Makalah Implan
BAB I
PENDAHULUAN
. Latar Belakang
Keluarga berencana nasional
Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap
Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Seperti
diketahui bahwa KB mencakup dua tujuan utama:
a) Pengaturan jarak kelahiran (“spacing”)
b) memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi
menambah anak (“limiting”).
Masyarakat Indonesia dapat menerima
hampir semua metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah
satu metode KB yaitu Metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern
kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga yaitu: kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan. Materi hand out yang akan dipelajari
kali ini adalah kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan disebut juga alat
kontrasepsi bawah kulit (AKBK) karena insersinya pada bagian subdermal.
Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam dosis rendah yang mempunyai
masa kerja panjang.
Tujuan akhir dari hand out ini
adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pelayanan kontrasepsi
implan. Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi: pengertian dan cara
kerja kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan, keuntungan dan
kerugian kontrasepsi implan yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, brain
storming dan penugasan.
Pada dasarnya setiap orang termasuk
mahasiswa memiliki kemampuan untuk menstransformasikan dirinya sendiri. Untuk
memperbaiki kemampuan ini merupakan salah satu aktivitas yang menantang.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
a. Kontrasepsi
Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).
b. Kontrasepsi Implan
adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel yang
terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan
sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal
dengan masa kerja lima tahun (Varney, 1997).
Cara Kerja Kontrasepsi Implan:
a.
Lendir
serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata
terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun,
yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
b.
Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik
endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi.
Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun
demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada
pengguna implan.
c.
Mengurangi
transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit,
sehingga menghambat pergerakan sperma.
d. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan
luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting
untuk ovulasi.
Jenis – jenis Kontrasepsi Implan
a. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik
lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dan berdiameter
2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama
penggunaan kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun
berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin
generasi ketiga yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable
dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm terdiri dari suatu inti EVA
(Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya
3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari
yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
c. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
d. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm,
yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100
μg per hari dan lama kerja 1 tahun.
e. Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan
melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan
larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu
dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut
mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi
implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan
secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer
E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm terdiri dari dua ukuran dengan
panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel dan kapsul dengan panjang 4 cm
yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan
pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat
dibandingkan silastic.
Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi
Implan
1)
Keuntungan Kontrasepsi Implan meliputi:
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant
sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100
perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang.
Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh:
uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu
rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan.
Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam
bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah
pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan
metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang
kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan
terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan
memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi
setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam
lengan atas.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan
mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon
estrogen sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama karena
diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita
menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi
tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam
tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i. Dapat dicabut setiap saat
j. Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang
hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari
perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para
pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah
haid yang hilang.
2) Kerugian
Kontrasepsi Implan meliputi:
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan
pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan
jumlah darah haid serta
amenorea.
Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama
penggunaan kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada
interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting
(bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi tetapi tidak
sering dan kurang dari 10% setelah tahun
pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada
tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah
perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
Timbulnya keluhan-keluhan seperti:
a. Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna
adalah nyeri kepala kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan
karena nyeri kepala.
b. Peningkatan berat badan
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan
peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan
berat badan pada pengguna implan dikacaukan oleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun
peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik
levonorgestrel tetapi
kadar rendah implan agaknya tidak mempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan
lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat
menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh ( juga tidak ada hubungan antara
perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan ).
c. Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak,
merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat
disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu
dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat
hormon seks ( SHBG, sex hormonne binding globulin ), menyebabkan peningkatan kadar
steroid bebas ( baik
levonorgestrel maupun testosterone ). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang
mengandung levonorgestrel yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya ( suatu peningkatan ) menghasilkan penurunan dalam
androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup
pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun
atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal ( misalnya larutan atau gel
klindamisin 1%, atau reitromisin topical ). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar
pengguna untuk terus menggunakan implan.
d. Perubahan perasaan ( mood ) atau kegelisahan ( nervousness )
Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru
bagi sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun wanita akan menghadapinya dengan
berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa
nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita
nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada
kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses
pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi
yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah sembuh, meninggalkan
jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.
e. Membutuhkan tindak pembedahan minor
untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang ( diinsersikan )
dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih.
Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan
klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%,
suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik
dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
f. Tidak memberikan efek protektif
terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap
penyakit menular seksual seperti: herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau
clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus
mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang ( kondom ) guna mencegah infeksi.
g. Klien tidak dapat
menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan
implan.
Pemasangan dan Pencabutan Implant
1. Persiapan
Pemasangan
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan
maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan. Bila mungkin ruangan sebaiknya jauh dari area
yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit serta harus:
• Mamiliki pencahayaan yang cukup
• Berlantai keramik atau semen
sehingga mudah di bersihkan
• Terbebas dari debu dan serangga
• Memiliki ventilasi udara yang baik
• Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan
termasuk air bersih dan mengalir ( air kran dan lain-lain ).
2. Pencegahan
Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi
pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus
berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu
melakukan hal-hal sbb:
• Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh
lengan yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang
tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septic).
Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien sangat kurang
• Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10
detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
• Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau
diDTT. ( Gunakan sepasang sarung tangan yang
berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang )
• Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang
telah diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada
daerah pemasangan/pencabutan implan.
• Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang
implant dan sebelum malepas sarung tangan,
dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau
merendam jarum dan alat suntik, isi
dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar.
Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam
selama 10 menit dan kemudian
bilas segera dengan air bersih.
• Kain operasi ( drape )
harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
• Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan
terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau kantong
plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) harus
dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
• Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi,
pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan
dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien. Kedua tindakan ini pada kenyataannya
sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau
pencabutan implan Norplant.
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
• Meja periksa untuk berbaling klien
• Alat penyangga lengan (tambahan)
• Batang implan dalam kantong
• kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta
mangkok untuk tempat
meletakkan implan Norplant.
• Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah
steril (atau
didisinfeksi tingkat tinggi)
• Sabun untuk mencuci tangan
• Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit (mis,betadin atau sejenis gol
povidon iodin lainnya) lengkap
dengan cawan/mangkok anti karat.
• Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
• Semprit (5-10ml)
dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1
1/2inch)
• Trokar 10 dan madrin
• Skalpel 11 atau 15
• Kassa pembalut, band aid atau plester
• Kassa steril dan pembalut
• Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk
kaperluan
darurat)
• Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
• Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci
Keberhasilan Pemasangan
• Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan
• Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
• Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8
cm diatas lipat siku,
didaerah media lengan
• Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus
kulit. Gunakan
kalpel atau trokar tajam untuk
membuat insisi.
• Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang
kecil, superfisisl tepat
dibawah kulit. Waktu memasang trokar
jangan dipaksakan
• Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat untuk memastikan
memastikan pemasangan tepat dibawah
kulit
• Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum
kapsul berikutnya
dipasang (untuk mencegah kerusakan
kapsul sebelumnya pegang
kapsul yang
sudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masuk trokar pelan-pelan
disepanjang tepi jari tersebut)
• Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul
menonjol keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi
harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang
kembali dalam posisi yang tepat
• Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum
semua kapsul dipasang
dan periksa seluruh posisi kapsul.
Hal ini untuk memastikan bahwa keenam
kapsul dipasang dalam posisi benar
dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
• Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
2. Penatalaksanaan
Umum
Kapsul implan dipasang tepat di
bawah kulit di atas lipat siku di daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan
kapsul pilihlah lengan klien yang jarang digunakan. Pertama, cuci lengan dengan
air dan sabun, kemudian
usap dengan antiseptik dan suntik anestesi lokal. Buat insisin kecil hanya
sekedra menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul
dimasukkan melalui trokar khusus dan dipasang tepat di bawah kulit. Sebelum
memulai tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien:
• Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas
implant
• Sudah mendapat anestesi lokal sebelumnya
• Alergi terhadap obat anestesi lokal atau jenis obat
lainnya
3. Persiapan
Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan
air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa
sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting
bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan
mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja
samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (misalnya: lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di
samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau
sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan
pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan
siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik
kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam
mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat.
Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu
demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan
menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau
DDT.
4. Tindakan Sebelum Pemasangan
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan
untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung
kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan
klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa
berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai
sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari
tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar
8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus
antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang
untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat
yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat
pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi
alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan
rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini
akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik
jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi
sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang
kapsul.
5. Pemasangan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum
atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 450 buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang
dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1)
dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum
memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar yang
harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di
dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai
dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan
berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar
jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar
ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati
ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat
diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat
di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari
trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari
dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke
dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut
bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung
trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna
untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan
pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini
adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke
jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus
terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat
berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul
sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari
trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar
ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan
kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk
melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan
masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut
sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan
mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah
tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti
sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko
infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5
mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul
semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi.
Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut
dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul
sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari
menggunakan kasa selama 1 menit
6. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
1. Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau
plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu
dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
2. Perawatan klien
- Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan
kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
- Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri
petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau bisa diberikan
secara tertulis.
BILA TERJADI INFEKSI
- Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi local
- Bila terjadi abses (dengan atau tanpa eksplusi kapsul)
cabut semua kapsul.
PETUNJUK UNTUK MENJAGA AGAR TROKAR TETAP TAJAM
- Pemakaian yang berulang-ulang akan menyebabkan trokar
menjadi tumpul. Trokar harus diperiksa dengan hati-hati setelah setiap 10 kali
pemasangan.
- Setelah selesai dipakai, dipisahkan trokar dari
pendorongannya. (hal ini untuk menjaga trokar agar tetap tajam).
- Bila trokar telah menjadi tumpul, harus diasah seperti
mengasah pisau atau gunting dengan menggunakan batu asah yang halus.
- Pada waktu mengasahntrokar,jangan terlalu berlebihan oleh
karena dapat mengubah sudut ketajamannya sehingga trokar tidak bisa dipakai
lagi. Pengasahan yang berlebihan akan memperpendek trokar, mengurangi jarak ke
tanda (2) dekat ujung trokar.
- Masalah lain yang ditimbulkan karena pengasahan yang
erlebihan adalah pada waktu memasukkan pendorong sepenuhnya, maka ujung tumpul
pendorong akan menonjol keluar melewati ujung tajam trokar. Hal ini akan
menyulitkan waktu memasukkan trokar tepat di bawah kulit. Bila hal ini terjadi,
tarik kembali pendorong sehingga ujung tumpulnya tidak menonjol keluar dari
ujung tajam trokar.
- Setelah kira-kira 50 sampai 100 kali pemasangan , trokar
harus diganti, tidak boleh diasah lagi.
7. Cara Pencabutan
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau
Crile untuk menjepit kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah
banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode
“pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada tahun 1992. Kenyataannya bahwa
banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan, sedang
perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan dengan jelas mtode
standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung oleh
pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan
kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu
dalam atau tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun
akan memakan waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu
pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk
pencabutan implant Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara
tek=hnik “u” dan tehnik standar adalah:
- Posisi dari insisi kulit
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan
modifikasi klem yang digunakan unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter
ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2 mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan
kondisi baik (misalnya klem harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus
tajam). Periksa alat dan bahan yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril
atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah
sebagai berikut:
- Meja periksa untuk tempat tidur klien.
- Penyangga lengan atau meja samping
- Sabun untuk mencuci tangan
- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik,
satu tempat air mendidih atau steril yang berisi kapas bulat untuk membersihkan
bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi larutan Klorin 0,5% untuk
dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
- Sepasang sarung tangan steril/DTT.
- Larutan antiseptic
- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan
panjang 2,5 - 4 cm
8. Tindakan Sebelum Pencabutan
Langkah 1:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
kain bersih.
Langkah 2 :
Pakai sarung tangan steril
Langkah 3 :
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
Langkah 4 :
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan
klem steril untuk memegang kasa tersebut. Mulai mengusap dari tempat yang akan
dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan
biarkan kering sebelum memulai tindakan.
Langkah 5 :
Gunakan doek/kain lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul.
Langkah 6 :
Raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
Langkah 7 :
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat
anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (1% tanpa epinefrin).
Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi akan dibuat, kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
Suntikan sedikit obat anastesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit.
Masukkan jarum secara hati-hati di bawah ujung kapsul pertama sampai kurang
lebih 1/3 panjang kapsul, tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikan obat anastesi
(0,5 ml) untuk mengangkat ujung kapsul. Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum
dan masukkan ke bawah kapsul berikutnya. Ulangi proses ini sampai keenam ujung
kapsul terangkat. Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung jarum
untuk memastikan obat anstesi telah bekerja.
9. Tindakan Pencabutan Kapsul
Metode Standar
Langkah 1:
Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak sama dari ujung
bawah semua kapsul. Kira-kira 5 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut
sama maka insisi dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum menentukan
lokasi, pastikan tidak ada ujung kapsul yang berada di bawah insisi lama.
Lngkah 2:
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang yang
kecil kurang lebih 4 mm dengan menggunakan scalpel.
Langkah 3:
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar
atau yang terdekat dengan tempat insisi.
Langkah 4:
Dorong ujung kapsul kea rah insisi dengan jari tangan sampai
ujung kapsul tampak pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka
insisi, masukkan klem lengkung dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas,
kemudian jepit ujung kapsul dengan klem tersebut.Masukkan klem lengkung melalui
luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke kulit, teruskan sampai berada
di bawah ujung kapsul dekat siku. Buka dan tutup jepitan klem untuk memotong
secara tumpul jaringan parut yang mengelilingi ujung kapsul. Ulangi sampai
ujung keenam kapsul bebas dari jaringan parut yang mengelilinginya.
Selanjutnya, dorong ujung kapsul pertama sedekat mungkin pada luka insisi.
Sambil menekan kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah, masukkan lagi klem
lengkung sampai berada di bawah ujung kapsul, jepit kapsul di dekat ujungnya
dan secara hati-hati tarik keluar melalui luka insisi.
Langkah 5:
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul
dengan cara menggosok-gosok pakai kasa steril untuk memaparkanujung bawah
kapsul.
Langkah 6:
Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan menggunakan klem
kedua. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul secara pelan dan hati-hati dengan
klem kedua. Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang
mengelilinginya tidak melekat pada karet silikon. Bilakapsul sulit dicabut,
pisahkan secara hati-hati sisa jaringan yang melekat pada kapsul dengan menggunakan
kasa.
Langkah 7 :
Pilih kapsul yang tampak paling mudah dicabut. Sebelum
mengakhiri tindakan, hitung untuk memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
Metode huruf “U” Klem yang dipakai untuk mencabut kapsul
pada teknik “U”, merupakan modifikasi klem yang digunakan untuk vasektomi tanpa
pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi 2,2 mm.
10. Tindakan Setelah Pencabutan
Menutup luka insisi
• Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implant lagi,
bersihkan tempat insisidan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik.
Gunakan klem untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10-15 detik untuk
mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian balut luka insisi.
• Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band
aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan plester.
INTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DI RUMAH
• Beri tahu klien mungkin timbul memar, bengkak dan kulit
kemerahan pada daerah pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini normal.
• Jaga luka insisi agar tetap kering dan bersih minimal 48
jam.
• Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam
dan band aid boleh dibuka setelah 3-5 hari.
• Klien segera melakukan pekerjaan ringan. Hindari benturan
pada tempat insisi.
• Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci dan disentuh
dengan tekanan normal.
• Segera kembali ke klinik jika timbul tanda-tanda infeksi
(demam, radang) pada tempat insisi.
• Beri tahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan
lanjut, jika perlu.
• Beri tahu klien bahwa jaringan ikat di lengan mungkin
masih tetap terasa dan akan hilang setelah beberapa bulan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
:
1. Kontrasepsi implan adalah
kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin dosis rendah, diinsersikan
subdermal dengan masa kerja panjang.
2. Kontrasepsi implan mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir serviks menjadi kental,
mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma dan
menekan ovulasi.
3. Terdapat enam jenis kontrasepsi
implan yaitu norplant, implanon, jadena, indoplant, uniplant dan capronor.
4. Beberapa keuntungan kontrasepsi
implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi, metode yang baik untuk
wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah pengangkatan terjadi cepat.
Beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan implan, diantaranya
menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80% pengguna, terutama selama
tahun pertama penggunaan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Gunawan,
Nardho, dkk. 1999. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
·
Perkumpulan
Kontrasepsi Mantap Indonesia. 2008. Implant Kontrasepsi untuk wanita
(Contraseptive for Female). http://www.pkmi-online.com/implant.htm. Diakses 30
mei 2012 pukul 05.21 wib Rayax. 2007.
·
Alat
Kontrasepsi
Implant.http://rayax-alatkontrasepsiimplan.blogspot.com/2007/06/pemasangan-dan-pencabutan-implan-susuk.html.
Diakses 30 mei 2012 pukul 05.22 wib
·
Saifufuddin,
A. B., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
·
Sherli,
2006. Alat Kontrasepsi. http://bidansherly.wordpress.com/2009/04/06
/alatkontrasepsi/. Diakses 30 mei 2012 pukul: 05.23 wib