BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan
manusia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang,
dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green
dan para koleganya yang menulis
bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap
perilaku yang kondusif bagi
kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen
rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen,
dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal
jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung
dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok
manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah
yang telah penulis kemukakan. Maka dapat di rumuskan, sebagai hal-hal
berikut:
1.
Apa pengertian
dari sistem urogenitalia ?
2.
Apa fungsi
ginjal ?
3.
Apa saja
struktur dari organ ginjal?
4.
Bagaimana
proses pembentukan urine ?
5.
Apa saja
kelainan-kelainan pada ginjal ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Urogenitalia
Sistem perkemihan atau
biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
berupa urin (airkemih). Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di
dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra.
Oleh sebab itu maka betapa pentingnya sistem perkemihan pada manusia dan sistem
ini melibatkan beberapa organ di antaranya:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung Kemih
4. Saluran Kencing (uretra)
Diantara ke empat organ
tersebut maka yang paling peting adalah ginjal.
B. Ginjal
Ginjal adalah organ yang memiliki
kemampuan yang luar biasa, walaupun kecil organ ini menyaring zat-zat yang
telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah/limbah) yang merupakan sisa
metabolisme tubuh.
Ginjal juga merupakan organ
yang berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi columna vertebralis,
dibawah liver dan limphe. Dibagian superior ginjal terdapat adrenal gland (juga
disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berati
terletak dibelakang peritonium yang melapisi rongga abdonen. Kedua ginjal
terletak disekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak
sedikit dibawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari
bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang
membantu meredam goncangan.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena
tertekan ke bawah oleh hati. Kutub ats ginjal terletak setinggi iga keduabelas,
sedangkan ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang dewasa,
panjang ginjal sekitar 12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebalnya 2,5 cm dan beratnya -+
140 gram ( pria= 150-170 gram, wanita = 115-155).
C. Fungsi Ginjal
Fungsinya sebagai
penyaring kotoran yang dibuang melalui urin. Ada beberapa hal yang perlu kita
ketahui tentang betapa pentingya fungsi ginjal, diantaranya:
· Menyaring dan membuang berbagai sisa metabolisme tubuh yang mengandung
racun atau bersifat racun.
Ginjal kita akan memfilter
dan membuang berbagai nutrisi atau zat-zat yang berlebih, seperti vitamin,
obat-obatan, zat-zat mineral dan garam yang dikonsumsi secara berlebihan. Oleh
karena itu sebaiknya dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral jangan terlalu
berlebihan, terutama dalam bentuk suplemen.
· Mengatur kadar bahan-bahan tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ginjal akan mengatur
zat-zat makanan yang terkandung didalam tubuh. Seperti ketika kita mengkonsumsi
protein dalam jumlah diatas kecukupan gizi tubuh kita, ginjal akan bekerja
keras untuk mengeluarkan sisa kelebihannya terus berada didalam tubuh, hal ini
akan meracuni dan menganggu kesehatan tubuh kia.
· Mengatur pH darah
pH darah tidak boleh
terlalu asam maupun terlalu basa. Hal ini agar proses yang terjadi dalam darah
bisa terjadi dengan optimal.
· Mengatur keseimbangan ion mineral, komposisi air dan elektrolit dalam
darah.
Kadar ion mineral biasa
disebut elektroloit akan diseimbangkan oleh organ ginjal. Misalnya kadar ion
natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostatis yang melibatkan
aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.
Selain itu komposisi dan
jumlah air dalam darah atau dalam tubuh secara keseluruhan akan ditekan agar
kondisinya selalu normal. Jika kita terlalu banyak meminum air dibarengi dengan
suhu lingkungan yang rendah, maka ginjal akan lebih sering mengeluarkan air
yang masuk ini dalam bentuk urin. Sedangkan ketika kita dalam keadan dehidrasi
dengan kondisi lingkungan yang panas, ginjal akan berusaha menekan sekresi air.
· Mengatur tekanan darah
Kenaikan atau penurunan
tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera
dideteksi oleh salah satu bagian otak kita yaitu hipotalamus yang akan memberi
sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari
akan mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi air)
sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya
konsentrasi cairan jaringan akan kembali 98%.
· Merangsang pembentukan sel darah merah baru
Jika kondisi darahnya
semakin bersih, maka proses perganian sel darah dari yang rusak dengan yang
baru akan semakin cepat.
· Mempertahankan pH plasma darah pada kisaran pH 7,4
Ginjal akan mempertahankan
pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan
hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau
alkalis pH 8.
Selain membuang
sampah-sampah yang sudah tidak terpakai lagi, funsi ginjal adalah menjadi
‘pabrik’ penghasil tiga hormon penting, diantaranya:
1. Erythropoietin (EPO) yang merangsang tulang untuk
memproduksi sel darah merah
2. Renin yang mengatur tekanan darah
3. Vitamin D yang memiliki sifat aktif, yang membantu
menjaga kebutuhan kalsium dalam tulang dan keseimbangan zat dalam tubuh.
D.
Stuktur Ginjal
Ginjal terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks, medula,
dan pelvis. Ketiga bagian itu sangat penting bagi ginjal. Berikut
penjelasannya:
a.
Kulit Ginjal (korteks renalis)
Kulit ginjal disebut kortek renalis. Korteks renalis
tersusun dari sel – sel ginjal atau nefron yang berjumlah lebih kurang satu
juta sel. Di dalam kulit ginjal terdapat Badan Malpighi yang terdiri atas
glomelurus dan kapsula Bowman. Glomelurus adalah kumpulan cabang – cabang yang
halus atau anyaman pembuluh darah kapiler di bagian korteks, sedangkan kapsula
Bowman adalah lapisan yang melingkupi glomelurus, bentuknya seperti cawan dan
berdinding ganda. Di korteks terjadi penyaringan darah.
b.
Sumsum Ginjal (medula renalis)
Sumsum ginjal disebut Medulla. Medulla berbentuk kerucut
atau renal pyramid. Medulla merupakan tempat berkumpulnya pembuluh darah
kapiler dari kapsula Bowman. Didalam medulla akan terjadi proses reabsorbsi dan
augmentasioleh tubulus proksimal dan tubulus distal. Lengkung henle juga
merupakan bagian dari yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus
distal.
c. Rongga Ginjal (pelvis)
Pada rongga ginjal
bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter ke kandung
kemih yang berfungsi untuk tempat penampungan sementara urin sebelum keluar
tubuh. Urine yang akan keluar dari kandung kemih melewati saluran yaitu uretra.
Jika salah satu bagian ginjal dibelah, maka kita
akan dapat melihat lebih dalam lagi bagian-bagian ginjal. Berikut adalah gambar
ginjal beserta bagian-bagiannya:
Bagian ginjal yang dicetak tebal adalah bagian utama
dalam ginjal. Berikut adalah penjelasan bagian-bagian di dalam ginjal:
- Ginjal terletak di bagian perut. Gambar ginjal di atas
adalah ginjal kiri yang telah dibelah.
- Calyces adalah
suatu penampung berbentuk cangkir dimana urin terkumpul sebelum mencapai
kandung kemih melalui ureter.
- Pelvis adalah tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat
penampungan urin sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui
ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
- Medula terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut
(piramida). Di sini terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distal.
- Korteks di dalamnya terdapat jutaan nefron yang terdiri
dari badan malphigi. Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi
kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal,
tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
- Ureter adalah
suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal
menuju kandung kemih.
- Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa
darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung.
- Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa
darah ke dalam ginjal untuk disaring di glomerulus.
Di dalam korteks terdapat jutaan nefron. Nefron
adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus
proximal, tubulus kontortus distal dan duktus koligentes. Berikut adalah gambar
bagian-bagian di dalam nefron:
Berikut adalah penjelasan bagian-bagian di dalam
nefron:
- Nefron: Adalah tempat penyaringan darah. Di dalam ginjal
terdapat lebih dari 1 juta buah nefron. 1 nefron terdiri dari glomerulus,
kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus
distal, dan tubulus kolektivus.
- Glomerulus: Tempat penyaringan darah yang akan menyaring air,
garam, asam amino, glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer.
- Kapsula bowman: Adalah semacam kantong/kapsul yang membungkus
glomerulus. Kapsula bowman ditemukan oleh Sir William Bowman.
- Tubulus kontortus proksimal: Adalah tempat penyerapan kembali/reabsorpsi urin
primer yang menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Menghasilkan urin
sekunder.
- Lengkung henle: Penghubung antara tubulus kontortus proksimal
dengan tubulus kontortus distal.
- Tubulus kontortus distal: Tempat untuk melepaskan zat-zat yang tidak berguna
lagi atau berlebihan ke dalam urin sekunder. Menghasilkan urin sesungguhnya.
- Tubulus kolektivus: Adalah tabung sempit panjang dalam ginjal yang
menampung urin dari nefron, untuk disalurkan ke pelvis menuju kandung kemih.
E. Proses Pembentukan Urin
Mula-mula
darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino dan amonia mengalir
kedalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi karena
adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengerutnya arteri
yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari
glomerulus ditampung oleh kapsul bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus
atau urine primer. Secara normal, setiap hari kapsul bowman dapat menghasilkan
180 L filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus atau urine primer masih banyak
mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa, garam-garam dan asam
amino. Perhatikan Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Utama Urine Primer
Molekul
|
Kadar per Garam
|
Air
|
900
|
Protein
|
0
|
Glukosa
|
1
|
Asam Amino
|
0,5
|
Urea
|
0,3
|
Ion Anorganik
|
7,2
|
Filtrat
glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus
kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorpsi. Seperti asam
amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-, HCO3- dan K+. Sebagian ion-ion
ini diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan sebagian yang lain secara
difusi. Proses reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya
filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya,
reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino
berlangsung di tubulus renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut
dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi mengabsorpsi zat-zat
tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan di reaksikan
bersama urine.
Darah
yang masuk ke glomerulus setiap menitnya 1,2 liter atau seperempat seluruh
darah yang dipompa.
Selain
reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+, NH4+
disekresi dari darh menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti pensilin
juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur
pH dalam darah. Misalnya dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen
disekresikan ke dalam urine. Sekresi K+ juga berfungsi untuk menjaga mekanisme
homeostatis. Apabila konsentrasi K+ dalam darah tinggi , dapat menghambat
ransang impuls serta menyebabkan kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan
melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian disekresikan dari darah menuju tubulus
renalis dan diekresikan bersama urine.
Setiap
harinya tubulus mengabsorpsi filtrat berupa air sebanyak 178 L, garam 1.200 g
dan glukosa sebanyak 250 g.
Tubulus
Terpanjang
Kapsul
bowman sampai tubula merupakan satu saluran. Pada orang dewasa seluruh tubula
diperkirakan 7.500.000 sampai 15.000.000 cm atau kurang lebih 7,5 samapai 15
km.
Pada
saat terjadi proses reabsorpsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis
secara juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai contoh,
konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Dibagian
lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini
berfungsi agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik.
Dilengkung Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi
impermeabel untuk Na dan Urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan
filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara
osmosis.
Dilengkung
Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle
bagian bawah menjadi permebel terhadap garam dan impermeabel terhadap air.
Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air
yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak masuk
saat di lengkung Henle ascending membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik.
Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus kolektivus.
Duktus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Disini urea keluar dari
filtrat secara difusi.
Demikian
juga dengan air yang bergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air
ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi tinggi. Dari duktus kolektivus, urine
dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter
menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
sementara bagi urine.
Simaklah
tabel 2. Berikut ini agar levih mudah memahami proses pembentukan urine.
Nama
|
Proses yang terjadi
|
Contoh molekul yang diproses
|
Filtrasi di glomerulus
|
Darah mengalir masuk ke glomerulus
Darah mengalami proses filtrasi.
|
Air, glukosa, asam amino, garam, urea dan amonia.
|
Reabsorpsi di tubulus
|
Terjadi difusi dan transfor aktif molekul-molekul dari tubulus kontortus promoksimal.
|
Air, glikosa, asam amino dan garam
|
Sekresi di tubulus
|
Terjadi transfor aktif molekul-molekul dari darah ke tubulus kontortus
distal.
|
Amonia, ion hidrogen, penisilin dan asam urat.
|
Reabsorpsi air
|
Terjadi reabsorpsi air disamping tubulus terutama diduktus kolektivus
|
Garam dan air
|
Eksresi
|
Terbentuk urine yang sesungguhnya
|
Air, garam, urea, amonium, dan asam urat.
|
Urine
ditampung didalam kantong kemih (vesica urinaria) hingga mencapai kurang lebih
300 cc. Kemudian melalui uretra, urine di keluarkan dari tubuh. Pengeluaran
urine ini diatur oleh otot sfinkter. Perhatikan gambar 3. Mengenai sistem
urinaria pada manusia.
Pembentukan
urine dari plasma darah menyebabkan terjadinya banyak perubahan kandungan zat,
seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Komponen
|
Plasma
|
Filtrat Neftron
|
Urine
|
Konsentrasi
|
Subtrat yang Tersaing
|
Urea
|
0,03
|
0,03
|
1,8
|
60x
|
50%
|
Asam urat
|
0,04
|
0,004
|
0,05
|
12x
|
91%
|
Glukosa
|
0,10
|
0,10
|
Tidak ada
|
-
|
100%
|
Asam amino
|
0,5
|
0,05
|
Tidak ada
|
-
|
100%
|
Jumlah garam anorganik
|
0,9
|
0,9
|
< 0,9 – 3,6
|
< 1 – 4x
|
99,3%
|
Protein dan koloid lain.
|
8,0
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
-
|
-
|
Didalam
urine tidak ada lagi terdapat protein dan glikosa. Apabila didalam urine
terdapat senyawa-senyawa tersebut, ini menunjukan adanya gangguan pada ginjal.
F. Kelainan Pada Sistem Uregonitalia
Ada beberapa kelainan pada sistem ekresi ginjal
manusia, diantaranya seperti di bawah berikut ini:
1. Pyelonephritis
Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis
(ruang yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan
urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri.
Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis
dan akut.
Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu
daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus,
pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada
aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan
penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus
penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih keluar).
Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau
kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan
infeksi.
2. Glomerulonephritis
Glomerulonephritis, penyakit ginjal lain yang sering
terjadi, ditandai dengan peradangan sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini
dapat terjadi ketika sistem imun tubuh lumpuh. Antibodi dan zat-zat lainnya
membentuk partikel dalam aliran darah yang terjebak dalam glomeruli. Hal ini
menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli tidak dapat bekerja dengan baik.
Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin, pembengkakan jaringan
tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam hasil tes laboratorium.
Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan
diperlukan, dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan
(immunosuppressant), atau plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu
prosedur untuk membuang bagian darah yang mengandung antibodi.
Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan
nephritis, atau penyakit Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini
adalah pembuluh darah dalam bongkah glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka
peradangan, dan glomerulonephritis memang berhubungan dengan infeksi, dalam
arti kata sempit, penyakit ini menyerang setelah adanya infeksi bakteri
streptococcal dan kemudian semakin berat karena berbagai macam infeksi lainnya.
Namun demikian, terdapat bukti yang meyakinkan bahwa glomerulonephritis bukan
merupakan penyakit yang menyerang ginjal secara langsung karena satu penyebab
infeksi. Penyakit ini lebih kepada kelainan sistem kekebalan tubuh, dimana
pembentukan antibodi sebagai respon dari adanya protein asing (antigen)
ditempat lain dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan terbentuknya antigen-antibodi
kompleks yang tersangkut dalam bongkah glomerular atau pada sedikit kasus,
antigen ini menumpuk pada dinding kapiler glomerular. Pada tiap kasus, antibodi
atau antigen-antibodi kompleks mencapai ginjal melalui sirkulasi, dan mekanisme
ini disebut sebagai penyakit sirkulasi kompleks.
3. Batu Ginjal
Disebut juga Renal Calculus, plural Renal Calculi,
terkumpulnya mineral dan benda organik yang terbentuk dalam ginjal. Ada batu
yang menjadi demikian besar yang melumpuhkan fungsi ginjal. Urin mengandung
banyak garam dalam bentuk larutan dan jika konsentrasi garam mineral menjadi
berlebih, kelebihan garam ini mengendap menjadi partikel padat disebut batu
ginjal. Batu ginjal diklasifikasikan sebagai primer jika batu tersebut
terbentuk tanpa ada sebab yang jelas seperti infeksi atau penyumbatan.
Diklasifikasikan sekunder jika berkembang setelah adanya infeksi ginjal atau
kelainan.
Beberapa keadaan memperbesar peluang terbentuknya batu
ginjal. Baik itu berkurangnya volume cairan atau bertumpuknya mineral cukup
membuat terganggunya keseimbangan yang sempurna antara cairan dan larutan yang
ada dalam ginjal. Ketika batu mulai berkembang, biasanya ia akan terus tumbuh.
Sebuah nukleus dari endapan garam urin bisa merupakan kumpulan bakteri,
jaringan yang rusak, sel mati, atau keping darah kecil. Mineral menarik
partikel dari luar dan membungkusnya. Pada saat batu bertambah besar, bagian
permukaan dapat menjadi tempat bagi mineral lain dan kemudian bertambah besar.
Batu ginjal yang lebih kecil dapat keluar dari badan
dengan sendirinya meski akan menimbulkan rasa sakit. Batu yang lebih besar
memerlukan pembedahan, atau dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil dengan
gelombang suara dalam prosedur yang disebut ultrasonic lithotripsy.
4. Gagal Ginjal
Disebut juga Renal Failure, hilangnya sebagian atau
keseluruhan fungsi ginjal. Gagal ginjal digolongkan menjadi akut (ketika
serangannya tiba-tiba) atau kronis. Gagal ginjal akut berakibat pada
berkurangnya volume urin, kadar zat-zat bernitrogen, potasium, sulfat, dan
fosfat diatas normal dalam darah, dan rendahnya kadar sodium, kalsium, dan
karbon dioksida darah yang juga jauh dibawah normal. Biasanya orang yang terkena
ini sembuh dalam enam minggu atau kurang.
Sebab dari gagal ginjal ini antara lain karena rusaknya
tubulus didalam ginjal oleh obat-obatan atau larutan organik seperti karbon
tetraklorida, aseton, dan etilen glikol, bersinggungan dengan senyawa logam
seperti merkuri, timah, dan uranium. Gagal ginjal dapat pula disebabkan karena
cidera fisik atau operasi besar yang membuat kehilangan banyak darah atau juga
akibat penyakit yang merusak korteks (bagian luar) dari ginjal. Penyebab
lainnya adalah infeksi bakteri berat, diabetes yang merusak medula (bagian
dalam) ginjal, dan karena kelebihan garam kalsium dalam ginjal.
Tersumbatnya arteri ginjal, penyakit liver, dan
tersumbatnya saluran kencing dapat mengakibatkan gagal ginjal akut; pada
situasi yang jarang terjadi, gagal ginjal dapat terjadi tanpa gejala awal.
Komplikasi yang timbul dari gagal ginjal termasuk gagal jantung, paru-paru
berair, dan bertumbuknya potasium dalam tubuh.
Gagal ginjal kronis biasanya merupakan akibat dari
penyakit yang sudah lama diidap oleh ginjal. Pada gagal ginjal kronis darah
menjadi lebih asam dibandingkan biasanya dan dapat terjadi hilangnya kalsium
dalam tulang. Kerusakan saraf dapat pula terjadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas tentang sistem urogenitalia dalam penulisan karya
tulis ini. Maka penulis menyimpulkan diantaranya:
Sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Fungsinya sebagai
penyaring kotoran yang dibuang melalui urin. Ada beberapa hal yang perlu kita
ketahui tentang betapa pentingya fungsi ginjal, diantaranya; menyaring dan
membuang berbagai sisa metabolisme tubuh yang mengandung racun atau bersifat
racun, mengatur kadar bahan-bahan tertentu yang dibutuhkan oleh tubuh, mengatur
pH darah, mengatur keseimbangan ion mineral, komposisi air dan elektrolit dalam
darah, mengatur tekanan darah merangsang pembentukan sel darah merah baru,
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran pH 7,4.
Ginjal terdiri dari 3 bagian utama yaitu korteks, medula, dan pelvis.
Berikut adalah bagian utama dalam ginjal, calyces, pelvis, medula, korteks, ureter, vena ginjal, arteri ginjal. Di dalam korteks terdapat jutaan nefron. Berikut
adalah bagian-bagian
di dalam nefron; glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, tubulus kolektivus.
Dan berikut ini merupakan urutan pembentukan urine:
·
Darah yang
membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal melalui pembuluh
darah menujuke glomerulus.
·
Di dalam
glomerulus terjadi peristiwa penyaringan terhadap zat-zat yang terlarut dalam
darah. Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat yang
bermolekul kecil, seperti air, garam, amonia, urea, dan gula, maka zat-zat
tersebut disebut dengan filtranglomerulus.
·
Filtranglomerulus
masuk ke kapsula Bowman dan ditampung. Kemudian filtraglomerulus tersebut akan
diteruskan ke tubulus proksimal.
·
Di dalam
tubulus proksimal akan terjadi penyerapan kembali terhadap zat-zat yang masih
diperlukan, yaitu air, garam, dan gula. Sedangkan zat-zat lainnya yang tidak
diserap atau tidak dapat diserap akan menjadi urine primer.
·
Urine primer
masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi. (penambahan zat-zat
yang tidak diperlukan ke dalam urine primer sehingga menjadi urine sekunder.
Urine sekunder adalah urine sesungguhnya).
·
Urine sekunder
ditampung di tubulus kolekta, kemudian diteruskan ke uriter dan ditampung
kembali di kantung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
DAFTAR PUSTAKA
- Embriologi kedokteran LANGMAN, edisi
ke-7, 2000
- Siregar, Harris, dkk. 1995. Sistem
Urogenitalia Fisiologi Ginjal, Edisi ketiga. Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas
kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.
- Pricw, Lorraine, 2006,
pathophysioloy: clinical concepts of disease processes, 6/E, Alsevier Science.