ASUHAN KEKEBIDANAN PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI DIAGNOSA, CEMAS,PERINIUM,ASI EKSKLUSIF
BAB I
PEMBAHASAN
A.
LATAR BELAKANG
Proses
manajemen kebidanan diawali dari mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
menilai keadaan klien secara keseluruhan. Berasal dari data-data dasar tersebut
baik subjektif maupun objektif dilakukan interpretasi kemudian diproses menjadi
masalah atau diagnosis khusus.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Diagnosa
2.
Masalah Cemas,Perinium,Asi Eksklusif
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DIAGNOSA
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
Merumuskan
Diagnosa Atau Masalah Aktual Masa Nifas
Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang
Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang
Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual pada masa nifas terbagi dalam
beberapa pokok bahasan diantaranya, nyeri, infeksi, masalah cemas, perawatan
perineum, perawatan payudara, masalah ASI eksklusif, masalah KB, gizi ibu
nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam nifas dan cara menyusui.
B. Masalah
Cemas, perawatan perineum, payudara dan Asi eksklusif
1.
Masalah Cemas
Rasa cemas sering timbul pada ibu
masa nifas karna perubahan fisik dan emosi masih menyesuaikan
diri dengan kehadiran bayi. Pada periode ini tersebut” masa krisis”karena
memerlukan banyak perubahan perilaku,nilai peran. Tingkat kecemasan akan
berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan harus bersikap empati dalam memberikan support mental
pada ibu untuk mengatasi kecemasan. Ingat ASKEB yang holistic tidak hanya
berfokus pada kebutuhan fisik saja yapi juga psikis. Bagaimanapun juga keadaan
psikis akan mempengaruhi kondisi fisik ibu. Atasi kecemasan dengan mendorong
ibu untuk mengungkapkan perasaannya,libatkan suami dan keluarga untuk member
dukungan dan beri PENKES sesuai kebutuhan sehingga dapat membangun kepercayaan
diri dalam berperan sebagai ibu.
Bidan harus dapat menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang
bagaimana mengatasi rasa cemas selama masa nifas a.l:
a. Bidan dapat memperhatikan dan memberi ucapan selamat atas
nkehadiran bayinya yang dapat member perasaan senang pada ibu
b. Dalam memberi
dukungan bidan dapat melibatkan suami,keluarga dan teman dalam
merawat bayi-nya sehingga beban ibu berkurang. Hal ini akan menciptakan
hubungan baik antara ibu dan keluarga, ibu dan bidan atau bidandan keluarga-nya.
c. Bidan dapat member informasi atau konseling memngenai
kebutuhan ibu selama periode ini. Sehingga membangun kepercayaan diri ibu dalam
perannya sebagai ibu.
g. Waspadai
gejala depresi. Tanyakan pada ibu apa yang ia rasakan serta apakah ia dapat
makan dan tidur dengan nyaman.
Rasa cemas ini sering timbul pada ibu masa nifas karna
perubahan fisik dan emosi masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi. Pada
periode ini tersebut” masa krisis”karena memerlukan banyak perubahan perilaku,
nilai peran. Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan
harus bersikap empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi
kecemasan.
Potensial terjadi masalah cemas pada ibu nifas :
1) Postpartum Blues
Reaksi depresi.
Potensial terjadi masalah cemas pada ibu nifas :
1) Postpartum Blues
Reaksi depresi.
·
SedihDisforia
·
Menangis
·
Mudah tersinggun atau iritabilitas, Cemas,
Labil perasaan, Cendrung menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan gangguan
nafsu makan.
·
Gejala afektif yang ringan terjadi
mulai 2 sampai 3 hari post partum dan mencapai puncaknya pada 5 sampai 7 hari
post partum dan mulai berkurang pada minggu ke 2 (ambulatory obstetri, 2001).
·
Ditandai dengan gejala-gejala seperti
reaksi depresi/sedih/ menangis mudah tersinggung, hilang nafsu makan, gangguan
tidur (irritabilitas) cepat lelah, cemas dan merasa kesepian . (Iskandar S.S,
2006).
2) Depresi postpartum
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
·
Berkurangnya energi.
·
Penurunan efek.
·
Hilang minat (anhedonia)
·
Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa
gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan
spesifik antara lain :
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi.
2. Kelelahan dan perubahan mood.
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur.
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain.
5. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi.
2. Kelelahan dan perubahan mood.
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur.
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain.
5. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
3)
Post Partum Psikosa
Gejala yang sering terjadi adalah:
Gejala yang sering terjadi adalah:
·
Delusi
·
Halusinasi
·
Gangguan saat tidur.
·
Obsesi mengenai bayi.
Data subjektif :
a.
Pasien mengeluh atau mengatakan cemas, takut dan selalu menanyakan keadaannya
Data dasar objektif :
a.
Ekspresi wajah pasien kelihatan cemas, sedih, dan binggung
2.
Perawatan perineum
a. Anjurkan ibu
untuk tidak menggunakan tampon pasca partum kaerna resiko infeksi.
b. Jelaskan
perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa hingga menjadi lochea alba.
c. Anjurkan ibu
untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah yang berlebihan serta pembalut yang
dipenuhi darah banyak.
d. Ajari ibu
cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau defekasi dan setelah mandi
pancuran atau rendam.
e. Ibu dapat
menggunakan kompres es segera mungkin dengan menggunakan sarung tangan atau
bungkus es untuk mencegah edema.
f. Ajari ibu untuk menggunakan
botol perineum yang diisi air hangat.
g. Ajari penting
nya membersihkan perineum dari arah depan kea rah belakang untu mencegah
kontaminasi.
h. Ajari langkah-langkah memberikan
rasa nyaman pada area hemorrhoid.
i. Jelaskan pentingnya
mengosongkan kandung kemih secara adekuat.
j. Identifikasi
gejala ISK. Jelaskan pentingnya asupan cairan adekuat setiap hari
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein laktosa dan garam organic yang disekresi oleh kedia kelenjar
payudara ibu dan merupakan makanan terbaik untuk bayi. Selain memenuhi segala
kebutuhan makanan bayi baik gizi Imunologi atau lainnya pemberian ASI
memberikan kesempatan bagi ibu mencurah kan cinta kasih serta perlindungan
kepada anaknya. Fungsi ini mungkin dapat di alihkan kepada ayah dan merupakan
suatu kelebihan kaum wanita ASI eksklusif di berikan sejak umur 0 hari
sampai 6 bulan.
Bayi
bingung puting Tanda dan gejala:
1. Bayi menghisap puting seperti menghisap dot.
2. Menghisap sebentar-sebantar.
3. Bayi menolak menyusu pada ibu
1. Bayi menghisap puting seperti menghisap dot.
2. Menghisap sebentar-sebantar.
3. Bayi menolak menyusu pada ibu
ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak
umur 0 hari sampai 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun. Dalam pelaksanaannya,
program ASI eksklusif juga akan ditemui beberapa masalah.
Data
dasar subjektif dapat berupa :
1) Keluhan pasien mengenai masalah payudara.
2) Pasien seorang wanita karier dengan jam kerja sampai sore.
3) Pasien mengatakan bahwa ia kurang minat untuk menyusui bayinya.
1) Keluhan pasien mengenai masalah payudara.
2) Pasien seorang wanita karier dengan jam kerja sampai sore.
3) Pasien mengatakan bahwa ia kurang minat untuk menyusui bayinya.
Data
dasar objektif dapat berupa :
1) Adanya kelainan pada payudara.
2) Pasien kurang semangat ketika dibimbing cara menyusui yang benar.
3) Ekspresi wajah menunjukkan bahwa pasien kurang suka diberikan bimbingan cara menyusui yang benar.
1) Adanya kelainan pada payudara.
2) Pasien kurang semangat ketika dibimbing cara menyusui yang benar.
3) Ekspresi wajah menunjukkan bahwa pasien kurang suka diberikan bimbingan cara menyusui yang benar.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
a) Posisi berbaring
miring
b) Posisi duduk
c) Posisi ibu tidur
telentang
Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu
dalam keadaan lelah atau nyeri.
Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan
untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak
lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan
bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
Tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini,
maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada
ibu diantara payudara ibu.
Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik
pada payudara antara lain:
a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu;
b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara;
c) Areola tidak akan tampak jelas;
d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan
ASInya;
e) Bayi terlihat senang dan tenang;
f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada
daerah payudaranya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang
terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi, berhubungan langsung
dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical
judgement dalam praktek kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan
manajemen kebidanan.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
Merumuskan
Diagnosa Atau Masalah Aktual Masa Nifas
Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang
Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang
DAFTAR PUSTAKA
·
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Post Partum.
·
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Wiknjosastro,
Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBPSP.