Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

Pandangan Islam Tentang Pacaran




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Makalah ini akan membahas suatu masalah yang tidak asing di kalangan remaja yaitu “Kelola Cintamu Tanpa Pacaran” yang akan meliputi pengertian pacaran, hukum pacaran dalam islam, konsekuensi pacaran, dan hikmah dilarang pacaran.
Topik ini penting untuk dibahas mengingat hal ini sudah biasa dilakukan sebagian orang terutama sebagian besar remaja, baik yang bertujuan untuk menikah maupun hanya karena adanya berbagai alasan yang tentunya berdasarkan hawa nafsu semata. Tidak hanya itu pacaran juga banyak menimbulkan dampak negatifbaik untuk diri sendiri maupun pihak lain. Oleh karena itu penulis penulis menganggap masalah pacaran cukup penting untuk dibahas agar kita mengetahui dan memahami sesuai norma-norma dalam agama islam.
Dengan latar belakang tersebut makalah ini penulis memberi judul ” Kelola Cintamu Tanpa Pacaran”.
B.     Rumusan masalah
1.   Apa pengertian pacaran ?
2.   Bagaimana hukum pacaran dalam Islam ?
3.   Adakah konsekuensi berpacaran ?
4.   Bagaimana konsep Islam mengatur hubungan sepasang remaja yang sedang jatuh  cinta ?
5.    Apa hikmah dilarang pacaran ?
C.    Tujuan Penulisan Makalah
1.   Untuk mengetahui pengertian pacaran
2.   Untuk mengetahui hukum pacaran dalam islam
3.   Untuk mengetahui konsekuensi berpacaran
4.   Untuk mengetahui konsep islam mengatur hubungan remaja saat jatuh cinta.
5.   Mengambil hikmah dilarangnya pacaran dalam islam

BAB II
PEMBAHASAAN

A.    Pacaran
Pacaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata “pacar” yang diberi akhiran-an. Pacar itu sendiri memiliki arti kekasih atau lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Dengan demikian pacaran adalah proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan untuk menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan utamanya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.
Dan dalam islam itu sendiri pacaran memiliki pengertian hubungan kedekatan antar dua insan manusia bukan mukhrim yang terjadi sebelum menikah. Hubungan kedekatan ini, terjadi atas persetujuan kedua pihak yang berdasarkan keinginan dan kepentingan masing-masing individu. Individu tersebut tidak berada dalam hubungan yang sah dan melakukan hal-hal yang merupakan aspek dan frase dalam Al Qur’an tentang pacaran dijelaskan dalam Surat Al- Israa ayat 32 Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
B.       Islam Melarang Pacaran
Tingkatan berpacaran yang terdapat didalamnya mengenai berbagai hal apa saja yang mereka lakukan sudah masuk kedalam hal yang dilarang oleh Allah Swt yakni mendekati zina. Hal lain yang dijadikan landasan bahwa pacaran dilarang dalam islam ialah sebagai berikut :
1.        Menahan Pandangan Pada yang Bukan Muhrimnya
Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadist, merupakan ajaran mulia yang suci dan mensucikan manusia dari perbuatan hina. Allah Swt dalam Surat An Nur ayat 31 menjelaskan bahwa Allah telah menentukan batas-batas mengenai aurat yang dilarang untuk diperlihatkan kepada bukan muhrimnya oleh wanita,dan juga menahan pandangannya. Bagaimana mungkin dalam hal memandang saja Allah Swt menyuruh untuk tidak melakukannya terlalu lama ? apalagi pacaran yang sampai bergenggaman tangan ? Atau berbicara berdua sambil berpandang-pandangan ?
Melakukan pacaran artinya telah melakukan hal yang lebih daripada sekedar menahan pandangan. Dan sudah jelas, itu merupakan suatu hal yang salah juga merupakan perbuatan yang zalim. Mereka hanya melandaskan hawa nafsu semata dan membenarkan tindakan salah yang tetap mereka kerjakan. Sungguh orang-orang yang mengetahui bahwa pacaran itu dilarang namun masih mengerjakannnya adalah orang-orang yang nyata berlaku sombong kepada Allah Swt. Bagaimana mungkin seseorang yang telah mengetahui bahwa pacaran itu dilarang oleh Allah Swt, namun tetap saja mengerjakannya ? Ini berarti ia tidak yakin pada hukum akhirat, ia telah merasa Allah Swt bukan apa-apa karena ia berani melanggar TuhanNya. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah Surat Al-A’araaf ayat 16 yaitu :
“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina.”
2.        Menjaga Kesucian
Menjaga kesucian adalah adalah hal yang paling ditekankan untuk dilaksanakan dari Allah Swt dan tidak ada satupun pacaran yang menjaga kesucian batiniah tersebut. Sesungguhnya Allah Swt telah memberikan jalan yang mulia untuk mendapatkan cinta yakni dengan menikah bukanlah dengan cara pacaran, tapi mengapa cinta itu haruslah ternodai dengan pacaran ? Allah Swt telah jelas mengatakan bahwa “dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesuciannya, sehingga Allah mencukupkan karuniaNya kepadanya”.
Pacaran telah menyalahi kodratNya. Pacaran telah melanggar aturan kesucian yang ditetapkan oleh Allah Swt, karena pacaran merupakan jalan setan yang ditujukan kepada manusia agar mereka berpaling dari kebenaran.

3.        Dilarang Menurutkan Hawa Nafsu
Alasan banyak orang berpacaran karena menurtkan hawa nafsunya semata, padahal Allah telah melarang kita untuk mengikuti hawa nafsu yang tidak berlandaskan ilmu dan membawa kita kepada jurang kesesatan.
Ketika pasangan tersebut pacaran maka mereka telah menutkan hawa nafsunya yang telah melenceng dari kebenaran walaupun hanya dengan berbicara berdua di Handphone maupun di taman yang sepi dengan tertawa lepas.
C.    Konsekuensi Pacaran
Hidup ini adalah suatu pilihan. Hanya saja setiap pilihan pasti akan ada konsekuensi yang harus diterima. Setiap pilihan juga haruslah dipikir secara matang dengan pemikiran yang jernih dan logika. Jangan sampai salah memilih yang akan berakibat pada suaru penyesalan dan kerugian.
Pada saat cinta datang dalam hidup kita sebaiknya segera memilih. Apakah harus merespon cita yang datang dalam ataukah justru sebaiknya memilih tidak menanggapinya dan menanti saat yang tepat untuk menyemainya? Adapun beberapa konsekuensi dari berpacaran yaitu :
1.      Tak fokus mengikuti pelajaran
Mengikuti pelajaran sambil pacaran atau pacaran sambil belajar. Nampaknya tidak mungkin keduannya bisa berjalan. Bukankah kita tahu bahwa susahnya membagi perhatian antara memperhatikan pacar dengan memperhatikan pelajaran. 
Konon di Jepang, intensitas penggunaan handphone bisa mempengaruhi prestas belajar di sana. Karena mereka saling menghabiskan waktu untuk telpon-telponan, maka waktu untuk belajar menjadi berkurang. Hal ini akan berdampak pada prestasi belajar  mereka yang menurun drastis.
Lain halnya dengan Singapura, ada peraturan yang cukup bagus. Disana ada hukuman bagi remaja yang kedapatan berpacaran di sekolah. Mereka akan disidang dan dipertontonkan di muka umum bahwa anak tersebut adalah melanggar hukum. Sehingga ada dua efek jera yang ditimbulkan, yakni agar ia malu dengan perbuatan yang telah ia lakukan dan agar ia merasa jera untuk tidak pacaran di sekolah kemudian harinya.
Pelajaran di sekolah sangatlah membutuhkan perhatian yang besar. Bila kita adalah seorang pelajar maka belajar merupakan tugas wajib kita sebagai pelajar. Pelajaran sekolah yang sedemikian banyak tentu tidaklah mudah untuk dikuasai. Perlu mempunyai strategi jitu untuk mengatasi itu semua. Apalagi setiap pelajaran ternyata sangat membutuhkan keseriusan, pikiran yang terang dan ketelitian.
Pelajaran haruslah menjadi yang utama, sebab jika nilai kita jelek, kita sendirilah yang merasa rugi. Pacar kita yang sok imut dan baik hati itu pun tak bisa berbuat apa-apa. Resiko bila pacaran terus menerus bisa jadi keduanya akan bernasib sama. Tidak ada rasa malu untuk berdua-duaan, sayang-sayangan dilihat orang, padahal baju seragam SMA masih menempel .
Bisa jadi itu hanya kepalsuan saja, karena ada sesuatu dari diri kita, atau hanya ingin mengambil keuntungan dari hubungan cinta yang sedang kita jalani. Pikiran kamu akan tersita dengan kesibukan menyemai cinta bersamanya.
2.      Masa Muda Menjadi Gelisah
Masa muda yang indah adalah masa muda yang penuh dengan keberkahan. Hidup berkah di bawah petunjuk islam. Di ridhai oleh Allah dan sesuai dengan sunnah nabi. Hidup akan menjadi tenang, nyaman, dan tidak tergesa-gesa. Hati menjadi penuh dengan kedamaian, tidak akan pernah merasa gelisah.
Sementara itu, bila masa muda kita diisi dengan dosa, khawatirnya jika kita selalu merasa gelisah. Di masjid tidak akan betah, ikut pengajian uga tidak mau. Selalu saja dikejar-kejar oleh berbagai persoalan hidup. Ada perasaan ingin bertaubat atas apa yang telah diperbuat tetapi selalu gagal dengan kondisi sekitar. Dosa yang sudah menggunung susah untuk diluruskan. Kembalilah kepada islam kembali kepada Allah yang Maha Pengampun Dosa.
3.      Menambah Musuh
Mengapa bisa menambah musuh ? Karena dengan berakhirnya pacaran maka tentu saja mantan pacar menjadi sosok yang dibenci. Apalagi bila putusnya karena adanya kasus pendahuluan. Adanya pihak ketiga, perselingkuhan, dan berbagai persoalan lainnya. Mantan pacar akan menjadi musuh luar biasa. Dongkol bukan main kalau melihat wajahnya. Akhirnya dia menjadi musuh, tidak malah jadi teman. Berbeda dengan konsep pertemanan dan persahabatan. Sama sekali tidak ada istilah mantan teman, maupun mantan sahabat. Kalau berteman ya untuk selamanya.
Semakin banyak pacar kamu, maka semakin banyak pula mantan kamu. Kalau mantannya sudah banyak. Bisa jadi musuhpun bertambah banyak. Kita akan dikenal sebagai cowok atau cewek yang suka gont-ganti pacar. Sejak SMP sudah mulai pacaran, bayangkan kalo nikah umur 30-an, sudah berapa banyak mantan yang bergelimpangan di jalan pacaran.
Berbeda dengan pertemanan dan persahabatan. Teman seribu masih bisa dikatakan sedikit, musuh satu sudah merasa kebanyakan. Kita selalu membutuhkan teman,semakin banyak teman kita,maka akan semakin berwarna hidup kita. Tak perlu ada kata cinta yang membual, tak perlu beradegan mesra mengundang dosa, hanya sebuah pertemanan yang saling menjaga hati dan perasaan.
D.    Konsep Islam Mengelola Hubungan Sepasang Remaja yang Sedang Jatuh Cinta
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(QS.Al- Imran ayat : 14)
Surat diatas menjelaskan bahwa sanya sudah dijelaskan bahwa dalam diri manusia telah ditanamkan benih-benih cinta yang bisa tumbuh sewaktu-waktu ketika menemukan kecocokan jiwa. Islam tidak melarang adanya cinta, karena semua itu di luar kendali manusia.
Agama Islam juga tidak melarang seseorang untuk berkasih dan bercinta, hal ini merupakan naluri manusia. Namun, Islam menghendaki cinta yag menjaga kesucian dan ketulusan, sehingga ditetapkan pedoman yang harus ditaati agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan.
Konsep islam mengatur hubungan antara sepasang remaja yang di mabuk cinta disunnahkan untuk segera menghalalkan hubungan mereka dengan cara menikah jika sudah siap untuk berumah tangga. Dan calon suami mampu membayar mahar dan menafkahinya. Adapun prosedur bagi laki-laki yang bersungguh-sungguh ingin meminang wanita agar lebih mengenal dan mengetahui perilakunya, seperti berikut :
Ø  Mengirimkan delegasi untuk menyelidiki pasangannya dengan syarat delegasi tersebut adil, dapat dipercaya, satu mahram dengan calon yang akan diselidiki.
Ø  Berbicang, duduk bersama namun harus disertai mahramnya (seperti adik, kakak, teman maupun sahabatnya.)
Ø  Tidak ada keraguan maupun prasangka akan ditolaknya lamaran.
Selain ada langkah diatas nabi Muhammad Saw, memberikan cara bagi seseoranng yang hendak memilih pasangannya, yaitu mendahulukan pertimbangan keberagaman dibanding motif kekayaan, keluarga maupun kecantikan dan ketampannan.
Adapun bagi para remaja yang belum siap untuk menapaki jenjang menikah dan ingin menguasai diri agar tidak terkena dosa maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan yakni :
ü   Lebih Giat Menyibukkan Diri
Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Oleh karena itu, untuk memangkas kerinduan seseorang hendaknya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat baik untuk dunia atau akhirat. Hakikat dari rasa rindu adalah kesibukan hati yang kosong. Di kala sepi sendiri, tanpa aktivitas muncullah bayangan sang kekasih, wajah, gerak-gerik, dan segala yang berkaitan dengannya. Seluruhnya hanya sekedar bayangan dan khayalan yang berakhir dengan kesedihan diri. Tiada manfaatnya sedikit pun bagi kehidupan kita.
Ibnul Qayyim menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada Imam Asy Syafi’i. Ia berkata,
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ                          
Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”
ü   Bayangkan Kekurangan Si Dia
Ingatlah selalu, orang yang engkau rindukan bukanlah pribadi yang sempurna. Ia sangat banyak kekurangan, sehingga tidak layak untuk dipuja, disanjung atau senantiasa dirindukan. Orang yang dirindukan sebenarnya tidak seperti yang dikhayalkan dalam lamuman.Ibnul Jauzi berkata, “Sesungguhnya manusia itu penuh dengan najis dan kotoran. Sementara orang yang dimabuk cinta senantiasa melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Disebabkan cinta ia tidak lagi melihat adanya aib.”
Kita bisa menghukumi sesuatu dengan timbangan keadilan sedangkan orang yang sedang kasmaran tengah dikuasai oleh hawa nafsunya sehingga tak dapat bersikap dengan adil. Kecintaannya menutupi seluruh aib yang dimiliki oleh pasangannya. Para ahli hikmah berkata, “Mata yang diliputi oleh hawa nafsu akan menjadi buta.” Semoga Allah memberi taufik. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
ü   Berusaha untuk Ikhlas dalam Beribadah
Ikhlas adalah obat manjur penyakit rindu. Jika seseorang benar-benar ikhlas menghadapkan diri pada Allah, maka Allah akan menolongnya dari penyakit rindu dengan cara yang tak pernah terbetik di hati sebelumnya. Cinta pada Allah dan nikmat dalam beribadah akan mengalahkan cinta-cinta lainnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”
Hati yang tidak ikhlas akan selalu diombang-ambingkan nafsu, keinginan, tuntutan serta cinta yang memabukkan. Keadaannya tak beda dengan sepotong ranting yang meliuk ke sana kemari mengikuti arah angin.
ü   Menghindari Nyanyian dan Film Percintaan
Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hati. Sehingga sempat diungkapkan oleh beberapa ulama nyanyian adalah mantera-mantera zina.
E.     Hikmah Dilarangnya Pacaran dalam Islam
1.     Cinta adalah perasaan suci yang seharusnya dijaga kesuciannya yakni dengan menempuh jalan yang benar yaitu menikah. Pacaran hanya akan mengotori cinta itu sendiri dengan kegiatan haram yang dilakukan oleh dua insan manusia karena berlandaskan hawa nafsu yang membawa pada keburukan. Dengan melakukan pernikahan, maka tidak ada lagi batas atau aturan yang membelenggu untuk dapat bersatu atas dua insan manusia yang saling mencintai. Aturan kesucian yang dijaga oleh insan manusia akan memberikan dampak yang sangat kuat dari sisi psikologis para pencinta untuk terus bersama selama-lamanya dijalan kebenaran. Cinta yang suci tersebut terus terjaga kesuciannya dalam jalan yang benar. Yakni jalan dari aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’an :
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (An-Nisa ayat 1)
Menikah adalah salah satu aturan yang membuka jalan kesucian untuk tahap selanjutnya. Setiap ayat yang disebutkan dalam al-qur’an selalu menggunakan kata isteri untuk kedekatan hubungan antara pria dan wanita yang bukan muhrim. Karena Allah telah menegaskan bahwa, hubungan kedekatan antar pria dan wanita yang bukan muhrimnya hanya boleh terjalin dalam hubungan pernikahan. Diakhir ayat, Allah mengatakan, “sesungguhnya Allah sesalu menjaga dan mengawasi kamu”. Allah senantiasa melihat apa yang kita lakukan bahkan apa yang terbesit dihati. Maka tetaplah diajalan kesucian cinta, yakni menikah. Pacaran haran dalam islam.
2.   Memberikan kekuatan pada hati manusia untuk setia. Ketika yang dicinta begitu mudah didapatkan maka begitu mudah pula dilepaskan. Kesetian menjadi tanda tanya besar yang tidak mungkin bisa dijaga. Kesetiaan adalah hal yang paling ditekankan oleh Allah Swt. bukankah raslullah bersabda bahwa “hal yang halal untuk dilakukan tapi paling dibenci oleh Allah adalh cerai”. Dari sabda rasulullah ini, sebenarnya telah mengajarkan kepada kita bahwa Allah, sangat menekankan kesetian terhadap pasangan hidup setelah menikah. Tetapi, pacaran telah merusak kekuatan tersebut. Pacaran telah memberikan ruang terbuka untuk ketidaksetiaan. Pacaran telah merusak kesetiaan pada pasangan pernikahan. Bahkan, jika pacar kita tersebut beberapa bulan kemudian, menjadi pasangan hidup kita, maka sesungguhnya, tela lemahlah kekuatan itu, karena telah diawali oleh tindakan yang melenceng dari jalan kebenaran. Ketika jalan kebenaran itu dijaga, maka kuatlah setia, tetapi jika telah dilanggar pada awalnya maka telah lemahlah setia. Allah telah menciptakan aturan demi kebahagiaan manusia itu sendiri. Demi, terjaganya bumi ini dari kehancuran. Bumi ini tercipta dengan aturan yang benar oleh Allah, maka ia terus bertahan, seperti itu pula aturan yang ditetapkan oleh manusia. Dan ketika manusia tersebut membangkang, maka rusaklah tatanan kehidupan.
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang(Yusuf ayat 53)
Pacaran yang berasal dari nafsu yang menyuruh kepada kejahatan sepantasnyalah kita untuk menghindarinya, walaupun telah terlaksana, maka bertobatlah, sungguh Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.
3.   Mempertahankan manusia untuk senantiasa bertindak dijalan kebenaran dan mencegahnya lemah karena perasaan. Perasaan lemah setiap insan manusia akan menuntun mereka pada jalan yang salah.
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”(Al-Baqarah ayat 147)
Pacaran itu, sebagian orang menganggapnya memiliki hal positif didalamnya, padahal sesungguhnya itu adalah keraguan dari hal-hal yang salah untuk dibenarkan. Allah Swt. telah dengan jelas berkata bahwa kebenaran itu hanya datang dariNya, bukan dari pemikiranmu sendiri yang hanya berlandaskan hawa nafsu.
Senantiasa berada dijalan kebenaran , maka akan selalu terjaga untuk tidak melanggar aturan. Tidak melanggar aturan akan memperbesar kemungkinan untuk menggapai surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya.

  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan Kelola Cintamu Tanpa Pacaran, dapat penulis simpulkan sebagai berikut  :
1.  Dalam islam, pacaran memiliki pengertian hubungan kedekatan antar dua insan  manusia bukan mukhrim yang terjadi sebelum menikah.
2.  Pacaran adalah hal yang dilarang dalam islam karena mendekati zina,tidak menjaga pandangan,tidak menjaga kesucian,dan menurutkan hawa nafsu yang tidak berlandaskan pengetahuan ilmu.
3.  Konsep Islam megelola hubungan sepasang remaja yang sedang jatuh cinta yaitu prosedur yang dibenarkan bagi laki-laki yang sungguh-sungguh berkeinginan meminang seorang wanita :
v Mengirim delegasi untuk menyelidiki  masing-masing pasangannya, dengan syarat delegasi tersebut harus adil, dapat dipercaya dan satu mahram atau satu jenis dengan calon yang diselidiki.
v Berbincang-bincang, duduk bersama namun harus disertai dengan mahramnya.
v Tidak ada keraguan atau prasangka akan ditolaknya lamarannya.
Dan bagi remaja yang belum siap untuk menikah yaitu :
v Lebih giat menyibukkan diri
v Ikhlas dalam beribadah
v Menghindari nyanyian dan fil bernuansa percintaan
Orang-orang yang pacaran termaksud orang-orang yang melanggar perintah Allah dan rasulNya adalah orang-orang yang zalim. Dan tempat kembali orang-orang yang zalim adalah neraka. Maka, orang-orang yang pacaran tempat kembalinya ialah neraka, kecuali mereka yang bertobat dan memohon ampunan Allah, sungguh Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.

 B.     Saran
1.    Bagi para remaja pada umumnya, “Pegang terus etika pergaulan dalam keseharian sesuai dengan syariat agama.”
2.    Bagi para remaja Islam yang sedang jatuh cinta dan sudah berkeinginan  menikah, “Lakukan ta’aruf Islami lalu (Khitbah) dan segeralah menikah.”
3.  Jangan melakukan pacaran, karena pacaran hanya akan menuntunmu kejalan bukan kebenaran yang pada akhirnya akan membuka jalan lebar bagimu untuk menemui neraka.

                          
DAFTAR PUSTAKA

  •  SODIQ, BURHAN. 2010. “KARENA CINTA HARUS MEMILIH”, SOLO, GAZZAMEDIA
  •   Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3. Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
0 Responses