Ginjal
Definisi dan Perubahan Anatomik Ginjal dan Saluran Kemih
Ginjal
adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan homeostasis tubuh
dalam mempertahankan keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal menyekresi hormon
dan enzim yang membantu pengaturan produksi eritrosit, tekanan darah serta
metabolisme kalsium dan fosfor. Ginjal membuang sisa metabolism dan
menyesuaikan ekskresi air daan pelarut. Ginjal mengatur cairan tubuh, asiditas,
dan elektrolit sehingga mempertahankan komposisi cairan yang normal. (Mary
Baradero, 2008 : 1)
Dalam
kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomik ginjal dan
saluran kemih yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik dan
hasil pemeriksaan laboratorium.. Ginjal akan memanjang kurang lebih 1 cm dan
kembali normal setelah melahirkan. Ureter juga mengalami pemanjangan, melekuk
dan kadang berpindah letak ke lateral dan akan kembali normal 8-12 minggu
setelah melahirkan. (Prawirohardjo. 2009: 830)
Selain itu
juga terjadi hiperlpasia dan hipertrofi otot dinding ureter dan kaliks, dan
berkurangnya tonus otot-otot saluran kemih karena pengaruh kehamilan. Akibat
pembesaran uterus hiperemi organ-organ pelvis dan pengaruh hormonal terjadi
perubahan pada kendung kemih yang dimulai pada kehamilan 4 bulan. Kandung kemih
akan berpindah lebih anterior dan superior. Pembuluh-pembuluh di daerah mukosa
akan membengkak dan melebar. Otot kandung kemih mengalami hipertrofi akibat
pengaruh hormon estrogen. Kapasitas kandung kemih meningkat sampai 1 liter
karena efek relaksasi dari hormon progesterone. (Prawirohardjo. 2009: 830).
Gagal ginjal akut
adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
secara normal yang terjadi secara akut/tiba-tiba dan tidak
berlangsung lama.
Etiologi
Gagal ginjal
merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam kehamilan dan nifas karena dapat
menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi.
Penyakit ginjal kronis (CKD)
merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Di Amerika Serikat
(AS), prevalensi stadium akhir penyakit ginjal semakin meningkat. Jumlah pasien
yang terdaftar dalam tahap akhir penyakit ginjal (ESRD)-mendanai program
Medicare telah meningkat dari sekitar 10.000 penerima manfaat pada tahun 1973
untuk 86.354 pada tahun 1983, dan 547.982 pada tanggal 31 Desember, 2008.
Meskipun
alasan yang tepat untuk pertumbuhan program ESRD tidak diketahui, perubahan
demografi penduduk, perbedaan beban penyakit di antara kelompok-kelompok ras
dan bawah-pengakuan tahap-tahap awal CKD dan faktor risiko untuk CKD, sebagian
dapat menjelaskan pertumbuhan ini.
Pasien dengan stadium akhir penyakit
ginjal (ESRD) mengkonsumsi bagian yang tidak proporsional sumber daya perawatan
kesehatan. Total biaya program ESRD di AS adalah sekitar $ 39460000000 pada
tahun 2008. Medicare biaya per orang per tahun hampir $ 66.000 secara
keseluruhan, mulai dari $ 26.668 untuk pasien transplantasi untuk $ 77.506 bagi
mereka yang menerima terapi hemodialisis
Namun, meskipun besarnya sumber daya
berkomitmen untuk pengobatan ESRD dan perbaikan besar dalam kualitas terapi
dialisis, pasien-pasien ini terus mengalami mortalitas dan morbiditas yang
signifikan, dan mengurangi kualitas hidup.
Penyebab
Gagal Ginjal
Terjadinya
gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh
yang mana secara perlahan - lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :
1.
Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
2.
Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3.
Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor,
penyempitan/striktur)
4.
Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus
sistemik
5.
Menderita penyakit kanker (cancer)
6.
Kelainan
ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ
ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
7.
Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat infeksi
atau pun dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut
sebagai glomerulonephritis.
8.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan
kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah;
Kehilangan carian banyak yang mendadak (muntaber, perdarahan, luka bakar),
serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria,
Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.
9.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan
kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja
sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan
gagal ginjal, akut dan kronik.
Patofisiologi
Gagal ginjal
mendadak (acute renal failure) merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam
kehamilan dan nifas, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjalyang
tidak bisa sembuh lagi. Kejadiannya 1 dalam 1300-1500 kehamilan.
Kelainan ini
didasari oleh 2 jenis patologi.
1. Nekrosis
tubular akut, apabila sumsum ginjal mengalami kerusakan.
2. Nekrosis
kortikal bilateral apabila sampai kedua ginjal ayng menderita.
Penderita yang mengalami gagal ginjal mendadak ini
sering dijumpai pada kehamilan muda 12-18 minggu, dan kehamilan telah cukup
bulan. Pada kehamilan muda, sering diakibatkan oleh abortus septic yang
diakibatkan oleh bakteri Chlostridia welchii atau streptococcus. Gambaran
klinik lain yaitu berupa sepsis, dan adanya tanda-tanda oligouria mendadak dan
azothemia serta pembekuan darah intravaskuler (DIC), sehingga terjadi nekrosis
tubular yg akut. Kerusakan ini dapat sembuh kembali bila kerusakan tubulus
tidak terlalu luas dalam waktu 10-14 hari. Seringkali dilakukan tindakan
tindakan histerektomi untuk menagatasinya, akan tetapi ada peneliti yang
menganjurkan tidak perlu melakukan operasi histerektomi tersebut asalkan
penderita diberikan antibiotic yang adekuat dan intensif serta dilakukan
dialysis terus menerus sampai fungsi ginjal baik. Lain halnya dengan nekrosis
kortikal yang bilateral, biasanya dihubungkan dengan solusio plasenta,
preeclampsia berat atau eklampsia, kematian janin dalam kandungan yang lama,
emboli air ketuban yang mnyebabkan terjadinya DIC, reaksi transfuse darah
atau pada perdarahan banyak yang dapat menimbulkan iskemi.
Penderita dapat meninggal dalam waktu 7-14 hari
setelah timbulnya anuria. Kerusakan jaringan dapat terjadi di beberapa tempat
yang tersebar atau ke seluruh jaringan ginjal.
Pada masa nifas sulit diketahui sebabnya,
sehingga disebut sindrom ginjal idiopatik postpartum. Penanggulangan pada
keadaan ini, penderita diberi infuse, atau transfusi darah, diperhatikan
keseimbangan elektrolit dan cairan dan segera dilakukan hemodialisis bila ada
tanda-tanda uremia. Banyak penderita membutuhkan hemodialis secara teratur atau
dilakukan transplantasiginjal untuk ginjal yang tetap gagal.
Gagal ginjal
dalam kehamilan ini dapat dicegah bila dilakukan:
1. Penangan
kehamilan dan persalinan dengan baik:
2. Perdarahan,
syok, dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik;
3. Pemberian
trannfusi darah dengan hati-hati.
Faktor
Resiko
1.
Retensi Urin
Bentuk uterus yang inkarserta dan retroversi akan
menyebabkan ureter stasis dan meregang. Hal ini akan mengakibatkan rasa nyeri
ketika miski dan retensi urin akut, dan lebih jauh lagi akan menyebabkan
cystitis.
2.
Ureter yang
pendek
Wanita yang memiliki ureter yang pendek, yang lebih
panjangnya hanya sekitar 3,5cm dan letaknya hampir berdekatan dengan
rektum,perineum dan vagina. Ureter dapat tertekan ketika terjadi
prolapsutro-vaginal, hal ini yang menyebabkan sisa urin tertinggal dan menjadi
sumber infeksi.
3.
Trauma Jalan
Lahir
Trauma dapat terjadi saat persalinan, ketika bagian
dasar kandung kemih dan leher janin berada dalam posisi yang sulit.
Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami
penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat
(kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering
kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit,
Bakteri. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal
ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah,
bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin:
Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine
darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
Komplikasi
Komplikasi seperti hipertensi dan preeklamsi lebih sering
pada perempuan dengan penyekit ginjal polikistik. Kehamilan tampaknya tidak
menyebabkan perburukan atau akselerasi / percepatan perjalanan penyakit.
(Prawiroharjo.2009:841)
Komplikasi
yang dapat terjadi adalah abortus dan janin yang terinfeksi. Mortalitas ibu dan
bayi apabila tidak diobati berkisar 30-40%,kelahiran prematur dan IFUD.
Prognosis pada ibu akhirnya buruk;
ada yang segera meninggal, ada yang agak lama,hal itu tergantung dari luasnya
kerusakan ginjal waktu diagnosis dibuat, dan ada atau tidak adanya
faktor-faktor yang mempercepat proses penyakit.
Prognosis bagi janin dalam kasus
tertentu tergantung pada fungsi ginjal dan derajat hipertensi. Wanita dengan
fungsi ginjal yang cukup baik tanpa hipertensi yang berarti dapat melanjutkan
kehamilan sampai cukup bulan walaupun biasanya bayinya lahir dismatur
akibat insufiensi plasenta. Apabila penyakit sudah berat, apalagi disertai
tekanan darah yang sangat tinggi, biasanya kehamilan berakhir dengan abortus
dan partus prematurus, atau janin mati dalam kandungan.
Penatalaksanan
Penanganan Obstetri
Penyebab kematian dan kesakitan bayi pada pasien
dengan kelainan ginjal adalah persalinan kurang bulan. Masih ada perdebatan
tentang melahirkan bayi secara elektif lebih cepat dari waktunya sekitar(34-36
minggu) pada pasien dengan insufisiensi ginjal kronis atau yang sedang
menjalani dialisis terutama jika paru janin sudah matang.
DAFTAR
PUSTAKA
Fadlun. 2012. Asuhan Kebidanan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika
Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan
Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.