Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

PENGAMBILAN SPECIMEN DARAH

             PENGAMBILAN SPECIMEN DARAH

Pengambilan Specimen Darah Vena

Pengertian
Pengambilan darah vena yaitu suatu pengambilan darah yang diambil pada pembuluh darah vena vossa cubitti, vena saphena magna/ vena supervicial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit atau vacutainer.
Tujuan
 Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi

Peralatan Venipuncture
            1.    Tourniquet
a.    Tali karet (latex strap)
b.    Seraket
c.    Velcro-closure
d.   Menset tensimeter
2.    Jarum
a.    Steril dan sekali pakai (19-23 gauge)
b.    Ukuran jarum menunjukkan diameter lumennya
c.    Ukuran yang besar menunjukkan diameter lumen yang kecil dan sebaliknya.
3.    System tabung vakum
a.    Jarum khusus (20-22 gauge) steril
b.    Holder/adapter
c.    Tabung vakum (2-15ml)
1)   Sterildan nonsteril
2)   Tanpa zat tambahan
·      Antikoagulan
EDTA, heparin, Na-citrat, K, NH4-oksalat
·      Antiglikolitik
Na-Fluorida, Asam Iodo-asetat
·      Activator bekuan darah (chlot activator)
Partikel silica
·      Thixotropic gel separator
Jenis tabung ditandai dengan tutup berwarna
3)   Jenis tabung ditandai dengan warna tutup tutup yang berbeda-beda sesuai kegunaannya.
4.    System semprit (syringe)
a.    Terbuat dari plastic atau gelas 2-10ml
b.    Steril dan sekali pakai
c.    Ukuran jarum 21-23 gauge, 18 gauge untuk memindahkan darah ke tabung
d.   Panjang jarum 1-1,5inch
e.    Terdiri dari barrel (penampung) dan plunger (penghisap)
5.    System wing needle (Butterfly)
a.    Jarum stainless steel 1,5-0,7inch
b.    Selang/tubing 5-12inch
c.    Dapat dihubungkan dengan tabung vakum atau semprit (dengan adaptor khusus).

Lokalisasi
Tempat-tempat yang dimungkinkan dilakukan pengambilan darah vena adalah sebagai berikut:
1.    Lengan: vena basilica,vena cepalica, vena mediana cubitti, vena medial-antebrachial, vena radialis.
2.    Tungkai: vena saphenous
Lokasi lain yang dapat digunakan apabila vena lengan tidak dapat dilakukan pengambilan: Vena pergelangan tangan, Vena brachialis, Vena jugularis atau sinus sagitalis (pengambilan darah vena pada bayi), Vena femoralis, Vena dorsalis pedis.

 Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pengambilan darah vena :
  1. Lepas tutup jarum secara perlahan, jangan sampai ujung jarum menyentuh tutupnya, sebab jarum dapat tumpul
  2. Pada Vacutainer pemasangan tabung vakum pada holder harus kuat, dengan cara ibu jari kanan mendorong tabung sedangkan jari telunjuk dan jari tengah (kanan) tertumpu pada kedua sisi holder, ibu jari tangan kiri memegang holder dengan sedikit menekan agar holder tidak bergerak
  3. Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya
  4. Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan
  5. Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam, usaha coba-coba dilarang untuk dilakukan
  6. Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat mengakibatkan hemokonsentrasi setempat
  7. Hematome, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri, perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Ø  Pengambilan Darah Vena dengan Syring


Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.

Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :
  • Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
  • Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
  • Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
  • Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
  • Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
  • Minta pasien mengepalkan tangan.
  • Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
  • Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
  • Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
  • Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
  • Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
  • Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Ø  Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.

Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).

Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).


Prosedur :
  • Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
  • Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
  • Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
  • Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
  • Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
  • Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
  • Minta pasien mengepalkan tangan.
  • Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
  • Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
  • Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
  • Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
  • Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
  • Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

PENGAMBILAN SPECIMEN DARAH PREFIER
Pengertian
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit
Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :
  • Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
  • Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
  • Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.
Tujuan
1.      Mendeteksi penyakit
2.      Menentukan risiko
3.      Memantau perkembangan penyakit
4.      Memantau pengobatan dan lain-lain
5.      Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan

Peralatan dan perlengkapan
1.      Lancet
2.      Kapas alkohol
3.      Kapas kering
4.      Sarung tangan
5.      Larutan klorin 0,5%
6.      Pengalas
7.    Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur Hb (Hbsahli) dll tergantung jenis pemeriksaan
8.      Bengkok
Prosedur pelaksanaan
1.      Beritahu dan jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2.      Siapkan alat dan bahan, bawa ke dekat pasien
3.      Pasang sampiran
4.      Atur posisi pasien senyaman mungkin
5.      Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
6.      Pakai sarung tangan
7.   Hapushamakan/ disinfeksi kulit dengan kapas alkohol (ujung jari manis atau jari tengah) dan biarkan kering
8.      Tusuk ujung jari dengan lancet secara tegak lurus
9.    Usap darah yang baru keluar dengan kapas kering, darah yang keluar berikutnya digunakan untuk pemeriksaan
10.  Tekan bekas tusukan dengan kapas kering
11.  Bereskan alat, buangalah suntikan dengan benar
12.  Cuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepas sarung tangan secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit
13.  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
14.  Lakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

B.  SPECIMEN URIN
PENGERTIAN
Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Tujuan dari pemeriksaan spesimen urine adalah 
  1. Untuk mengetahui adanya kelainan urine secara langsung. Urine akan diambil sebagai spesimen atau sampel laboratorium apabila diperlukan. Beberapa kasus yang memerlukan sampel urine adalah diabetes, proteinuria, dan adanya gangguan ginjal.  
  2. Untuk membantu penegakan dini diagnosa awal. Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstisial.
PERSIAPAN PENGAMBILAN SPECIMEN URINE
Persiapan Klien
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya pengambilan sampel urine.
Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. keluarga atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan sampel urine; mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel; menampung urine midstream dengan baik. Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia.
Persiapan alat
·         Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)
·         Label spesimen
·         Sarung tangan sekali pakai
·         Larutan anti septik
·         Kapas sublimat
·         Formulir Laboratorium
·         Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
·         Baskom air hangat
·         Waslap
·         Sabun
·         Handuk
Mid Stream
Alat & Bahan :
 persiapkan peralatan
a. sabun,lap basah,dan handuk
Di gunakan untuk membersihkan,membilas,dan mengeringkan perineum
b.peralatan komersial untuk mengambil irine dengan cara bersih,gulungan kapas steril atau bantalan kasa ukuran 2x2
c. larutan anti septik
d. air steril
e. wadah spesimen steril
f. sarung tangan steril dan non steril
g. pispot
h. label spesimen yang lengkap
i.      Membilas larutan antiseptic

PENGAMBILAN SPECIMEN PASIEN YANG ISTIRAHAT TOTAL DITEMPAT
 TIDUR Dengan Cara Mid Stream / URIN TENGAH :
1.      Meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong klien, lepaskan pakaian bawah klien dan atur posisi yang sama seperti saat membersihkan vulva/perineum (bila klien harus dibantu).
2.      Membersihkan daerah perineum dan alat genitalia dengan menggunakan air hangat + sabun dan washlap, kemudian keringkan dengan handuk.
3.      Membersihkan daerah meatus urethra eksternus dengan menggunakan kapas betadine dan pinset steril.
4.      Menganjurkan kepada klien untuk berkemih dan tampung urine yang pertama keluar dalam pot/urinal, kemudian tampung urine yang keluar selanjutnya kedalam bokal/botol urine sampai 10 – 20 cc dan anjurkan klien untuk menuntaskan berkemihnya kedalam pot/urinal.
5.      Menempatkan bokal/botol urine ditempat yang aman, setelah urine untuk pemeriksaan ditampung.
6.      Menutup bokal/botol urine.
7.      Merapihkan klien dan alat.
8.      Melepaskan handscoen.
9.      Menempelkan etiket pemeriksaan urine pada bokal/botol urine, dan buatkan formulir pemeriksaannya.
10.  Membuat formulir pmerikasaan.
11.  Membawa sampel urine beserta formulir pemeriksaannya ke laboratorium.

PENGAMBILAN SPECIMEN PASIEN YANG DAPAT BERJALAN/URIN BERSIH
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri
Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.
PROSEDUR
Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah. Jumlah minimal 10mL
Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin memerlukan bantuan.

    Spesimen harus bebas dari feses Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.






C.     SPECIMEN FEACES

Pengertian
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur : jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya.
Tujuan
Mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan feses rutin Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan untuk mendeteksi adanya kuman, seperti kelompok salmonela, sigela, sherichia coil, stafilokokus, dan lain-lain.
Persiapan Pasien
Jelaskan Tindakan Yang Akan Dilakukan Kepada Pasien
PERALATAN
1.      Sarung tangan
2.      Spatel steril
3.      Hand scoon bersih
4.      Vasseline
5.      Lidi kapas steril
6.      Pot tinja
7.      Bengkok
8.      Perlak pengalas
9.      Tissue
10.  Tempat bahan pemeriksaan
11.  Sampiran

Prosedur Kerja
1.      Memberitahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2.      Menyiapkan alat, membawa kedekat pasien
3.      Memasang sampiran
4.      Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5.      Mencuci tangan denghan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6.      Memakai sarung tangan
Ø  Pada Pasien yang Tidak Kuat Berjalan
7.      Memasang pengalas dibawah bokong pasien
8.      Memberikan urinal pada pasien untuk BAK/kencing
9.      Mengganti urinal dengan pispot untuk BAB/berak
10.  Mengambil tinja sedikit dengan lidi kapas , memasukkan kedalam tempat/botol yang sudah disediakan
11.  Membantu pasien untuk cebok
Ø  Pada Pasien yang Dapat Berjalan
12.  Memberitahu pasien untuk mengambil tinja dengan lidi kapas dan memasukkan ketempat yang telah disediakan, jangan sampai tinja tercampur dengan airnya
13.  Memberi  etiket yang jelas dan mengisi formulir pengiriman, untuk segera dikirim ke laboratorium
14.  Membereskan alat
15.  Mencuci sarung tangan dengan larutan clorin 0,5%, lepas sarung tangan secara terbalik dan merendam dalam larutan clorin selama 10 menit
16.  Memncuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan mengeringkan dengan handuk bersih
17.  Evaluasi
18.  Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

0 Responses