(VARICELLA)
Pengertian
Cacar air dalam bahasa Inggris di sebut dengan Chickenpox, atau dalam bahasa kedokteran
disebut sbagai Varicella. Penyakit
yang sangat menular ini disebabkan oleh virus bernama Varicella Zooster Virus (VZV). Varicella atau cacar air merupakan
infeksi akut menular. Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum di temui
pada anak-anak. (Rukiyah:2010)
Cacar air tejadi akibat infeksi primer (pertama kali) Varicella Zooster Virus (VZV). Karena di
sebabkan virus, penyakit ini sembuh dengan sendirinya. Namun setelah sembuh,
VZV tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian
syaraf tertentu dan nantinya dapat teraktifasi kembali dalam bentuk Herpes Zooster ( cacara ular atau
singles). Herpes Zooster ini umumnya terjadi pada usia diatas 60 tahun dan pada
sebagian besar kasus hanya terjadi sekali.
Ibu hamil merupakan salah satu dalam kelompok orang dewasa
yang rentan terhadap penyakit ini, apabila pada masa mudanya tidak atau belum
pernah terkena penyakit cacar air ini. Pada usia kehamilan 1-3 bulan bisa
terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran, kelahiran mati atau
bahkan bayinya terkena sindrom congenital varicella atau infeksi pada
janin bulan pertama yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibunya
tersebut. Namun, prevelensi ibu hamil penderita cacar air ini yang mendapat
komplikasi ini masih rendah. . (Rukiyah:2010)
Ibu hamil trimester pertama yang menderita cacar
air akan dapat menularkan cacar air kepada si janin. Bahayanya, bayi sangat mungkin
terkena herpes zooster pada usia 10 tahun. Bila mengenai wanita hamil trimester
kedua, virus ini dapat menyebabkan gangguan kehamilan. Sementara itu, ibu hamil
yang terkena cacar air pada saat akan melahirkan, akibatnya bisa lebih berat
lagi, yaitu kematian. (Sarwono: 2009)
Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah oleh infeksi dari virus
Varicella Zooster (VZV), virus ini di tularkan melalui percikan ludah penderita
atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai
dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir mulai mengering. Jika
seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan
tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bias tetap tertidur dalam
tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster. (Sarwono:
2009)
Secara morfologis identik dengan virus Herpes Simplex.
Virus ini dapat berbiak dalam bahan jaringan embrional manusia. Virus yang
infektif mudah dipindahkan oleh sel-sel yang sakit. Virus ini tidak berbiak
dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam penderita, virus ini juga dapat
ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur dengan
tes ikatan komplemen, presipitasi gel, netralisasi atau imunofluoresensi tidak
langsung terhadap antigen selaput yang disebabkan oleh virus.
Manifestasi
Klinis
1. Masa inkubasi 14 – 20 hari
2. Pada anak yang berumur lebih muda, jarang di sertai gejala
prodromal.
3. Pada anak yang berumur lebih tua dan orang dewasa, lesi
kulit mucul pada 2 – 3 hari setelah demam, malaise , sakit kepala,anoresia.
4. Lesi awal terutama pada badan kemudian menyebar ke muka dan
ekstremitas juga dapat mengenai selaput lender.
5. Lesi berupa macula eritema dalam beberapa jam akan berubah
menjadi papula, vesikula, pustule , dan krusta.
6. Sementara proses berlangsung muncul lagi vesikel baru
sehingga menimbulkan gambaran yang polimorf.
Pada infeksi yang terjadi pada akhir
kehamilan (secara kesepakatan di tetapkan 5 hari sebelum atau sesudah
kelahiran) memunculkan resiko transmisi vertical yang dapat mengakibatkan bayi
baru lahir mengalami infeksi varicella berat.
Indikasi mutlak di berikan terapi anti viral meliputi :
status imun rendah, manifestasi klinis berat , serta kehamilan trimester ke
tiga. bu hamil yang pernah terinfeksi virus varicella mempunyai kekebalan
terhadap virus tersebut, anti bodi yang di miliki ibu di transfer ke janin
melalui plasenta, oleh sebab itu ibu hamil yang sudah memiliki kekebalan tidak
perlu khawatir terjadi komplikasi terhadap dirinya maupun bayinya bila
berdekatan dengan orang yang menderita virus tersebut. (Rukiyah:2010)
Komplikasi
pada Kehamilan
Jika ibu hamil terjangkit varicella
akan menambah resiko pada janin, berupa : kematian janin atau sindroma
varicella konginetal berupa kelainan bentuk dan syaraf yang parah, sehingga
bayi mengalami retardasi mental, bisa juga bayi premature, bahkan ibu bias
mengalami komplikasi berupa radang otak atau radang paru.Bagi ibu hamil,
varicella bisa
membahayakan kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.Sekitar 20% janin dari ibu
penderita varicella beresiko meninggal dunia dalam waktu 5 – 10 hari setelah di
lahirkan.
Varicella menyerang ibu hamil dalam
trimester pertama, bias saja bayi lahir dengan BBLR atau kelainan janin.
Misalnya kelainan otak, mata , kaki , tangan , paru, dan tulang rahang
mengecil. Jika terjadi pada trimester kedua dan ketiga, varicella umumnya tidak
menyebabkan kelainan bawaan, namun kemungkinan bayi lahir premature atau
menderita bintil-bintil berisi air setelah 10 hari di lahirkan. Pencegahan
hanya bisa di lakukan dengan vaksinasi.
Seorang ibu hamil yang belum pernah terkena varicella, dan
dia tidak menderita penyakit gangguan imunitas lainnya, jika ia terjangkit
penyakit varicella virus penyakit yang ada di dalam tubuh ibunya dapat menulari
bayi dalam kandungannya melalui plasenta. Penting untuk di ingat : jika infeksi
terjadi dalam 28 minggu pertama dalam kehamilannya, dapat terjadi sebuah
kelainan bernama congenital varicella
syndrome atau fetal varicella
syndrome (syndrome cacar air pada bayi dalam perut ibu). (Rukiyah:2010)
Efek dari penyakit ini bagi sang bayi bermacam-macam tingkat
bahayanya, yaitu : kerusakan otak : ensefalitis (radang otak), mikrosefal
(perkembangan otak terhambat, sehingga otaknya menjadi kecil), hidrosefal
(gangguan sirkulasi saluran otak, sehingga otaknya menjadi besar), aplasia
otak, dan lain-lain. Kerusakan mata : mikro oftalmik (ukurannya kecil), katarak,
korioretinitis, gangguan syaraf mata. Gangguan syaraf : kerusakan syaraf spinal (tulang belakang),
gangguan syaraf motorik (penggerak) dan sensorik (perasa), hilangnya reflex,
sindroma horner. Kerusakan tubuh : kegagalan pembentukan tungkai tubuh (jari,
tangan, kaki), gangguan anus dan otot kandung kemih.
Gangguan kulit : timbul
jaringan parut (seperti luka dalam), gangguan warna kulit. (Rukiyah:2010)
Infeksi bayi pada usia kehamilan tua
atau sesaat setelah lahir di sebut sebagai varicella neonatus. Pada usia
kehamilan lanjut, infeksi varicella beresiko menimbulkan kelahiran premature.
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari
pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi
hebat dengan mortalitas 30%.
Penanganan dalam Kehamilan
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah
pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan
pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG
negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.
Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada kehamilan oleh karena vaksin
terdiri dari virus yang dilemahkan/. Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes
Zoster tidak lebih sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan
resiko terhadap janin. Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat
persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga
hal ini harus dicegah.
Akan lebih membahayakan jika
penyakit cacar itu dialami ibu hamil antara 5 hari sebelum melahirkan dan 2
hari setelah melahirkan. Si kecil beresiko terpapar virus dan bisa menjadi
serius karena tidak sempat mendapat kiriman antibody dari sang ibu. Pada kasus
ini, 30-40 % beresiko mengalami varicella neonatal yang mungkin memerlukan
penanganan jangka panjang, bahkan sepanjang hidup. Keparahan ini bisa dikurangi
dengan suntikan varicella zoster immune globulin (VZIG) segera setelah lahir.
Adapun yang harus dilakukan oleh ibu
hamil :
1. Ibu hamil harus diperiksa status
imunitasnya sebelum hamil atau paling tidak pada masa trimester pertama.
2. Pencegahan dengan mendapat suntikan
VZIG (Varicella Zooster ImunoGlobulin) atau obat anti virus lain jika diketahui
ibu hamil kontak dengan penderita cacar air.
3. Jika sudah terlanjur terjangkit, ibu
perlu dirawat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4. Kalau terjangkit cacar menjelang
masa persalinan sampai setelah melahirkan, bayinya harus segera mendapat
suntikan VZIG atau penanganan maksimal dari dokter yang menangani ibu dan
bayinya.
5. Pembeian vaksinasi kepada ivu hamil
harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan dampak lain yang
merugikan ibu maupun janin yang dikandung. (Sarwono:
2009)
Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan
suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mengalami komplikasi (misalnya
penderita gangguan system kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau
immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varicella biasanya diberikan kepada
anak yang berusia 12-18 bulan.
Pencegahan varicella,
selain dengan meningkatkan daya tahan tubuh, dapat ditempuh dengan pemberian
vaksinasi atau imunisasi immunoglobulin (IG) anti varicella. Vaksinasi
diberikan untuk mereka yang belum pernah terkena varicella. Immunoglobulin
diberikan setelah tejadi paparan (postexposure), terutama pada pasien dengan
status imun rendah, bayi baru lahir (BBL), dan ibu hamil. Bila sudah terjadi
infeksi, prinsip terapi adalah suportif dan pemberian anti viral sesuai
indikasi. Anti viralterpilih adalah acyclovir, yang akan bekerja efektif bila
diberikan 72 jam pertama sesudah munculnya lesi. Indikasi mutlak pemberian
terapi anti viral meliputi status imun rendah, manifestasi klinis berat, serta
kehamilan trimester ke-3. Pasien dengan varicella perlu dirawat bila keadaan
umum lemah, lesi luas, atau untuk keperluan isolasi. (Rukiyah:2010)
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo,
Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Rukiyah, ai
yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info
Media
3. Varney, Hellen.
1997. Varney Midwifery Third Edition. James and Bartlet Publisher.hoston