PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI PISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER ,I,II,III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi.
Proses adaptasi fisiologi ibu hamil adalah proses untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik yang normal yang terjadi
pada ibu selama masa kehamilan. Adaptasi maternal meliputi adaptasi anatomi,
fisiologi dan metabolisme.Kehamilan
bagi keluarga dan khususnya seorang wanita merupakan peristiwa yang penting,
meskipun demikian kehamilan juga merupakan saat – saat krisis bagi keluarga di mana terjadi perubahan identitas dan peran ibu, ayah, serta anggota keluarga lainnya.
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini
dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani
proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan
mengalami puncakn pada saat bayi lahir.
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil
cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya
kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan
juga dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung
bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya
sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi
tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa,
konsep abstrak, seperti kematian, kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat
mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia
subur atau mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Sistem
Reproduksi
2.
Payudara
3.
Sistem
Endokrin
4.
Sistem
Kekebalan
5.
Sistem
Perkemihan
6.
Sistem
Pencernaan
7.
Sistem
Muskulos Keletel
8.
Kerangka
Dan Otot Kerangka
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan Proses
Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Dalam Kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM REPRODUKSI
Hamil adalah mengandung bayi (kamus kedokteran). Masa
kehamilan adalah masa yang diawali dengan konsepsi sampai lahirnya janin
(sinopsis obstetri).
Proses adaptasi fisiologi ibu hamil adalah proses untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik yang normal yang terjadi
pada ibu selama masa kehamilan. Adaptasi maternal meliputi adaptasi anatomi,
fisiologi dan metabolisme.
PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI
FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL
Trimester
1
Ovum
yang sudah dibuahi akan membentuk corpus luteum yang yang menghasilkan corionik
gonadotropin oleh synsiotropoblast disekitar blastosit dan menjadi corpus
luteum gravida. Korpus tersebut akan mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron untuk mempertahankan implantasi sampai placenta terbentuk.
Dengan terpeliharanya saluran uterin maka tidak akan menstruasi , ini umumnya
tanda pertama kehamilan pada pada wanita yang biasanya menstruasi
teratur. pada permulaan implantasi biasanya akan terjadi terdapat
spotting pada hari ke 11, setelah itu terdapat rasa nyeri dan pembesaran
payudara, kelelahan dan sering kencing serta yang terakhir mual dan muntah yang
dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berakhir usia 12 minggu kehamilan.
Tinggi fundus uteri diatas symphisis dan kenaikan berat badan 1 –2 kg.
Trimester
2
Uterus
akan tumbuh terus dan pada kehamilan 16 minggu berada pada pertengahan antara
symphisisi dan pusat.
Penambahan
berat badan sekitar 0,4 – 0,5 kg/mg. Energi mulai bertambah, pada
kehamilan 20 minggu fundus berada dekat dengan pusat , payudara mengeluarkan
kolostrum, ibu merasakan gerakan bayi dan terdapat cloasma, linea nigra dan
striae gravidarum.
Trimester
3
Pada
kehamilan 28 minggu fundus berada pertengahan antara pusat dan
xipoid. Pada ucia 32 – 36 mg fundus uteri mencapai processus xipoid, payudara
terasa penuh dan nyeri tekan, sering kencing, umur kehamilan 38 minggu
presentase bayi masuk/ turun kedalam panggul, sakit punggung, sulit tidur dan
kontraksi brakton hicks meningkat.
SISTEM REPRODUKSI
1.
Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan
pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus.
Disamping itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram, pada akhir kehamilan (40
minggu) berat uterus menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan
tebal dinding lebih kurang 2,5 cm. Serabut otot bertambah banyak, tumbuh
membesar dan meregang yang disebabkan oleh stimulasi estrogen
dan progesteron, dan terjadi akibat tekanan mekanis dari dalam, yaitu janin,
placenta serta cairan ketuban akan memerlukan lebih banyak ruangan. Dinding
uterus menipis dan melunak ketika uterus membesar. Pada hamil aterm, tebal
dinding tersebut adalah kurang dari 2,5 cm. Pembuluh-pembuluh darah uterus
mengalami dilatasi hebat untuk memasok peningkatan volume darah yang sangat
besar pada plasenta. Pada minggu-minggu pertama istmus uteri mengadakan
hipertropi seperti korpus uteri.
Hipertropi istmus pada triwulan
pertama membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal sebagai
tanda Hegar.
Pertumbuhan rahim ternyata tidak
sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi
plasenta,sehingga rahim bentuknya tidak sama, yang biasa disebut tanda Piskacek.
Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin
menyebabkan istmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis yang disebut segmen
bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian
atas uterus, segmen bawah uterus menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas
yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih
tipis. Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik.
Hubungan antara besarnya rahim dan
tuanya kehamilan penting diketahui untuk mengetahui adanya penyimpangan dari
keadaan kehamilan normal. Untuk itu sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai
berikut :
·
Pada
kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua
kapsularis dan desi dua parietalis telah menjadi satu.Tingginya rahim setengah
dari jarak simfisis dan pusat.Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
·
Pada
hamil 20 minggu, fundus uteri terletak dua jari di bawah pusat sedangkan pada
usia kehamilan 24 minggu tepat ditepi atas pusat.
·
Pada
usia kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri 3 jari atas pusat atau sepertiga
jarak antara pusat dan prosesus xypoideus (25 cm).
·
Pada
kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri mencapai setengah jarak antara pusat
dengan prosesus xypoideus (27 cm).
·
Pada
kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah prosesus
xypoideus (30 cm),dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.
·
Pada
kehamilan usia 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah
prosesus xypoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas
panggul.
Uterus pada ibu hamil sering
berkontraksi tanpa perasaan nyeri, juga bila disentuh, misalnya pada waktu
pemeriksaan dalam, kadang-kadang kita meraba bahwa sewaktu pemeriksaan,
konsistensi rahim dari lunak menjadi keras,kemudian lunak kembali.Apabila rahim
sudah dapat diraba dari luar, maka kotraksi ini dapat dirasakan dengan palpasi.
Kontraksi ini dianggap sebagai tanda kehamilan yang dikenal dengan nama
kontraksi dari Braxton Hicks.
2.
Serviks
Karena
pengaruh hormone estrogen, serviks uteri pada kehamilan juga mengalami
perubahan.Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks
lebih banyak mengandung jaringan ikat ,dan hanya 10% jaringan otot.Jaringan
ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen yang
meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi
lunak.
Kelenjar-kelenjar
di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervagina
lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang
fisiologik. Pada akhir kehamilan serviks menjadi lunak sekali dan portio
menjadi pendek dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari. Serviks yang
demikian disebut serviks yang matang
3.
Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung
telur yang mengandung korpus luteum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna kira-kira pada usia 16 minggu.
Korpus luteum grafiditas berdiameter
± 3 cm, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. Plasenta juga mengambil
alih fungsi korpus luteum untuk mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron.
Dalam dasawarsa terakhir ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin, suatu immunoreactive
inhibin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal
dapat ditentukan dan meningkat pada trimester pertama. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
4.
Tuba
fallopi
Muskulatur tuba fallopii mengalami
sedikit hipertropi selama kehamilan. Epitelium mukosa tuba menjadi gepeng
selama kehamilan, disbanding pada keadaan tidak hamil. Sel-sel desidua dapat
berkembang didalam stroma endosalping, tetapi suatu membran desidua kontinyu
tidak terbentuk.
5.
Vagina
Hipervaskularisasi yang menyolok
terjadi di vagina. Sekresi yang banyak sekali dan warna ungu vagina yang khas
pada kehamilan biasa disebut tanda Chadwick, yang mirip dengan perubahan
pada serviks pada kehamilan, mungkin terutama disebabkan oleh hyperemia.
Dinding vagina mengalami perubahan menyolok yang tampaknya untuk mempersiapkan
distensi yang terjadi pada persalinan, dengan penambahan ketebalan mukosa yang
cukup besar,pengendoran jaringan penyambung, dan hipertropi sel-sel otot polos
sampai hampir sama pada uterus. Perubahan ini mempengaruhi bertambah panjangnya
dinding vagina sehingga kadangkala, pada wanita yang sering melahirkan, bagian
bawah dinding vagina anterior sedikit menonjol keluar melewati muara
vulva. Getah dalam vagina biasanya juga bertambah selama kehamilan dengan
reaksi asam pH 3,5 – 6.
Reaksi asam ini disebabkan
terbentuknya acidum lakticum sebagai hasil penghancuran glikogen yang berada
dalam sel-sel epitel vagina oleh basil doderlain. Dan reaksi asam ini bersifat
bakterisida.
6.
Vulva
dan perineum
Selama
kehamilan hipervaskularisasi dan hyperemia timbul di kulit dan otot-otot
perineum dan vulva yang tampak menjadi lebih merah agak kebiruan (livide), dan
terdapat perlunakan jaringan penyambung yang normalnya banyak sekali pada
struktur ini.
2.2 PAYUDARA
Payudara mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada laktasi perkembangan
payudara tidak dapat terlepas dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu :
estrogen, progesterone dan somatomammotropin
Fungsi hormon untuk mempersiapkan
payudara untuk pemberian ASI dijabarkan sebagai berikut :
a.
Estrogen
berfungsi menimbulkan hipertropi system saluran payudara, menimbulkan
penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar,
tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam yang menyebabkan
rasa sakit pada payudara
b.
Progesteron
berfungsi mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi menambah sel asinus
c.
Somatomammotropin
berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan
laktoglobulin
Penampakan payudara pada ibu hamil :
·
Payudara
menjadi lebih besar
·
Hiperpigmentasi
areola dan papilla payudara menjadi lebih besar
·
Glandula
Montgomery makin tampak dan papilla makin menonjol
·
Pengeluaran
ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi, karena hambatan dari
PIH (prolaktin Inhibiting hormone) untuk mengeluarkan ASI.
2.3 SISTEM ENDOKTRIN
Segala perubahan fisik yang dialami
wanita hamil berhubungan dengan beberapa system yang disebabkan oleh
khusus dari hormone. Perubahan ini terjadi dalam rangka persiapan perkembangan
janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan payudara, untuk
pembentukan/produksi ASI selama masa nifas. Pada minggu-minggu pertama
kehamilan, korpus luteum menghasilkan estrogen dan progesterone, yang memiliki
fungsi utama untuk mempertahankan pertumbuhan desidua yang berfungsi untuk
perkembangan janin. Sel-sel trofoblasta yang akan menghasilkan HCG yang
berfungsi untuk mempertahankan korpus luteum sampai placenta berfungsi optimal.
HCG itu dapat terdeteksi di plasma/urine ibu pada hari ke-8 sampai hari ke-9
setelah ovulasi. Kadarnya meningkat sejak implantasi hingga mencapai puncaknya
pada sekitar hari ke-60 sampai hari ke-70. setelah itu konsentrasinya menurun
secara bertahap sampai titik terendah dicapai pada hari ke-100 sampai 130.
Placenta berfungsi untuk
mengekskresikan HCG, estrogen, progesterone, laktogenik, dan relaksin. Pada
kehamilan, sekresi kelenjar hypofise umumnya menurun, selanjutnya meningkatkan
sekresi semua kelenjar endokrin. Prolaktin akan meningkat secara
berangsur0angsur menjelan akhir kehamilan, fungsi prolaktin disupresi sampai
placenta dilahirkan dan kadar estrogen menurun.
Berikut perubahan sistem endokrin pada masa
kehamilan.
1.
Hormon placenta
Sekresi kelenjar placenta dan HCG
dari placenta mengubah organ endokrin secara langsung. Peningkatan kadar
estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat dan menekan produksi tiroksin,
kortikostiroid, dan steroid, dan akibatnya plasma yang mengandung hormon-hormon
ini akan meningkat jumlahnya, tetapi kadar hormon bebas tidak mengalami
peningkatan besar.
2. Kelenjar hypofisis
berat kelejar hypofisis anterior,
meningkat sampai 30-50% yang menyebabkan wanita hamil menderita pusing. Sekresi
prolaktin, hormon adrenokortikotropik, hormon tirotropik dan melanocyt
stimulating hormon meningkat. Produksi hormon perangsang folikel dan luteinizing
hormon dihambat oleh estrogen dan progesteron placenta. Efek meningkatnya
sekresi prolaktin adalah ditekannya produksi estrogen dan progesteron pada masa
kehamilan. Setelah placenta lahir, konsentrasi prolaktin plasma akan menurun.
Penurunan ini akan terus berlangsung sampai saat ibu menyusui.tetapi prolaktin
masih tetap diproduksi karena adanya rangsanagn isapan ayi yang juga
menstimulasi produksi air susu. Penelitian terbaru mengatakan tidak ada bukti
akurat yang dapat membuktikan kontraksi yang disebabkan
3. Kelenjar tiroid
dalam kehamilan, normalnya ukuran
kelenjar tiroid akanmengalami pembesaran kira-kira 13 % karena adanya
hiperplasi jaringan glandula dan peningkatan voskularitas. Secara fisiologis
akan terjadi peningkatan ambilan iodin sebagai kompensasi kebutuhan ginjal
terhadap iodin yang meningkatkan laju filtasi glomerulus. Beberapa penelitian
juga menjelaskan penyakit gondok disebabkn oleh karena defisiensi iodin.
Kadang-kadang kehamilan menunjukkan hipertiroid, fungsi tiorid biasanya normal.
Namun peningkatan konsentrasi T4 (tiroksin) dan T3 (triodotironin) juga dapat
merangsang peningkatan laju metabolisme basal. Hal ini desebabkan oleh produksi
estrogen stimulated hepatik dari tiroksin yang menekan globulin.
4. Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal memproduksi lebih
banyak kortisoltermasuk ACHT plasma bebas dan kortikosteroid karena dirangsang
oleh estrogen. Hal in terjadi pada UK 12 minggu sampai masa aterm. Kortisol
bebas menekan produksi ACHT, sehingga adanya gangguan feed-back. Kortisol yang
meningkat ini mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin. Dengan adanya
kadar glukosa dalam darah, adanya asam lemak dan produksi glikogen, dan
menurunnya tingkat penyebaran glukosa oleh otot dan lemak, dapat membuat
kebutuhan fetus akan glukosa terpenuhi. Peningkatan konsentrasi kortisol bebas
pada saat masa kehamilan juga mneyebabkan hiperglikemia pada saat setelah
makan.
Perubahan hormonal pada kehamilan
mengakibatkan perubahan fisiologis pada waktu kehamilan. Adapun beberapa
masalah fisiologis umum yang dihadapi akibat perubahan hormonal adalah:
Tabel fisiologis masalah umum selama
hamil
Keluhan
|
fisiologis
|
intervensi
|
Trimester I
1. Perubahan payudara, terasa lembek,
geli, dan nyeri
2. rasa letih, lesu, lemah
3. mual dan muntah
4. hidung tersumbat, kadang mimisan
5. keputihan
|
Akibat
peningkatan hormon somatomamotropin, estrogen, dan peningkatan progesteron
Adanya
peningkatan hormon progesteron, estrogen, dan HCG pada awal kehamilan
Perubahan
HCG
Hiperemia
mukosa mulut karena peningkatan estrogen
Peningkatan
estrogen
|
Hanya
sementara, atasi dengan kompres hangat
Istirahat
secukupnya
Makan
dalam porsi sedikit tapi sering, minum teh hangat, hindari makanan berbau
tajam dan berbumbu
Irigasi
dengan inhaler, dan hindari trauma
Sulit
dicegah, rawat dengan menjaga kebersihan vulva
|
Trimester II
1. Pigmentasi, jerawat, kulit
berminyak
2. tahi lalat bertambah
3. telapak tangan merah
4. sering pingsan
5. perasaan terbakar pada dada
6. sembelit
|
Hormon
MSH dari hipofisis anterior
Dilatasi
arteriole akibat peningkatan estrogen
Hiperestrogen
Gangguan
vasomotor/hormonal
Progesteron
memperlambat gerak usus
Saluran
pencernaan lambat akibat progesteron meningkat
|
Sembuh
sendiri selama laktasi dan ifas
Sembuh
sendiri selama laktasi
Menghilang
seminggu postpartum
Latihan
fisik ringan
Hindari
makanan mengandung gas dan lemak
Latihan
fisik ringan, minum air 6 gelas sehari
|
Trimester III
Rasa
khawatir dan cemas
|
Penyesuaian
hormonal
|
Relaksasi
|
2.4 SISTEM KEKEBALAN
Sistem
kekebalan atau imunitas adalah
suatu sistem pertahanan yang digunakan untuk melindungi tubuh dari
infeksi penyakit atau kuman. Penyakit atau kuman ini berupa protein asing
yang berbeda dari protein tubuh kita, dan sering disebut antigen. Karena
dianggap sesuatu yang asing, maka antigen ini harus disingkirkan, dinetralisir,
atau dihancurkan. Yang bertugas melakukan ini salah satunya adalah sistem
pertahanan tubuh yang dikenal dengan antibodi.
Macam – macam system pertahanan
Tubuh
Antibodi adalah suatu zat yang
dibentuk oleh tubuh, yang berasal dari protein darah jenis gama-globulin dan
berfungsi untuk melawan antigen (zat asing/protein asing) yang masuk ke dalam
tubuh. Berbagai jenis antibodi bekerja dengan beberapa cara untuk melawan
antigen:
a.
opsonin
adalah antibody yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang antigen
atau kuman
b.
Lisin
adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis)
c.
Presipitin
adalah antibody yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen
(presipitasi)
d.
Aglutinin
adalah antibody yang bekerja dengan cara mengumpulkan antigen (aglutinasi)
Umumnya yang bertugas melawan para
antigen ini adalah kelompok sel darah putih (leukosit). Ada bermacam – macam
leukosit dengan berbagai fungsi berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam
plasma, leukosit di bagi menjadi :
1.
Leukosit
bergranula (granulosit)
·
Neutrofil
·
Eosinofil
·
Basofil
2. Leukosit tidak bergranula
(agranulosit)
·
Limfosit
·
Monosit
1. Neutrofil
Plasmanya bersifat netral, inti
selnya berjumlah banyak (polimorf) dengan bentuk bermacam-macam. Neutrofil
melawan antigen dengan cara memakannya (fagositosis). Selain melakukan
fagositosis terhadap kuman, neutrofil juga memakan jaringan tubuh yang rusak
atau mati.
2. Eosinofil
Plasmanya bersifat asam. Itulah
sebabnya eosinofil akan tampak berwarna merah tua bila ditetesi eosin.
Eosinofil juga bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh terkena
infeksi.
3. Basofil
Plasmanya bersifat basa. Berwarna
biru jika ditetesi larutan basa. Basofil juga bersifat fagosit. Selain itu,
basofil mengandung antikoagulan (anti penggumpalan darah),
yaitu heparin.
4. Limfosit
Limfosit tidak dapat bergerak dan
berinti satu. Ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil. Limfosit berfungsi
untuk membentuk antibodi.
5. Monosit
Monosit dapat bergerak seperti
Amoeba dan mempunyai inti yang bulat/bulat panjang. Monosit diproduksi pada
jaringan limfe (getah bening) dan bersifat fagosit.
2.5 SISTEM PEKEMIHAN
Sistem perkemihan atau sistem urinaria,
adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Pada bulan-bulan pertama kehamilan
kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang
dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada
kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Ginjal wanita harys
mengakomodasi tuntutan metabolism dan sirkulasi tubuh ibu meningkat dan juga
mengekskresi produk sampah janin. Fungsi ginjal berubah karena adanya hormone
kehamilan, peningkatan volume darah. Postur wanita, akhtivitas fisik ataupun
asupan makanan . sejak minggu ke-10 gestasi, pelvic ginjal dan uterer
berdilatasi .
Ginjal pada saat kehamilan sedikit
bertambah besar , panjangnya bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml
dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil. Uterer berdilatas, perubahan fungsi
ginjal selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormone maternal dan plasenta
termasuk( adenocorticotrofik hormonal(ACTH), ADH ( Anti Diuretic Hormon)
,aldostro,aldosteron, kortisol, HCS, dan hormone tiroid. Filtrasi glomerulus
meningkat sekitar 50% selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan
relative yang tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post
partum . Glukosuria pada kehamilan tidak selamanya abnormal, hal ini mungkin
berhubungan dengan peningkatan kortikosteroid. Bila sering terjadi harus sering
kita wapadai terjadi diabetes minitus . peningkatan glukosa ini juga
mempermudah terjadinya infeksi pada saluran perkemihan. Protein urine secara
normal dieksresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi 300 mg/hari, maka harus
diwaspadai terjadinya komplikasi.
2.6 SISTEM PENCERNAAN
Perubahan rasa tidak enak diulu hati
disebabkan karena perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambung ke
esophagus bagian bawah, Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea
dan muntah karena pengaryh HCG , tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehingga
motilitas seluruh traktus digestivus berkurang. Makanan lebih lama di dalam
lambung dan apa yang dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Savila atau
pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya, Rasa mual baik yang sedang
maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat siang maupun
malam. Apabila terjadi pada pagu hari sering disebut “ Morning Sickness”.
Hipersalivasi sering terjadi sebagai kempensasi dari mual yang muntah terjadi.
Pada beberapa wanita adanya ( ngidam makanan ) yang mungkin berkaitan
dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (Mengidam) yang sering dikaitkan
dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.
.7 SISTEM MUSCULOSKELETAL
Pada trimester pertama tidak banyak
perubahan pada muskuloskeletal akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan
progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan liat, kartilago, dan ligamentjuge
meningkatan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan
fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama
kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk susu
terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan normal.
Karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone , terjadi relaksasi dari
ligamen-ligamen dalam tubuh menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan /
otot terutama pada otot-otot pada pelvix. Bersamaan dengan membesarnya ukuran
uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang
biasanya menjadi salah satu cirri pada aeorang ibu hamil. Perubahan-perubahan
tersebut dapat meningkatkan ketidak nyamanan dan rasa sakit pada bagian
belakang yang bertambah seiring dengan penambahan umur kehamilan.
2.8 KERANGKA DAN OTOT KERANGKA
Hanya sedikit yang diketahui tentang
perubahan fungsi system neurologi selama masa hamil, selqin perubahan –
perubahan neurohormonal hipotalamik- hipofisis
Perubahan pisiologik spesifik akibat
kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular berikut:
1)
Kompresi syaraf punggul atau statis
vascular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di
tungkai bawah.
2)
Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan
nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf.
3)
Edema yang melibatkan syaraf perifer
dapat menyebabkan carpal turnnel syndrome selama trimester akhir
kehamilan. Edema menekan syaraf median dibawah ligamentum karpalis pergelangan
tangan. Sindrom ini ditandai oleh parastesia (sensasi abnormal seperti rasa
terbakar atau gatal akibat gangguan pada system syaraf sensori) dan nyeri pada
tangan yang menjalar kesiku. Tangan yang dominan biasanya paling bayak terkena.
4)
Akrotesia (rasa gatal ditangan) yang
timbul akibat posisi bahu yang membungkuk, dirasakan oleh beberapa wanita
selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus
brakialis.
5)
Nyeri kepala akibat ketegangan umum
timbul saat merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala
dapat juga dihubungkan dengan gangguan peneliatan, seperti kesalahan reflaksi,
sinusitis, atau migren.
6)
Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan
(sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidak stabilan vasomotor.
Otot merupakan alat gerak
aktif yang memunkinkan tubuh kita untuk dapat bergerak. Gerak sel yang terjadi
karena sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan
benang-benang halus yang panjang yang disebut myofibril.
Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi menjadi tiga golongan, yaitu:
Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Otot
motoritas, disebut juga otot serat lintang (otot lurik) oleh karena didalamnya
protoplasma mempunyai garis-garis melintang. Pada umumnya otot ini melekat pada
kerangka sehingga disebut juga otot kerangka. Otot ini dapat bergerak menurut
kemauan kita (otot sadar), pergerakkanya cepat tetapi cepat lelah, rangsangan
ini dialirkan melalui saraf motoris.
2) Otot
otonom, disebut juga otot polos karena protoplasmanya licin tidak mempunyai
garis melintang. Otot ini terdapat di alat-alat dalam seperti ventrikulus,
usus, kandung kemih, pembuluh darah dan lain-lain, cara kerjanya diluar
kesadaran kita (otot tak sadar) oleh karena rangsangannya melalui saraf otonom.
3) Otot
jantung, bentuknya menyerupai otot serat lintang,didalam sel protoplasmanya
terdapat serabut-serabut melintang yang bercabang-cabang tetapi jika kita
melihat fungsinya seperti otot polos, dapat bergerak sendiri secara otomatis
karena mendapat rangsangan dari susunan saraf otonom. Otot ini hanya terdapat
pada jantung yang mempunyai fungsi tersendiri.
Sebagian
besar otot tubuh ini meleket pada kerangka, dapat bergerak secara aktif. Jadi
otot kerangka merupakan alat yang menguasai alat gerak aktif dan untuk
memelihara sikap tubuh. Dalam keadaan istirahat, keadaanya tidak kendur sama
sekali, tapi mempunyai ketegangan sedikit yang disebut tonus.
Susunan kerangka terdiri
dari susunan berbagai macam tulang-tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah
tulang yang stu sama lainnya saling berhunungan. Yang terdiri dari :
a. Tulang
kepala yang berbentuk tengkorak 8 buah
b. Tulang
muka atau wajah 14 buah
c. Tulang
telinga dalam 6 buah
d. Tulang
lidah 1 buah
e. Tulang
yang membentuk kerangka dada 25 buah
f. Tulang
yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul 26 buah
g. Tulang-tulang
anggota yang membentuk lengan anggota gerak atas 64 buah
h. Tulang-tulang
yang membentuk kaki atau anggota gerak bawah 62 buah
Fungsi
Otot :
a. Memelihara sikap
dan posisi tubuh.
b. Otot-otot dinding
perut berguna untuk menahan rongga perut.
c. Otot-otot
pembuluh darah berguna untuk menahan tekanan darah
Bagian-bagian
otot terdiri dari:
a. Kepala
otot (muskulus kaput)
b. Empal
otot (muskulus venter)
c. Ekor
otot (muskulus kaudal)
d. Fasia
(selaput pembungkus otot)
e. Origo
(muskulus kaput melekat pada tulang)
f. Insersi
(muskulus kaudal lekt pada tulang)
g. Tendo
(jaringan ikat yang keras dan liat)
Bagian-bagian yang sering
terdapat pada tulang :
a.
Foramen
Suatu
Lubang tempat lalunya pembuluh darah, saraf, dan ligamentum. Misalnya pada
tulang kepala belakang yang disebut foramen oksipital
b.
Fosa
Suatu
Lekukan didalam atau pada permukaan tulang. Misalmya pada scapula yang disebut
fosa supraskapula
c.
Prosesus
Suatu
tonjola atau taju. Misalnya terdapat pada ruas tulang belakang yang disebut
prosesus pinosus
d.
Kondilus
Taju
yang bentuknya bundar merupakan tonjolan
e. Tuberkulum ( Tonjolan
kecil )
f. Tuberositas ( Tonjolan
besar )
g.
Trokanter
Tonjolan
besar pada umumnya tonjolan ini pada tulang paha
h.
Kristapinggir atau tepi
tulang
Misalnya terdapat pada tulang ilium yang disebut kristailiaka
i.
Spina
Tonjolan
tulang yang bentuknya agak runcing terdapat pada tulang ilium yang disebut
spinailiaka
j.
Kaput
Kepala
tulang bagian ujung yang bentuknya bundar, misalnya terdapat pada tulang paha
yang disebut kaput femoris.
Bagian Tengkorak
otak
1. Gubah tengkorak, yang
terdiri dari tulang-tulang:
a)
Os frontal: tulang dahi
terletak dibagian depan kepala
b)
Os padetal: tulang
ubun-ubun terletak ditengah-tengah kepala
c)
Os oksipital: tulang
kepala belakang terletak dibelakang kepala.
2. Dasar tengkorak terdiri
dari:
a)
Os
sfenoidal (tulang baji)
b) Os etmoidal (tulang tapis), terletak
disebelah depan dari Os sfenoidal diantara lekuk mata, terdiri dari
tulang tipis yang tegak dan mendatar.
3. Samping
tengkorak dibentuk oleh tulang pelipis-Os temporal dan sebagian dari tulang
dahi, tulang ubun-ubun dan tulang baji.
4. Tulang
pelipis. Terdapat dibagian kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas 3
bagian:
a. Bagian
tulang karang( skuamosa) yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan rongga telinga
dalam.
b. Bagian
tulang keras (Os petrosum ) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan
mempunyai taju yang disebut prosesus stiloid.
c. Bagian
mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara
dan mempunyai taju bentuknya seperti putting susu yang disebut prosesus
mastoid.
Bagian Tengkorak
wajah
Dapat dibagi atas dua
bagian yaitu :
1. Bagian
Hidung
a. Os
Lakrimal : Tulang mata, terletak disebelah kiri atau kanan pangkal hidung
disudut mata.
b. Os
Nasal : Tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas
c. Os
Konka Nasal :Tulang karang hidung letaknya didalam rongga hibung bentuknya
berlipat-lipat
d. Septum
Nasi : Sekat rongga hidung adalah sambungan tulang tapis yang tegak
2. Bagian
Rahang
a. Os
Maksilaris ( Tulang Rahang Atas ) terdiri dari tulang bagian kiri dan kanan
menjadi satu didalamnya terdapat lubang-lubang besar yang berisi udara yang
disebut sinus maksilaris ( Antrum higmori ) yang berhubungan dengan rongga
hidung.
b. Dibawah
os maksilaris terdapat suatu taju tempat melekatnya urat gigi yang disebut
prosesus alveolaris.
c. Os
zigomatikum,tulang pipi.terdiri dari 2 tulang kiri/kanan.
d. Os
palatum,tulang langit-langit.terdiri dari 2 buah tulang kiri/kanan,dibagian
tulang muka ini keras disebut palatum mole.
e. Os
mandibularis,tulang rahang bawah.banyak 2 buah kiri/kanan dan menjadi satu
dipertengahan dagu.
f. Os
Hioid, tulang lidah. Letaknya agak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain
yaitu terdapat dipangkal leher diantara otot-otot leher.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Ibu hamil mengalami perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi, pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, system endokrin, system kekebalan, dan system perkemihan. Perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut akan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai.
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Ibu hamil mengalami perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi, pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, system endokrin, system kekebalan, dan system perkemihan. Perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut akan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai.
3.2. SARAN
1. Bidan
Seorang bidan sebaiknya mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil.
2. Ibu
Perubahan yang terjadi pada diri ibu merupakan hal yang wajar karena didalam tubuh ibu terdapat kehidupan lain selain kehidupannya, sehingga tubuh perlu menyesuaikan diri dengan suasana baru tersebut, jadi sebaiknya ibu tidak perlu takut dengan perubahan yang terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo,DSOG., 1999, Ilmu
Kebidanan, Cet-V, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirihardjo,Jakarta.
·
Prof,. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG., 1998, Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Cet-I, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
·
Helena Farrer, 2001, Perawatan Maternitas, Cet-I,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
·
Cunningham, Mac Donald dan Gant, 1995, Obstetri
William, Cet-I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.DepkesRI, Konsep Dasar
Asuhan Kebidanan, 2003,Jakarta
·
Derek L and Jones, Dasar – Dasar Obstetri dan
Gynekologi, 2003, Edisi 6
·
Varney, H., Varney Midwifery, Third Editition, 1997
·
Salmah, Hj,dkk. Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta.
EGC.
·
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan.Jakarta:
YBP-SP
·
YOGYAKARTA, PENERBIT FITRAMAYA,2009
·
Kusniyati,yuni,dkk.perawatan ibu hamil (asuhan ibu
hamil.2009:Yogyakarta.penerbit fitramaya. Hal 63)