MAKALAH PEMBERIAN OBAT MELALUI INHALASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi
obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ
sasaran obatnya. Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil
dari kerja mesin Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan
pelarutnya dipercaya dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga
efektif untuk mengatasi masalah di daerah tersebut. Inhalasi sering digunakan
pada anak-anak dibawah usia 10 tahun. Batuk / pilek karena alergi dan asma
adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi.
B.
Rumusan masalah
1. Apakah definisi dari pengobatan secara inhalasi ?
2. Apakah tujuan pengobatan secara inhalasi ?
3. Apakah keuntungan dan kerugian pengobatan secara inhalasi ?
4. Apa sajakah jenis-jenis inhalasi ?
C.
Tujuan
1. Memahami pengertian dari pengobatan secara inhalasi
2. Memahami tujuan pengobatan secara inhalasi
3. Mengetahui keuntungan dan kerugian pengobatan secara inhalasi
4. Mengetahui jenis-jenis inhalasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Inhalasi adalah alat pengobatan
dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju
paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Alat ini biasanya digunakan dalam
proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut maupun kronik, misalnya
pada penyakit asma. Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat
dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke
paru-paru).
Terapi
inhalasi merupakan teknik pemberian obat yang praktis dan langsung ke target
organ. Terapi inhalasi menghantarkan obat dalam berbagai bentuk dan
ukuran.Banyak alat (devices) dikembangkan dalam terapi inhalasi.
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati
permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek
hampir sama cepatnya dengan efek yang di hasilkan oleh pemberian obat secara
intravena. Cara pemberian ini di gunakan untuk obat-obat berupa gas (misalnya,
beberapa obat anestetik) atau obat yang dapat di dispersi dalam suatu eorosol.
Rute tersebut terutama efektif dan menyenangkan untuk penderita- penderita
dengan keluhan-keluhan pernafasan (misalnya, Asma atau penyakit paru obstruktif kronis) karena obat yang di
berikan langsung ketempat kerjanya efek samping sistemik minimal.
Obat diberikan dengan inhalasi akan terdispersi melalui
aerosol semprot, asap atau bubuk sehingga dapat masuk ke saluran nafas.
Jaringan alverokapiler menyerap obat dengan cepat. Inhaler dosisi terukur (metered-dose inhaler/MDI) dan inhaler
bubuk kering (Dry Power Inhaler/DPIs) biasanya
memiliki efek local seperti dilate bronkus. Namun, beberapa obat dapat
menyebabkan efek sistemik yang serius.
Yang menerima obat melalui inhalasi biasanya memiliki
penyakit pernafasan kronis seperti asma kronis, emfisema, atau bronchitis
masing-masing masalah pernafasan memerlukan obat inhalasi yang berbeda. Sebagai
contoh, klien dengan asma biasanya menerima obat antiimfamasi karena asma
merupakan penyakit imflamasi sementara klien dengan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) menerima brokoladilator karena biasanya mereka memiliki masalah
dengan bronkokostriks.Obat inhalasi juga sering disebut obat”darurat” atau
“perbaikan”.Obat darurat berupa obat dengan waktu kerja cepat yang diberikan
untuk mengatasi kesulitan pernafasan akut.Inheral “perbaikan” digunakan sehari-hari
untuk mencegah timbulnya serangan akut. Efek dari inhaler “ perbaikan” dimulai
dalam hitungan jam dan bertahan dalam waktu yang lebih lama jika dibanding
dengan inhaler “ darurat “. Beberapa inhaler mengandung kombinasi dari obat
“darurat”.Dan “perbaikan” (capriotti, 2005). Karena lien bergantung pada obat
inhalasi untuk mengontrol penyakitnya, maka mereka perlu mengetahui mengenai
obat tersebut dan bagaimana cara menggunakannya dengan aman.
B. Tujuan
pengobatan secara inhalasi
Karena terapi inhalasi obat dapat
langsung pada sasaran dan absorpsinya terjadi secara cepat dibanding cara
sistemik, maka penggunaan terapi inhalasi sangat bermanfaat pada keadaan
serangan yang membutuhkan pengobatan segera dan untuk menghindari efek samping
sistemik yang ditimbulkannya.
Biasanya terapi inhalasi ditujukan
untuk mengatasi bronkospasme, meng-encerkan sputum, menurunkan hipereaktiviti
bronkus, serta mengatasi infeksi.Terapi inhalasi ini baik digunakan pada terapi
jangka panjang untuk menghindari efek samping sistemik yang ditimbulkan obat,
terutama penggunaan kortikosteroid.
Pada asma, penggunaan obat secara
inhalasi dapat mengurangi efek samping yang sering terjadi pada pemberian
parenteral atau per oral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis
lainnya. Terapi ini biasanya digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran
pernafasan yang akut maupun kronik, misalnya pada penyakit asma. Asma termasuk
penyakit yang sering terjadi pada anak-anak.Ashma adalah suatu gangguan pada
saluran bronchial yang mempunyai ciri bronchospasme periodik (kontraksi spasme
pada saluran nafas).Selain asma ada batuk / pilek karena alergi adalah gangguan
saluran pernafasan yang paling umum terjadi. Banyak cara dicoba untuk
mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat masalah ini termasuk
secara inhalasi.
C.
Keuntungan dan kerugian pengobatan secara inhalasi
1. Keuntungan
Dibandingkan dengan terapi oral
(obat yang diminum), terapi ini lebih efektif, kerjanya lebih cepat pada organ
targetnya, serta membutuhkan dosis obat yang lebih kecil, sehingga efek
sampingnya ke organ lainpun lebih sedikit. Sebanyak 20-30% obat akan masuk di
saluran napas dan paru-paru, sedangkan 2-5% mungkin akan mengendap di
mulut dan tenggorokan. Bandingkan dengan obat oral. Ibaratnya obat tersebut
akan "jalan-jalan" dulu ke lambung, ginjal, atau jantung sebelum
sampai ke sasarannya, yakni paru-paru. Pada anak-anak, umumnya diberi tambahan
masker agar obat tidak menyemprot kemana-mana. Dengan cara ini, bayi/balita
cukup bersikap pasif dan ini jelas menguntungkan. Artinya, si kecil cuma perlu
bernapas saja dan tak mesti begini atau begitu. Kalaupun ia menangis, tak perlu
khawatir juga karena efeknya malah semakin bagus mengingat obatnya kian
terhirup.
2. Kerugiannya,
Jika penggunaan di bawah pemeriksaan
dokter dan obat yang di pakai tidak cocok dengan keadaan mulut dan sistem
pernafasan , hal yang mungkin bisa terjadi adalah iritasi pada mulut dan
gangguan pernafasan. Jadi pengguna pengobatan inhalasi akan terus berkonsultasi
pada dokter tentang obat nya. Selain hal itu obat relatif lebih mahal dan
bahkan mahal dari pada obat oral.
D.
Jenis-jenis inhalasi
Pemakaian
alat perenggang (spacer) mengurangi deposisi (penumpukan) obat dalam mulut
(orofaring), sehingga mengurangi jumlah obat yang tertelan, dan mengurangi efek
sistemik.Deposisi (penyimpanan) dalam paru pun lebih baik, sehingga didapatkan
efek terapetik (pengobatan) yang baik. Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering
(DPI = Dry Powder Inhaler) seperti Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler,
Easyhaler, Twisthaler memerlukan inspirasi (upaya menarik/menghirup napas) yang
kuat. Umumnya bentuk ini dianjurkan untuk anak usia sekolah.
1. Metered Dose Inhaler (MDI) tanpa Spacer
Spacer (alat penyambung) akan menambah jarak antara alat dengan mulut, sehingga kecepatan aerosol pada saat dihisap menjadi berkurang. Hal ini mengurangi pengendapan di orofaring (saluran napas atas). Spacer ini berupa tabung (dapat bervolume 80 ml) dengan panjang sekitar 10-20 cm, atau bentuk lain berupa kerucut dengan volume 700-1000 ml. Penggunaan spacer ini sangat menguntungkan pada anak.
MDI (Metered-dose Inhaler)
Cara Penggunaan :
·
Lepaskan penutup aerosol
·
Pegang tabung obat di
antara ibu jari dan jari telunjuk kemudian kocok
·
Ekspirasi maksimal. Semakin
banyak udara yang dihembuskan, semakin dalam obat dapat dihirup.
·
Letakkan mouthpiece
di antara kedua bibir, katupkan kedua bibir kuat-kuat
·
Lakukan inspirasi secara
perlahan. Pada awal inspirasi, tekan MDI. Lanjutkan inspirasi anda
selambat dan sedalam mungkin.
·
Tahan nafas selama kurang lebih 10 detik agar obat dapat bekerja
·
Keluarkan nafas secara
perlahan
·
Kumur setelah pemakaian
(mengurangi ES stomatitis)
2. Dry Powder Inhaler (DPI)
Penggunaan obat dry powder (serbuk kering)
pada DPI memerlukan hirupan yang cukup kuat.Pada anak yang kecil, hal ini sulit
dilakukan.Pada anak yang lebih besar, penggunaan obat serbuk ini dapat lebih
mudah, karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan MDI.Deposisi
(penyimpanan) obat pada paru lebih tinggi dibandingkan MDI dan lebih
konstan.Sehingga dianjurkan diberikan pada anak di atas 5 tahun.
Cara Penggunaan Inhaler:
·
Sebelum
menarik nafas, buanglah nafas seluruhnya, sebanyak mungkin
·
Ambillah
inhaler, kemudian kocok
·
Peganglah
inhaler, sedemikian hingga mulut inhaler terletak dibagian bawah
·
Tempatkanlah
inhaler dengan jarak kurang lebih dua jari di depan mulut (jangan meletakkan
mulut kita terlalu dekat dengan bagian mulut inhaler)
·
Bukalah
mulut dan tariklah nafas perlahan-lahan dan dalam, bersamaan dengan menekan
inhaler (waktu saat menarik nafas dan menekan inhaler adalah waktu yang penting
bagi obat untuk bekerja secara efektif)
·
Segera
setelah obat masuk, tahan nafas selama 10 detik (jika tidak membawa jam,
sebaiknya hitung dalam hati dari satu hingga sepuluh)
·
Setelah
itu, jika masih dibutuhkan dapat mengulangi menghirup lagi seperti cara diatas,
sesuai aturan pakai yang diresepkan oleh dokter
·
Setelah
selesai, bilas atau kumur dengan air putih untuk mencegah efek samping yang
mungkin terjadi.Pengobatan asma harus dilakukan secara tepat dan benar untuk
mengurangi gejala yang timbul. Pengobatan asma memerlukan kerja sama antara
pasien, keluarga, dan dokternya. Oleh karena itu pasien asma dan keluarganya
harus diberi informasi lengkap tentang obat yang dikonsumsinya; kegunaan,
dosis, aturan pakai, cara pakai dan efek samping yang mungkin timbul. Pasien
hendaknya juga menghindari faktor yang menjadi penyebab timbulnya asma.
Selain
itu, pasien harus diingatkan untuk selalu membawa obat asma kemanapun dia
pergi, menyimpan obat-obatnya dengan baik, serta mengecek tanggal kadaluarsa
obat tersebut. Hal ini perlu diperhatikan agar semakin hari kualitas hidup
pasien semakin meningkat.
3. Nebulizer
Alat nebulizer dapat mengubah obat
yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang
berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik sehingga dalam
prakteknya dikenal 2 jenis alat nebulizer yaitu ultrasonic nebulizer dan jet
nebulizer. Hasil pengobatan dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis
nebulizer yang digunakan.Nebulizer yang dapat menghasilkan partikel aerosol
terus menerus ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada
saat penderita melakukan inhalasi sehingga obat tidak banyak terbuang.
Keuntungan terapi inhalasi menggunakan nebulizer adalah tidak atau sedikit
memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan pernafasan tidal, beberapa jenis
obat dapat dicampur (misalnya salbutamol dan natrium kromoglikat).Kekurangannya
adalah karena alat cukup besar, memerlukan sumber tenaga listrik dan relatif
mahal.
PROSEDUR PERAWATAN DENGAN NEBULIZER
·
Letakkan
kompresor udara pada permukaan yang mendukung untuk beratnya. Lepaskan selang
dari kompresor .
·
sebelum
melakukan perawatan ini, cuci tangan terlebih dahulu dengan subun kemudian
keringkan.
·
hati-hati
dalam menghitung pengobatan secara tepat sesuai dengan perintah dan letakkan
dalam tutup nebulizer.
·
pasang/
gunakan tutup nebulizer dan masker atau sungkup.
·
Hubungkan
pipa ke kompresor aerosol dan tutup nebulizer.
·
nyalakan
kompresor untuk memastikan alat tersebut bekerja dengan baik.
·
duduk
dalam posisi tegak baik dalam pangkuan atau kursi.
·
apabila
menggunakan masker, letakkan dalam posisi yang tepat dan nyaman pada bagian
wajah.
·
apabila
menggunakan (mouthpiece) letakkan secara tepat antara gigi dan lidah.
·
bernafaslah
secara normal lewat mulut. Secara periodic ambil nafas dalam dan tahan selama 2
sampai 3 detik sebelum melepaskan nafas.
·
lanjutkan
perawatan ini sampai obat habis ( antara 9 sampai 10 menit).
·
apabila
pasien merasa pusing atau gelisah, hentikan perawatan dan istirahat selama
kurang lebih 5 menit..
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Inhalasi adalah pengobatan dengan
cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat
pernapasannya (hidung ke paru-paru).
Obat
diberikan dengan inhalasi akan terdispersi melalui aerosol semprot, asap atau
bubuk sehingga dapat masuk ke saluran nafas.Terapi ini biasanya digunakan dalam proses perawatan
penyakit saluran pernafasan yang akut maupun kronik, misalnya pada penyakit
asma. Jenis-jenis inhalasi ada 3
yaitu: Metered Dose Inhaler (MDI) tanpa
Spacer, Dry Powder Inhaler (DPI),Nebulizer.
Terapi ini lebih efektif, kerjanya
lebih cepat pada organ targetnya tetapi, hal yang mungkin bisa terjadi adalah
iritasi pada mulut dan gangguan pernafasan pada penggunaan inhalasi.
B.
Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat
menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis
kepada pembaca semua agar memberikan kritik dan sarang yang bersifat membangun.
Daftar Pustaka
·
Champe, Pamela C., harvey.Richard A, and
Mycek, Mary J.2001.Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi 2. Jakarta : Widya Medika
·
Potter. Patricia A and Perry, Anne
G.2009.Fundamental Keperawatan, Buku 2 Edisi 7. Jakarta:Salemba Medika
·
Saridoktermuda.2011.Inhalation Device. https://saridoktermuda.wordpress.com/2011/06/14/
(diakses tanggal 23 maret 2015)
·
Indy laurenz. Pemberian obat dengan cara Inhalasi.. http://indylaurenz.blogspot.com/p/pemberian-obat-dengan-cara-inhalasi.html(diakses
tanggal 18 maret 2015)