko meninggal dunia dalam waktu 5 – 10 hari setelah di lahirkan.
Varicella menyerang ibu hamil dalam trimester pertama, bias saja bayi lahir dengan BBLR atau kelainan janin. Misalnya kelainan otak, mata , kaki , tangan , paru, dan tulang rahang mengecil. Jika terjadi pada trimester kedua dan ketiga, varicella umumnya tidak menyebabkan kelainan bawaan, namun kemungkinan bayi lahir premature atau menderita bintil-bintil berisi air setelah 10 hari di lahirkan. Pencegahan hanya bisa di lakukan dengan vaksinasi.
Seorang ibu hamil yang belum pernah terkena varicella, dan dia tidak menderita penyakit gangguan imunitas lainnya, jika ia terjangkit penyakit varicella virus penyakit yang ada di dalam tubuh ibunya dapat menulari bayi dalam kandungannya melalui plasenta. Penting untuk di ingat : jika infeksi terjadi dalam 28 minggu pertama dalam kehamilannya, dapat terjadi sebuah kelainan bernama congenital varicella syndrome atau fetal varicella syndrome (syndrome cacar air pada bayi dalam perut ibu). (Rukiyah:2010)
Efek dari penyakit ini bagi sang bayi bermacam-macam tingkat bahayanya, yaitu : kerusakan otak : ensefalitis (radang otak), mikrosefal (perkembangan otak terhambat, sehingga otaknya menjadi kecil), hidrosefal (gangguan sirkulasi saluran otak, sehingga otaknya menjadi besar), aplasia otak, dan lain-lain. Kerusakan mata : mikro oftalmik (ukurannya kecil), katarak, korioretinitis, gangguan syaraf mata. Gangguan syaraf  : kerusakan syaraf spinal (tulang belakang), gangguan syaraf motorik (penggerak) dan sensorik (perasa), hilangnya reflex, sindroma horner. Kerusakan tubuh : kegagalan pembentukan tungkai tubuh (jari, tangan, kaki), gangguan anus dan otot kandung kemih.  Gangguan kulit  : timbul jaringan parut (seperti luka dalam), gangguan warna kulit. (Rukiyah:2010)
Infeksi bayi pada usia kehamilan tua atau sesaat setelah lahir di sebut sebagai varicella neonatus. Pada usia kehamilan lanjut, infeksi varicella beresiko menimbulkan kelahiran premature. Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.

Penanganan dalam Kehamilan
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan. Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan/. Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin. Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.
Akan lebih membahayakan jika penyakit cacar itu dialami ibu hamil antara 5 hari sebelum melahirkan dan 2 hari setelah melahirkan. Si kecil beresiko terpapar virus dan bisa menjadi serius karena tidak sempat mendapat kiriman antibody dari sang ibu. Pada kasus ini, 30-40 % beresiko mengalami varicella neonatal yang mungkin memerlukan penanganan jangka panjang, bahkan sepanjang hidup. Keparahan ini bisa dikurangi dengan suntikan varicella zoster immune globulin (VZIG) segera setelah lahir.

Adapun yang harus dilakukan oleh ibu hamil :
1.      Ibu hamil harus diperiksa status imunitasnya sebelum hamil atau paling tidak pada masa trimester pertama.
2.      Pencegahan dengan mendapat suntikan VZIG (Varicella Zooster ImunoGlobulin) atau obat anti virus lain jika diketahui ibu hamil kontak dengan penderita cacar air.
3.      Jika sudah terlanjur terjangkit, ibu perlu dirawat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4.      Kalau terjangkit cacar menjelang masa persalinan sampai setelah melahirkan, bayinya harus segera mendapat suntikan VZIG atau penanganan maksimal dari dokter yang menangani ibu dan bayinya.
5.      Pembeian vaksinasi kepada ivu hamil harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan dampak lain yang merugikan ibu maupun janin yang dikandung. (Sarwono: 2009)
Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan system kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varicella biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
      Pencegahan varicella, selain dengan meningkatkan daya tahan tubuh, dapat ditempuh dengan pemberian vaksinasi atau imunisasi immunoglobulin (IG) anti varicella. Vaksinasi diberikan untuk mereka yang belum pernah terkena varicella. Immunoglobulin diberikan setelah tejadi paparan (postexposure), terutama pada pasien dengan status imun rendah, bayi baru lahir (BBL), dan ibu hamil. Bila sudah terjadi infeksi, prinsip terapi adalah suportif dan pemberian anti viral sesuai indikasi. Anti viralterpilih adalah acyclovir, yang akan bekerja efektif bila diberikan 72 jam pertama sesudah munculnya lesi. Indikasi mutlak pemberian terapi anti viral meliputi status imun rendah, manifestasi klinis berat, serta kehamilan trimester ke-3. Pasien dengan varicella perlu dirawat bila keadaan umum lemah, lesi luas, atau untuk keperluan isolasi. (Rukiyah:2010)
  
DAFTAR PUSTAKA
1.      Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2.      Rukiyah, ai yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media
3.      Varney, Hellen. 1997. Varney Midwifery Third Edition. James and Bartlet Publisher.hoston