Kebutuhan Dasar Ibu Nifas Ambulasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses yang melelahkan,
itulah mengapa Ibu disarankan tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan
karena dapat menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum
berjalan baik. Ibu harus cukup beristirahat, dimana Ibu harus tidur terlentang
selama 8 jam post partum untuk mencegah perdarahan post partum. Setelah itu,
mobilisasi perlu dilakukan agar tidak tcrjadi pembengkakan akibat tersumbatnya
pembuluh darah Ibu.
Pada persalinan normal, jika gerakannya tidak
terhalang oleh pemasangan infuse atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga
memuaskan, biasanya Ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi kc wc dcngan
dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal. Sebelum waktu ini,
Ibu diminta untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam serta latihan
tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mcngayunkan tungkainya dari tepi
ranjang.
Pasien Sectio Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’ 24-36 jam
sesudah melahirkan. Jika Pasien menjalani analgesia epidural, pemuiihan
sensibilitas yang total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi dimulai.
Setelah itu Ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu sirkulasi darah di
dalam tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan yang tidak diinginkan pun bisa
dihindari.
Peran bidan
sangatlah dibutuhkan ibu sebagai pembimbing dan pemberi nasehat demi kesehatan
ibu dan anak nya.Ibu biasanya akan mengalami atau merasakan hal-hal yang baru
setelah melahirkan.Beberapa ibu setelah melahirkan akan mengalami masa-masa
sulit ibu akan berpengaruh dengan lingkungan sekitarnya.Ibu akan mulai
beradaptasi dengan hal yang baru seperti adanya bayi.
Tidak sedikit bayi
tidak terselamatkan baik dalam waktu kehamilan,persalinan,maupun setelah
dilahirkan.Ibu yang bayi nya tidak terselamatkan akan mengalami kesedihan yang
mendalam.Maka dari itu bidan sangat berperan dalam masalah ini untuk memberikan
asuhan kepada ibu.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian
Ibu Nifas ?
2. Ambulasi pada ibu nifas ?
BAB II
A.
Pengertian
Ibu Nifas
Masa nifas
(puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula sebelum
hamil.Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8minggu.
Setelah melahirkan
ibu,mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya
beberapa perubahan psikis.Tidak heran bila ibu mengalami perubahan perilaku dan
sesekali merasakn kerepotan.Masaa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran.
B. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan
membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu untuk
cepat berjalan.Sekarang tidak perlu menahan ibu post partum terlentang ditempat
tidurnya selama 7-14 jam setelah melahirkan. Ibu post partum sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum
Ambulasi perlu
dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah
Ibu. Pada persalinan normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan
infuse atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya Ibu
diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke wc dengan dibantu, satu atau dua jam
setelah melahirkan secara normal. Sebelum waktu ini, Ibu diminta untuk
melakukan latihan menarik nafas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana
dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang. Pasien Sectio
Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’ 24-36 jam sesudah melahirkan. Jika Pasien
menjalani analgesia epidural, pemuiihan sensibilitas yang total harus dilakukan
dahulu sebelum ambulasi dimulai. Setelah itu Ibu bisa pergi ke kamar mandi.
Dengan begitu sirkulasi darah di dalam tubuh akan berjalan dengan baik.
Gangguan yang tidak diinginkan pun bisa dihindari.
PENGERTIAN
AMBULASI
Ambulasi
adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat dirumah sakit dapat
berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien.
Hal
ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien.
Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari
latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data
pasien menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam Asmandi, 2008)
ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan
yang dilakukan segera pada pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai
pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai
dengan kondisi pasien.
TUJUAN
AMBULASI
1.
Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
2.
Memenuhi kebutuhan ambulasi
3.
Mempertahankan kenyamanan
4.
Mempertahankan toleransi terhadap
aktivitas
5.
Mempertahankan control diri pasien
6.
Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
TINDAKAN
- TINDAKAN AMBULASI
a.
Duduk diatas tempat tidur
· Jelaskan
pada pasien prosedur yang akan dilakukan
· Anjurkan
pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya
·
Berdirilah di samping tempat tidur,
kemudian meletakkan tangan pada bahu pasien
· Bantu
pasien untuk duduk dan diberi penopang atau bantal
b.
Turun dan berdiri dari temapt tidur
· Jelaskan
pada pasien prosedur yang akan dilakukan
· Fleksikan
lutut dan pinggang anda
· Letakkan
kedua tangan pasien di bahu anda dan letakkan kedua tangan anda di samping
kanan kiri pinggang pasien
· Ketika
pasien melakukan ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien
· Bantu
berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
· Bantu
pasien duduk di kursi dengan posisi yang nyaman
c.
Bantu berjalan
· Jelaskan
pada pasien prosedur yang akan dilakukan
· Letakkan
tangan pasien di samping badan atau memegang telapak tangan anda
· Berdiri
di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
· Bantu
pasien untuk berjalan perlahan-lahan
d.
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard
· Jelaskan
pada pasien prosedur yang akan dilakukan
· Atur
branchard dengan posisi terkunci
· Bantu
pasien dengan dua sampai tiga orang dengan berdiri menghadap pasien
· Silangkan
tangan pasien di depan dada
· Tekuk
lutut anda kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien
· Orang
pertama meletakkan tangan di bawah leher, orang kedua meletakkan tangan di
bawah pinggang dan panggul dan orang ketiga meletakkan tangan di bagian kaki
· Angkat
bersama-sama dan pindahkan ke branchard
· Atur
posisi pasien di branchard yang nyaman
Alat-alat
yang digunakan dalam pelaksanaan ambulasi
1.
Kruk
adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen untuk
meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan pasien.
Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand
2.
Canes
(tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang yang
digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat
berkaki panjang lurus (single
stight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad cane).
3.
Walkers
yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang kokoh
digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat dan mampu
menopang tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa nifas
(puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula sebelum
hamil.Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8minggu.
Setelah melahirkan
ibu,mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya
beberapa perubahan psikis.Tidak heran bila ibu mengalami perubahan perilaku dan
sesekali merasakn kerepotan.Masaa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran.
Peran bidan
sangatlah dibutuhkan ibu sebagai pembimbing dan pemberi nasehat demi kesehatan
ibu dan anak nya.Ibu biasanya akan mengalami atau merasakan hal-hal yang baru
setelah melahirkan.Beberapa ibu setelah melahirkan akan mengalami masa-masa
sulit ibu akan berpengaruh dengan lingkungan sekitarnya.Ibu akan mulai
beradaptasi dengan hal yang baru seperti adanya bayi.
Tidak sedikit bayi
tidak terselamatkan baik dalam waktu kehamilan,persalinan,maupun setelah
dilahirkan.Ibu yang bayi nya tidak terselamatkan akan mengalami kesedihan yang
mendalam.Maka dari itu bidan sangat berperan dalam masalah ini untuk memberikan
asuhan kepada ibu.
DAFTAR PUSTAKA
·
Uliyah, Musrifatul & Hidayat
(2008). Keterampilan Dasar Praktik untuk
Kebidanan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika
·
Uliyah, Musrifatul & Hidayat.
(2004). Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC