PERDARAHAN DILUAR HAID ( ASUHAN ANTE NATAL CARE )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya
dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan
disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause.
Tetapi kelainan inui lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa
akhir fungís ovarium.
Dua pertiga
wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan
disfungsional berumur diatas 40 tahun, dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya
dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas akan
tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri dan jarang diperlukan
perawatan di rumah sakit.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu Perdarahan diluar haid ?
2. Macam-macam Perdarahan diluar haid ?
3. Penyebab perdarahan diluar haid ?
4. Penanganan Perdarahan diluar haid ?
C. Tujuan
Tujuan Umum :
1.
Untuk mengetahui mengenai Perdarahan
diluar haid
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui pengertian perdarahan
diluar haid
2. Mengetahui penyebab perdarahan
diluar haid
3. Mengetahui penanganan perdarahan
diluar haid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perdarahan bukan haid adalah
perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid.
B. Macam-macam Perdarahan di Luar Haid
Ada dua macam perdarahan di luar
haid yaitu :
1)
Metroragia
adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid
Perdarahan ovulatoir terjadi pada
pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan
pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan
organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan
fungsional dan penggunaan estrogen dan eksogen.
2)
Menoragia
adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah
kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan
hipermenorea.
C. Penyebab Perdarahan di Luar Haid
Penyebab
pendarahan di luar haid yaitu:
· Polip Serviks
· Erosi Porsio
· Ulkus porsio
· Trauma
· Polip Endometrium
D. Polip Serviks
· Pengertian
Polip adalah tumor bertangkai yang
kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa
(Denise tiran: 2005).
Servikal polip adalah polip yang
terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran: 2005)
· Gejala umum bentuk abnormal
tersebut, yaitu :
Ø Tanpa gejala
Polip serviks bisa saja dialami
seseorang tanpa ia menyadari kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks.
Ø Leukorea yang sulit disembuhkan
Jika sudah digunakan berbagai macam
obat, dan personal hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga sembuh
Ø Terasa discomfort dalam vagina
Yaitu perasaan tidak nyaman dalam
vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa.
Ø Kontak berdarah
Misalnya, vagina selalu mengeluarkan
darah setelah melakukan hubungan seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks.
Ø Terdapat infeksi
· Dasar diagnosis
Ø Berdasarkan keluhan yang dikemukakan
Ø Diagnosis karena kebetulan
memeriksakan
Ø Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai
:
ü Jaringan bertambah
ü Mudah berdarah
ü Terdapat pada vagina bagian atas
· Penatalaksanaannya
Polip
hanya dipelintir sampai putus. Kemudian tangkainya dikuret dan tindakan
dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan polip
dikirim ke laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-nya
jinak/sesuai dengan gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya
kecil.
E. Erosi Portio
· Pengertian
Erosi
porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada
daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi
dengan kuman-kuman atau virus atau bisa juga karena rangsangan zat kimia/alat
tertentu: umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi
porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian/seluruh
permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan
atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari
kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga
serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi
tanda awal dari kanker serviks.
Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3
yaitu:
1) Erosi ringan: meliputi ≤ 1/3
total area serviks
2) Erosi sedang: meliputi
1/3-2/3 total area serviks
3) Erosi berat: meliputi ≥ 2/3
total area serviks
· Penyebab erosi serviks
Ø Level estrogen: erosi serviks
merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
a. Dalam
kehamilan: erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level
estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama
kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks.
Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b. Pada wanita yang mengkonsumsi pil
KB : erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB
dengan level estrogen yang tinggi.
c. Pada bayi baru lahir: erosi
serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa
anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim.
d. Wanita yang menjalani Hormon
Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh
berupa pil, krim , dll.
Ø Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi
penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi
tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri
dan jamur sehingga mudah terserang infeksi.
Ø Penyebab lain: infeksi kronis di
vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan
sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma
(hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena
speculum)
· Gejala erosi serviks :
(1) Mayoritas tanpa gejala
(2) Perdarahan
vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi
:
ü Setelah berhubungan seksual
(poscoital)
ü Diantara siklus menstruasi
ü Disertai keluarnya cairan mucus yang
jernih /kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina
(3) Erosi
serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara
signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih sehingga ketika
sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan
perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada
wanita
· Penanganan erosi portio
1) Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2) Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
- Lyncopar
3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus
pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk
mengobati keputihan
- Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
E. Ulkus Portio
a.) Pengertian
Ulkus portio adalah suatu pendarahan
dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri
eksternum
b.) Etiologi
· Penggunaan IUD
· Pemakaian pil
· Perilaku seksual yang tidak sehat
· Trauma
c.) Patofisiologi
Proses terjadinya
ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya
IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca
yang kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi
denaturasi/koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari
gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel
superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi
ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik
sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan
kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian
ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis
menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
d.) Gejala
a. Adanya
fluxus
b. Portio
terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c. Adanya
kontak berdarah
d. Portio
teraba tidak rata
e.) Penanggulangan
1) Membatasi hubungan suami istri
1) Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah
sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun. Sehingga
sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2) Menjaga kebersihan vagina
Bila kebesihan vagina tidak dijaga
maka akan dapat memperburuk kondisi porsio sebab akan semakin rentan terkena
infeksi lainnya.
3) Lama pemakaian IUD harus diperhatikan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut schroder pada tahun 1915, setelah penelitian
histopatologik pada uterus dan ovario pada waktu yang sama. Dapat dinarik
kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemorrágica
terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi
ovulasi dan pembentukan corpus luteum. Akibatnya terjadilah hiperplasia
endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus.
Penelitian menunjukan pula bahwa perdarahan disfungsional
dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium yaitu: endometrium
atropik, hiperplastik, ploriferatif, dan sekretoris, dengan endometrium jenis
non sekresi merupakan bagian terbesar. Endometrium jenis nonsekresi dan jenis
sekresi penting artinya karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan
anovulatori dari perdarahan ovuloatoir.
Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis
perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan
memerlukan penanganan yang berbeda.
Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoir gangguan dianggap
berasal dari factor-faktor neuromuskular, vasomotorik, atau hematologik, yang
mekanismenya Belem seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovulatoir biasanya
dianggap bersumber pada gangguan endokrin.
DAFTAR PUSTAKA