Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

MAKALAH ANC IBU HAMIL



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
  1.  Pengertian Kehamilan
  2.  Diagnosa Kehamilan
  3.  Tahap Perubahan Dan Perkembangan Janin Derta Perubahan Terhadap Maternal
  4.  Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
  5.  Nasihat – Nasihat Untuk Ibu Hamil
  6. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
  7.  Soap

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1       Definisi
            Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan mengshasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memperhatikan ibu dan kehamilannya.
            Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.
            Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1.      Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
2.      Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
3.      Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
Dimana setiap trimester memiliki ciri khas tertentu. Dikatakan masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi, pertemuan sel sperma dan sel telur, pembuahan, nidasi, sampai membentuk janin dan terbentuknya seluruh tubuh janin sehingga saatnya melahirkan.
Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu misalnya, rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang. Dinding perut semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara membesar dan tenggang karena produksi ASI.
Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu melahirkan selamat.

 2.2.      Diagnosa Kehamilan
            Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tanda tertentu yang diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.
1.         Tanda Dugaan Hamil
a)      Amenorea (tidak datng haid).
b)      Payudara tegang
c)      Mengidam (ingin makanan khusus)
d)     Mual muntah pagi hari (morning sickness)
e)      Hipersalivasi
f)       Konstipasi
g)      Pigmentasi kulit
2.         Tanda Kemungkinan Hamil
a)      Pembesaran rahim dan perut
b)      Pada pemeriksaan dijumpai
        Tanda hegar
        Tanda chadwik
        Tanda discasek
        Teraba ballotement
c)      Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
3.         Tanda Pasti Hamil
a)        Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.
b)      Pemeriksaan USG
c)      Terdenagr denyut jantung janin.

 
2.3.      Tahap Perubahan dan Perkembangan Janin, Serta Perubahan Terhadap Maternal
1.         Perubahan dan Perkembangan Janin
0-4 Minggu
            Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan terbentuk.
4-8 Minggu
            Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulangh-tulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan.
8-12 Minggu
            Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah terbentuk.
12-16 Minggu
            Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh kasar dan berwarna.
16-20 Minggu
            Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak.
20-24 Minggu
            Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.


24-28 Minngu
            Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan dirinmenghadapi hari kelahirannya.
28-36 Minggu
            Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna.
38 Minggu
            Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjaid kapan saja.
2.         Perubahan Terhadap Maternal
            Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari, selama ini terjadi perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun janin. Janin berkembang dari 2 sel ke satu bentuk yang akan mampu hidup di luar uterus.
            Adapun perubahan yang terjaid ada 3 bagian, yaitu :
a.       Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3
Ibu terlambat menstruasi, payudara menbjadi nyeri dan membesar, kelelahan, dan ibu akan mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan berikutnya yaitu morning sickness atau mual muntah yang biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu.
b.      Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6
Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat tetapi tetap normal juka tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah pusat, payudara melai sekresi kolostrum, kantungketuban menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami gatal-gatal pada abdomen karrena uterus dan kulit merenggang.
c.       Trimester keiga minngu ke 28-36/ bulan 7-9
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi, pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala masuk PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna serviks dan segmen bawah rahim disiapkan.

2.4.      Perubahan Psikologis Pada ibu hamil
1.      Trimester Pertama
Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
2.      Trimester Kedua
Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.
3.      Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.        

2.5.      Nasihat-nasihat Untuk Ibu Hamil
*      Diet dan Pengawasab Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, ptotein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karna dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi-komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan seccukupnya saja. Bahan makanan tak perlu mahal, akan tetapi cupup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehaminan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, perumbuhan voluma darah, mamae membesar dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagi pengawasan akan keculupan gizi ini dapat dipai kenaikan berat badan wanita himil tersebut. Kenaiksn berat badan wanita hamil rata-rata 6.5 kg sampai b16 kg.

*      Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara katif maupun pasif. Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sbeiknya wanita hamil dilarang merokok.

*      Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perku benar, terutama pada trimesdter pertama dan kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat meenimbulkan kelainan teratogenig pada janin, misalnya thalidomid, yang sekarang telah dicabut dalam peredaran.

*      Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi  diperlukan untuk kebersihan atau hygiene terutama perawwatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh karena itu tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir dan terjatuh.

*      Koitus
Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus memang diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

*      Perawatan Gigi
Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawwatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis oleh karena rongga mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan memungkinkan, tiap hamil harus memeriksakan gignya secara teratur sewaktu hamil.
*      Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negri dan di dalam negri dibolehkan mengambil bvaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Dahulu di indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil opencacaran merupakan pencacaran ulang yang tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran  walaupun untuk pertama kali tetap dilkukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melewati plasenta dan dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Maka dari itu dianjurkan untuk pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium dewas ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.

*      Perawatan Payudara
Per4awatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dab aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putingg sus masuk kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik keluar.

*       Posisi Meneran
Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahitkan memilih posisi melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginkan bidanya sendiri. Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa aman.

 Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu :
·         Memberi banyak manfaat
·         Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan
·         Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit
·         Lebih membantu dalam meneran
·         Nilai APGAR lebih baik.
Posisi untuk meneran :
·         Posisi berjongkok, berlutut, merangkak
·         Posisi jongkok/ setengah jongkok
·         Posisi merangkak
·         Posisi mereng ke samping
·         Posisi berdiri

*      Cara Mengedan
Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim sudah membuka kira-kira 10 cm. Jika para calon ibu mengedan sebelum pembukaan lengkap, bisa-bisa mulut rahim pembengkakan dan bisa menghambat proses pembukaan dan berujung pada lamanya proses persalinan. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri kontraksi.

2.6.      Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
            ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan untuk   mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar.
            Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.


            Sedang tujuan Khusus ANC adalah:
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang bayi
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu
3.      Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan pembedahan.
4.      Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin
5.      Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
Satu kali pada trimester 1
Satu kali pada trimester II
Dua kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama, dilakukan segera setelah ketahui terlambat haid, Kunjungan ANC yang saint adalah:
- setiap bulan sampai kehamilan 28 munggu
- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
- setiap 1 minggu sejak kehamiilan 32 minggu sampai terjadi kehamilan.
- pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu
                        Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”
Timbang berat badan
1.      Tekanan darah
2.      Tinggu fundus uteri (TFU)
3.      TT lengkap imunisasi
4.      Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan
5.      Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki
6.      Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan

1.      Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Standar 1 : Metode Asuahan,
         Asuahan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan dengan langkah : Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencananevaluasi dan dokumentasi.
Standar 2: Pengkajian
         Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
       Bidan memlakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotipasi ibu , suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
       Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5 : Palpasi Abdomenal
        Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu.
Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
       Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
       Bidana menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan  yang tepat dan merujuknya.
 Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan
     Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman  suasana yang menyengkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
2. Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC)
 Timbang berat badan
       Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Ukur tekanan darah.
Ukur (Tinggi) Fundus Uteri
      Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Pemberian imunisasi TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum,

  3 Kunjungan Antenatal Care
      Kunjungan antenatal sebauknya di lakukan 4 kali selama kehamilan (Saifuddin,2006) yaitu:
1.      Satu kali trimester pertama
2.      Satu kali trimester kedua
3.      Dua kali trimester ke tiga
4 Kriteria Keteraturan ANC
a. Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut:
·         Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haid nya terlambat satu bulan
·         Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan
·         Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
·         Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
·         Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan
b. Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, Namun jika terdapatt kelainana dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kinjungan.
5 Dampak Ibu Hamil Tidak ANC
2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
1. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
3. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara dini.



BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL 36 MINGGU
DI PUSKESMAS SUKARAYA
TAHUN 2017

                  Tanggal/ jam : 21 April 2017
Subjektif
A.   Biodata
Istri                                                                              suami
Nama               : Ny. ARISNA                                    Nama Suami    : Tn. ARDI
Umur               : 24 tahun                               Umur               :  26 tahun
Agama             : Islam                                                 Agama             :  Islam
Pendidikan       : SMA                                    Pendidikan      : SMA
Suku                : Jawa                                     Suku                :  Jawa
Pekerjaan         :  IRT                                       Pekerjaan         :  Petani
Alamat            :                                               Alamat            :

1.    Alasan kunjungan saat ini
Ibu  Ingin memeriksa kehamilannya.

2.  Riwayat menstruasi

- Menarche      : 13 tahun
- Siklus            : 28 hari
- Lamanya haid  : 5 – 6 hari

- HPHT            :15 juli 2016
- TP                  : 22 April 2017
- Banyaknya     : 4x ganti pembalut
Keluhan            : ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat perkawinan
 menikah umur            : 23 tahun, pernikahan : ke 1 , lama pernikahan : 2 tahun, 
  
4. Riwayat kehamilan             :
            ibu mengkonsumsi tablet Fe dan vitamin tambahan selama kehamilan.
5. Riwayat obstetri : G: 1 ,P: 0, A: 0, Ah : 0
6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu:

Hamil
Ke -
Persalinan
          Nifas
Lahir
Umur kehamilan
Jns prsalinan
Penolong
Kmp
JK
BB
lahir
laktasi
kmp

-
       -
-
-
-
-
-
-
-
  
7. riwayat kesehatan

``````` Riwayat kesehatan ibu dan suami :
Ibu  dan  Suami mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan dan penyakit menular.
Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak pernah menderita penyakit keturunan dan penyakit
menular.
                           Saat hamil    :
·         BAB 2 x / hari, warna : kuning kecoklatan, konsistensi : lembek, bau : khas, keluhan : cepat terasa ingin buang air besar.  
·         BAK 6-7 x / hari, warna : jernih kekuningan, bau : khas , keluhan : ibu merasa lebih sering buang air kecil. 
        Pola istirahat              :           Saat hamil                  : ibu tidur 6 jam, 1 jam tidur siang            Keluhan    :   ibu mengeluh tidak nyaman saat tidur karena   ruang                                                     gerak terbatas.
a.         pola seksualitas     : Ibu Mengatakan Jarang melakukan hubungan. Karena                                              Tidak nyaman dan khawatir dalam melakukan hubungan          Seks.
b.      Personal Hygine
ü  Mandi                     : 2x sehari
ü  Gosok Gigi             : 3x sehari
ü  Cuci Rambut           : 3x dalam 1 mgg
ü  Ganti pakaian:         : 3x sehari (sesuai kebutuhan)
c.       Aktivitas sehari-hari
            Ibu dapat melakukan pekerjaan rumah tangga di bantu suami.
Senam hamil    : 1 x dalam seminggu
Jalan-jalan       : setiap pagi
8.. kebiasaan yang mengganggu kesehatan
            a. merokok                  : ibu mengatakan tidak merokok
            b. minum jamu            : ibu mengatakan tidak minum jamu
            c. minum-minuman berakohol : tidak pernah
9. riwayat psikososial , spiritual, dan ekonomi
a. penerimaan ibu, suami dan keluarga :
·      ibu, suami dan keluarga menerima dan mendukung kehamilan kerena             kehamilan yang direncanakan serta diharapkan.

b. perencanaan persalinan
ü  alat transportasi sudah disiapkan, ibu ingin bersalin di BPS ini dan di tangani oleh bidan.
ü  Rencana pemberian ASI : ibu mengatakan akan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
ü  Merawat bayi : ibu mengatakan ingin merawat bayinya sendiri dan dibantu suami dan keluarga.
ü  Kegiatan ibadah : shalat, membaca al-qur’an, pengajian setiap hari jum’at,
ü  Kegiatan sosial : arisan , pengajian
ü  Persiapan keuangan : ibu, suami dan keluarga sudah mempersiapkan biaya persalinan.



10. Hewan peliharaan dan keadaan lingkungan :
ü  Hewan yang dipelihara : tidak ada hewan peliharaan
ü  Keadaan lingkungan`    :
a.bersih
b.jauh dari tempat pembuangan sampah
c. jauh dari limbah ataupun sungai

Objektif 

I.      Pemeriksaan umum
1.    Keadaan umum            : baik
Kesadaran                  : compos mentis
2.    Vital sign                       
a.    Suhu                              : 36,5
b.    Nadi                              : 78 x/menit
c.    Tekanan darah               : 110/80 mmHg
d.    Respirasi                       : 20 x/menit
3.    Antropometri  
a.    BB                                : 61 kg
b.    TB                                : 165
c. Lila                                : 23,5 cm
II. Pemeriksaan fisik
1.    Kepala : Bentuk bulat, rambut berwarna hitam, tidak ada
            ketombe, tidak mudah dicabut.
2.    Muka : Bentuk simetris,
3.    Mata : kelopak mata ada, konjungtiva merah
            muda, sklera tidak ikterik, tidak ada cloasma gravidarum.
4.    Telinga : simetris , berlubang, bersih, pendengaran baik.
5.    Hidung : pernafasaan lewat hidung baik,hidung berlubang,bersih,septum utuh dan mukosa hidung lembab
6.    Mulut, gigi : Lidah ada, gigi bersih, dapat berfungsi baik
7.    Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.

8.    Payudara :
ü  pembesaran : tidak ada
ü  bentuk   : simetris
ü  Putting susu : simetris, menonjol, areola berwarna kecoklatan
ü  Pengeluaran : belum ada.                        
9.    Abdomen
Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, Tidak ada luka bekas operasi,

10.  Palpasi leopold
ü  Leopold I : TFU : 36 cm , Di fundus teraba lunak, bundar, tidak, melenting, yang berarti bokong.
ü  Leopold II : Perut sebelah kiri teraba lebar,memberikan tahanan yang, besar berarti, punggung janin, Perut sebelah kann teraba bagian kecil yang berarti ekstrimitas.
ü  Leopold III : Bagian terbawah janin, teraba keras, melenting, yang berarti kepala.
ü  Leopold IV : Kepala sudah sebagian masuk PAP (convergen)
ü  DJJ : ( + ) , Frekuensi : 135x /menit teratur
ü  TBJ : 32 x 155,
11. Genitalia          : tidak ada oedema,klitoris ada infeksi,tidak terdapat polip,pengeluran nanah atau darah pada uretra,tidak ada infeksi pada lubang vagina,tidak ada bekas luka di perineum.tidak .
12. Anus                : tidak ada infeksi anus dantidak adahaemoroid.
13. Ekstrimitas atas dan bawah :tangan dan kaki semetris,tidak ada oedema,jari-jari lengkap.
14. Pemeriksaan panggul luar        : Tidak Silakukan
ü  Distansia spinarum                    : Tidak Silakukan
ü  Distansia cristarum                   : Tidak Silakukan
ü  Distansia tuberum                     : Tidak Silakukan
ü  Distansia boudelogue               : Tidak Silakukan
ü  Lingkar panggul                        ; Tidak Silakukan

III. Data penunjang
a.    Pemeriksaan laboratorium
Tanggal                       : Tidak Dilakukan
Hasil                            : Tidak Dilakukan
Hb                               : Tidak Dilakukan
Protein dalam urine     : Tidak Dilakukan
Glukosa dalam urine  : Tidak Dilakukan
b.    Pemeriksaan penunjang:
USG
Hasil    :
c.    Catatan medik lain       : tidak ada


Analisa
Ibu hamil dengan G1 P0 A0   usia kehamilan 36 minggu, janin tunggal, hidup, , presentasi kepala.

Penatalaksanaan


1.      Jelaskan pada ibu tentang kehamilannya saat ini.
2.      Jelaskan pada ibu bahwa sakit dan nyeri dipinggang dan perut bagian bawah
       itu fisiologis.
3.  Jelaskan pada ibu bahwa sering BAK, BAB  itu fisiologis.
4. Anjurkan ibu untuk berjalan apabila terasa nyeri dipinggang dan perut
bagian bawah.
5. Anjurkan ibu tentang senam hamil sesuai usia kehamilannya.
6. Anjurkan ibu untuk melakukan senam hamil yang diajarkan di rumah.
7. Beri penyuluhan tentang kehamilannya pada ibu
8.  Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 mggu setelah kunjungan atau bila ada tanda-tanda persalinan.
 
 BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedimi mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
3.2 Saran
Di harapkan kepada mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu yang hamil normal dengan baik dan benar. Dan kepada ibu hamil lebih baik sering melakukan pemeriksaan sedini mungkin agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan apa saja yang dibutuhkannya baik diri sendiri maupun janinnya



DAFTAR PUSTAKA

5.         http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html
7.         http://arivaibeta.blogspot.com/2010/10/makalah-antenatal-care.html








ADAT KEBUDAYAAN DAERAH JAWA TENGAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK



Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia selalu menjadi masalah pelik yang tak kunjung membaik keadaannya. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif. Situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia sama sekali belum bisa dikatakan menggembirakan.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003 angka kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100 ribu kelahiran. Tingginya angka kematian ibu dan bayi sebesar 307 per 100 ribu kelahiran hidup, menjadi salah satu indikatornya buruknya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kendati berbagai upaya perbaikan serta penanganan telah dilakukan, namun disadari masih diperlukan berbagai dukungan.
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia  (SDKI) 1994 masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbesar (58,1%) adalah pendarahan dan eklampsia. Kedua sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC) yang memadai. Walaupun proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melakukan ANC minimal satu kali telah mencapai lebih dari 80%, tetapi menurut SDKI 1994, hanya 43,2% yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan.Persalinan oleh tenaga kesehatan menurut SDKI 1997, masih tetap rendah, di mana sebesar 54% persalinan masih ditolong oleh dukun bayi.Usia kehamilan pertama ikut berkontribusi kepada kematian ibu di Indonesia. Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak (SKIA) 2000 menunjukkan umur median kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun.SDKI 1997 melaporkan 57,4% Pasangan Usia Subur (PUS) menggunakan alat kontrasepsi dan sebanyak 9,21% PUS sebenarnya tidak ingin mempunyai anak atau menunda kehamilannya, tetapi tidak memakai kontrasepsi (unmet need). Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997 menjadi sebab utama menurunnya daya beli PUS terhadap alat dan pelayanan kontrasepsi.
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat proses reproduktif per 100.000 kelahiran hidup.Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).



          ADAT ISTIADAT JAWA PADA MASA KEHAMILAN DAN KELAHIRAN ANAK
A. Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. Pengertian Adat Istiadat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat didefinisikan sebagai aturan (perbuatan) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu sistem atau kesatuan. Sementara istiadat didefinisikan sebagai adat kebiasaan. Dengan demikian, adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat. Sebagai contoh, dalam masyarakat Jawa terdapat adat istiadat untuk melakukan upacara Selapanan ketika seorang bayi telah berumur 40 hari. Upacara ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jawa sejak lama.
C. Adat Istiadat Jawa Pada Masa Kehamilan dan Kelairan Anak
   Macam-Macam Upacara Adat Jawa Saat Prosesi Kehamilan
Kehamilan merupakan masa-masa yang tidak terlupakan bagi seorang ibu, di adat Jawa terdapat beberapa upacara saat prosesi kehamilan yang sudah turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang, upacara-upacara tersebut antara lain sebagai berikut:
  •          Upacara Tiga Bulanan Upacara ini dilaksanakan pada saat usia kehamilan adalah tiga bulan. Di usia ini roh ditiupkan pada jabang bayi, biasanya upacara ini dilakukan berupa tasyakuran.
  •          Upacara Tingkepan natau Mitoni Upacara tingkepan disebut juga mitoni, berasal dari kata “pitu” yang berarti tujuh, sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada  kehamilan pertama.
Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa khusus. Berikut ini adalah tata cara pelaksanan upacara tingkepan antara lain:
1.   Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang. Bermakna mohon doa restu supaya suci lahir dan batin. Setelah upacara siraman selesai, air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air dalam kendi habis, kendi dipecah.
2.   Memasukkan telur ayam kampong ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami melaluo perut sampai pecah, hal ini merupakan harapan supaya bayi lahir dengan lancar tanpa suatu halangan.
3.   Berganti nyamping sebanyak tujuh kali secara begantian, disertai kain putih. Kain putih sebagai dasar pakaian pertama, yang melambangkan bayi yang akan dilahirkan adalah suci, dan mendapat berkah dari Tuhan YME. Diiringi dengan pertanyaan “sudah pantas atau belum” sampai ganti enam kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir “belum pantas” sampai yang terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana dijawab “pantas”. Adapun nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan diakhiri dengan motig yang paling sederhana, urutannya adalah sebagai berikut:
4.      Sidoluhur
5.      Sidomukti
6.      Truntum
7.      Wahyu Tumurun
8.      Udan Riris
9.      Sido Asih
10.  Lasem sebagai kain
11.  Dringin sebagai kemben
D. Beberapa Pantangan Dalam Prosesi Kehamilan Adat Jawa
Berikut ini adalah pantangan bagi calon ibu dan calon ayah menurut tradisi Jawa, antara lain sebagai berikut:
1.    Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang, sebab jika itu dilakukan bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
2.      Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si ibu agar janin terhindar dari marabahaya.
3.      Ibu tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin.
4.   Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tidak dililit tali pusar.
5.   Ibu hamil tidak boleh benci kepada sesorang secara berlebihan, nanri anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
6.      Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
7.    “Amit-amit” adalah ungkapan yang harus diucapkan sebagai “dzikir”-nya orang hamil ketika melihat peristiwa yang menjijikan, mengerikan, mengecewakan dan sebagainya sebagai harapan janin terhindar dari kejadian tersebut.
8.      Ngidam adalah prilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama diawal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
9.    Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan gugur.
10.  Jangan makan ikan mentar agar bayi tidak bau amis.
11.Untuk sang ayah dilarang mengganggu, melukai, bahkan membunuh hewan. Contohnya memancing, membunuh hewan, memburu, dan lain-lain.
Serta masih banyak pantangan-pantangan lain yang harus dihindari oleh calon ibu maupun ayah. Namun sebenarnya pantangan-pantangan tersebut dapat dinalar apabila ditelaah menurut ilmu pengetahuan, hanya saja beberapa kemungkinan tidak tertuju langsung dengan keberlangsungan hidup si jabang bayi kelak.
E. Macam-Macam Upacara Adat Untuk Bayi
Bukan hanya pada saat kehamilan saja upacara adat atau ritual dilaksanakan. Ketika bayi itu pun lahir masih ada ritual dan upacara adat. Upacara ini pun berlangsung hingga si anak menginjak usia satu tahun. Namun, pelaksanaan upacaara ini dilaksanakan hanya di usia tertentu saja, berikut jenis-jenis upacara adat Jawa yang berkaitan dengan kelahiran anak.
  •             Upacara Adat Barokahan
Barokahan memiliki makna adalah pengungkapan rasa syukur dan rasa sukacita atas kelahiran yang berjalan lancar dan selamat. Ditinjau dari maknanya barokahan juga bisa berarti mengharapkan berkah dari Yang Maha Pencipta.
Tujuan dari upacara ini adalah untuk keselamatan dan perlindungan bagi sang bayi. Selain itu harapan bagi sang bayi agar kelak menjadi anak yang memiliki prikaku yang baik.
Rangkaian upacara ini berupa memendam ari-ari atau olasenta bayi. Setelah itu dilanjunkan dengan membagikan sesajen barokahan kepada sanak saudara dan para tetangga.
  •            Upacara Adat Sepasaran atau Pupuk Pusar
Sepasaran merupakan salah satu upacara adat bagi bayi berumur lima hari. Upacara ini umumnya diselengarakan secara sederhana, tetepi jika bersamaan dengan pemberian nama pada si bayi upacara ini bisa dilakukan secara meriah.
Acara ini biasanya dilaksanakan dengan mengadakan hajatan yang mengundang saudara dari tetangga. Suguhan yang disajikan biasanya berupa minuman serta jajanan pasar. Selain itu juga terkadang pula ada yang dibungkus tapi menggunakan besek (tempat makanan terbuat dari anyaman bambu) ataupun lainnya untuk dibawa pulang
  •        Upacara Adat Selapan
Dalam bahasa Jawa, selapan berarti tiga puluh lima hari. Tradisi ini dilakukan pada peringatan hari kelahiran. Setelah 35 hari dari hari dimana bayi dilahirkan, maka diadakan perayaan dengan nasi tumpeng, jajan pasar dan berbagai macam makanan sebagai symbol dari makna-makna yang tersirat dalam tradisi Jawa.
Namun dalam perkembangannya, saai ini selapan sebagai ungkapan syukur atas kesehatan dan keselamatan bayi, diwujudkan cukup dengan nasi tumpeng beserta lauk seadanya. Kemudian mengundang tetangga untuk kendurenan (selamatan), berdoa besama-sama dan diujung acara, tumpeng dibagi rata untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Selapansebagai harapan orang tua dan keluarga agar bayi selalu sehat, jauh dari marabahaya, dan apa yang diharapkan bisa terlaksana.
  •              Upacara Adat Mudhun Siti
Upacara ini dilakukan untuk bayi yang telah berusia 7 bulan. Di Yogyakarta, upacara ini disebut dengan tedhan siten. Upacara ini sebagai pelambang bahwa si anak telah siap untuk menjalani hidup lewat tuntunan dari si orang tua. Acara ini dilaksanakan pada saat anak berumur 7selapan atau 245 hari. Prosesi upacaranya adalah tedhak sega pitung warna, mudhun tangga tebu, ceker0ceker, sebar udik-udik, dan siraman.