Welcome Comments Pictures
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG MUDAH-MUDAHAN BISA BERMANFAAT

Penyakit Alzheimer







BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin banyak pula penemuan-penemuan yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan serta ketidaktahuan manusia dalam fenomena alam serta kehidupan sehari-hari.
Banyak penyakit-penyakit yang pada zaman dahulu dianggap wajar-wajar saja, akan tetapi berkat perkembangan ilmu pengetahuan manusia menjadi lebih tahu bahwa ternayata penyakit yang pada zaman dahulu dianggap biasa dan wajar adalah bukan sesuatu yang biasa dan wajar lagi bahkan berbahaya untuk kehidupan si penderita.
Contohnya penyakit pikun (dementia) yang terjadi pada usia lanjut. Banyak manusia berpikir bahwa pikun merupakan biasa dan wajar pada usia lanjut. Akan tetapi, berdasarkan survey mengatakan bahwa banyak orang berusia lanjut yang tidak pikun. Bahkan persentasi orang usia lanjut yang pikun dengan yang tidak lebih banyak orang yang tidak pikun di banding dengan yang pikun.
Penelitian lebih lanjut telah menjawab bahwa penyakit pikun pada usia lanjut yang parah adalah penyakit mematikan. Penyakit ini disebut Alzheimer. Nama penyakit Alzheimer ini jarang di dengar orang. Oleh karena itu, penyusun memilih Alzheimer sebagai topik pembahasan dengan harapan dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Alzheimer?
2.      Bagaimanakah sejarah dari penyakit Alzheimer?
3.      Gejala seperti apakah yang ditimbulkan oleh Alzheimer?
4.      Apa penyebab dari Alzheimer?
5.      Bagaimanakah langkah pencegahan dan pengobatan untuk penyakit alzheimer ?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alzheimer
Pikun dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah dementia. Istilah ini melukiskan kemunduran secara perlahan pada fungsi intelektual dan sosial yang dialami seseorang. Makin lama makin bertamah berat, yang disebabkan oleh gangguan pada jaringan otak.
Penyakit pikun yang disebakan oleh proses degenarasi sel-sel di otak , yang belum dapat dicegah dan masih sulit disembuhkan, inilah yang disebut Alzheimer yang cukup menjadi momok bagi orang lanjut usia. Walaupun ada usia muda yang diserang penyakit ini. Tetapi pada umumnya penyakit ini menyerang pada orang-orang yang berusia 50-70 tahun.
Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Seseorang dengan penyakit Alzheimer mempunyai masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun.
Mereka yang rentan terserang kepikunan alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor risiko keturunan. Bahkan menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Deteksi dini adalah hal penting dalam mengatasi Alzheimer, tetapi faktanya seringkali sulit dilakukan karena gelaja kemunduran kerap dianggap sebagai suatu hal yang lumrah. Penderita biasanya hanya menunjukkan gejala biasa seperti lupa, tetapi kemudian berkembang progresif menjadi parah dan memperburuk fungsi kognitif dan fungsi mental lainnya.

2.2 Sejarah Alzheimer
Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907, dinamakan
Alzheimer disesuaikan dengan nama penemunya. Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut,dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.
Meskipun sudah ditemukan hampir satu abad yang lalu, Alzheimer tidak
seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala
penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi yang
dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer
tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal
yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal
mungkin saja “sering lupa” tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan
Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan
dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994.

2.3 Gejala Alzheimer
Tanda dini dari penyakit Alzheimer adalah perubahan dalam emosi. Hal ini terlihat dari gairah kerja yang menurun, merasa malas atau kehilangan semangat. Pribadi yang tadinya hangat dan semangat menjadi semakin acuh tak acuh. Seringkali perasaan mudah tersinggung, murung, cemas tanpa sebab-sebab yang nyata. Tidak itu saja, keluhan jasmaniah terlihat juga dengan merasa linu-linu, mudah lelah dan seringkali masuk angin.
Pada tahap awal, penderita Alzheimer akan mengalami gejala-gejala seperti orang pelupa alias pikun. Keluhan utama disini adalah gangguan daya ingat (memori). Yang menjadi sasaran adalah ingatan baru, sedangkan ingatan lama masih terekam dengan baik. Misalnya sudah membuat rencana untuk esok pagi mau rapat ke mana dan mau ketemu dengan siapa. Tetapi akhirnya apa yang sudah direncanakan menjadi bubar semua alias tidak ingat sama sekali
Pada tahap kedua, tanda-tanda di atas kian jelas, baik dalam kegagalan emosi, sosial, dan intelektualnya. penderita tidak lagi mengelola dirinya sendiri apalagi pekerjaannya. Penyebab utama adalah hilangnya daya ingat dan hilangnya inisiatif. Gaya bahasanya menjadi monoton dan lamban. Dalam menyatakan pikirannya tidak dapat to the point, dan banyak kalimat yang diulang-ulang. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya perbendaharaan kata yang hilang pada waktu dia mengungkapkannya.
Pada tahap ketiga, kegagalan dalam berbahasa sudah sampai pada puncaknya. Penderita Alzheimer tidak dapat lagi mengerti ucapan seseorang dan mengekspresikan jalan pikiran melalui bicaranya.Dia hampir tidak bisa berbicara sama sekali.
Agar kepikunan Alzhemier dapat dicegah sejak dini, berikut beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai kemungkinan hadirnya penyakit pembunuh otak :
- Kemunduran memori/daya ingat.
- Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana
- Kesulitan bicara dan berbahasa.
- Disorientasi WTO (Waktu – Tempat – Orang)
- Sulit dalam berhitung
- Salah meletakan benda
- Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias
- Perubahan emosi dan perilaku.
- Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu.
- Hilang minat dan inisiatif. Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, menyendiri.
- Tidak bisa membedakan berbagai jenis bau-bauan (tanpa penyebab lain misalnya flu, trauma otak, tumor otak).
Selain itu, ada beberapa tanda-tanda awal penyakit alzheimer umum, adalah :
• Kurangnya kebersihan.
Ini adalah tanda paling jelas dari penyakit Alzheimer.Orang-orang yang biasa berpakaian rapi setiap hari mulai mengenakan pakaian kotor atau berhenti mandi.
• Kehilangan memori jangka pendek.
Orang dengan demensia mungkin lupa pengalaman baru. Orang normal bisa lupa detil aktivitas atau percakapan yang baru. Tapi orang dengan demensia bisa lupa seluruh hal.
• Pengulangan.
Orang dengan Demensia bisa mengulang cerita. Terkadang kata demi kata. Mereka mungkin terus bertanya pertanyaan yang sama, tidak peduli berapa kali mereka menjawab.
• Masalah bahasa.
Orang dengan demensia dapat memiliki masalah besar mengingat, bahkan mengingat kata-kata dasar. Cara mereka bicara bisa menjadi kening berkerut dan sulit untuk dikuti.
• Perubahan kepribadian.
Orang dengan demensia mungkin memiliki perubahan suasana hati tiba-tiba. Mereka mungkin menjadi emosional; kesal atau marah tanpa alasan tertentu. Mereka menarik diri atau berhenti melakukan kegiatan yang biasanya menikmati.
• Disorientasi dan kebingungan.
Orang dengan demensia dapat tersesat di tempat-tempat yang mereka ketahui dengan baik, seperti lingkungan rumah mereka sendiri. Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan kegiatan pokok dan biasa, seperti makan malam atau mencukur.
• Perilaku aneh.
Orang normal sering salah menaruhkan kunci kami dari waktu ke waktu. Orang-orang dengan penyakit Alzheimer cenderung menempatkan objek di tempat-tempat aneh dan sepenuhnya tidak pantas. Mereka mungkin meletakkan sikat gigi di dalam lemari es atau susu di bawah wastafel.

2.4 Penyebab Alzheimer
Sejumlah ahli kedokteran menyimpulkan, bahwa gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kepikunan. Gaya hidup yang dimaksud adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan, misalnya merokok, meminum minuman yang mengandung alkohol, penggunaan obat bius dan sebagainya, serta makan makanan yang berkadar lemak tinggi.
Dan bila ditelaah lebih lanjut, kebiasaan buruk tersebut mempercepat munculnya penyakit yang sering dialami oleh orang-orang zaman sekarang seperti hypertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit kencing manis, dan obesitas atau kegemukan. Gangguan itu pada gilirannya semakin meningkatkan resiko penyakit Alzheimer.
Selain kebiasaan buruk seperti yang disebutkan di atas, kepikunan bisa timbul bersamaan dengan keracunan yang terjadi dalam tubuh seseorang, misalnya akibat gangguan organ hati dan ginjal. Dalam keadaan yang seperti ini, zat-zat yang semestinya ditawarkan racunnya oleh hati, kemudian dikeluarkan oleh ginjal, tetap berada dalam aliran darah dan meracuni otak. Begitu pula seorang pe­tinju yang kepalanya sering dihantam lawan, juga sangat rentan terhadap ke­pikunan.
Stres juga dapat menjadikan seseorang mudah mengalami kepikunan. Menurut Zevan Khachanurian dari The National Institute of Aging, Los Angeles, Amerika Serikat, sel-sel di hippocampus (bagian otak sebelah dalam) terpaksa bekerja lebih keras pada kondisi stres. Akibatnya, otak menjadi lelah dan mudah rusak. Sedangkan, sel otak Tidak seperti sel-sel tubuh lainnya, apabila sel otak yang rusak tidak bisa digantikan.
Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), Alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis. “Dementia (pikun) Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak,” ujarnya dalam study tentang Alzheimer.
 Kejanggalan awal biasanya dirasakan oleh penderita sendiri, mereka sulit mengingat nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka juga sering kali menutup-nutupi hal itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka.
Kejanggalan biasanya akan dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka yang mulai khawatir akan penurunan daya ingat. Mereka awalnya belum mencurigai adanya problem besar di balik kepikunan yang dialami penderita, tetapi kemudian tersadar bahwa kondisinya sudah parah.
Karena penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui, maka tidak ada yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberapa hal yang diyakini bisa mengurangi resiko terserang penyakit Alzheimer seperti pola makan sehat, berolahraga, berhenti merokok, dan tidak minum alkohol.
Orang yang berisiko menderita Alzheimer
* Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun
* Penderita diabetes
* Kurang berolahraga
* Kadar kolesterol yang tinggi
* Faktor keturunan - memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an.
Obat Alzheimer yang ada saat ini adalah penghambat kolinesterase. Obat ini untuk memperbaiki daya ingat dan menekan gangguan perilaku, serta peningkatan kualitas hidup.
Para ilmuwan yakin ada dua sebab dan mereka adalah keturunan dan gaya hidup yang menyebabkan. Meskipun belum terbukti bahwa Alzheimer merupakan penyakit keturunan, tetapi jika ada sejarah penyakit dalam keluarga, resiko untuk generasi masa depan ada di sana. Penelitian telah menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki gen (ApoE4) untuk Alzheimer, ia memiliki kesempatan peningkatan didiagnosa menderita penyakit.
Setelah 15 tahun penelitian dilakukan, para ilmuwan akhirnya menemukan 3 gen yang menyebabkan penyakit alzheimer, yakni clusterin, complement receptor 1 (CR1), dan PICALM, yang diduga merupakan tipe gen yang paling banyak ditemukan pada 90 persen kasus Alzheimer. Identifikasi gen ini dilakukan oleh dua kelompok ilmuwan di Wales, Inggris, dan Perancis.
kata Julie Williams, profesor neuropsychological genetic dari Britain's Cardiff University, mengatakan bahwa apabila kita bisa menghilangkan tiga gen yang punya dampak merusak ini, kita bisa mengurangi risiko terjadinya Alzheimer hingga 20 persen.
Gen lain yang juga berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan kepikunan di usia lanjut ini adalah apolipoprotein E (ApoE) yang diidentifikasi pada tahun 1993 sejak para ahli mengetahui bahwa kemunduran fungsi otak terkait dengan faktor genetik.
Pada studi terkini yang dilakukan oleh Profesor Williams, ia melakukan pemindaian terhadap peta genetik pada 16.000 orang dari delapan negara. Akhirnya berhasil diidentifikasi dua gen, yang disebut clusterin dan PICALM yang meningkatkan risiko terjadinya Alzheimer.
Studi kedua dilakukan oleh Philippe Amouyel dan timnya dari Pasteur de Lille di Perancis, yang meneliti 6.000 pasien Alzheimer dan 9.000 orang sehat di Perancis, Belgia, Finlandia, Italia, dan Spanyol. Para peneliti juga berhasil mengidentifikasi clusterin dan gen ketiga yang disebut CR1.
Meski tiga gen ini relatif ditemui pada semua pasien, Amouyel mengatakan bahwa agak sulit menghitung risiko terjadinya Alzheimer dengan gen. Ia juga menekankan bahwa belum diketahui, kombinasi gen mana saja dan faktor lingkungan lain apa yang menyebabkan Alzheimer.
Para ahli mengatakan, clusterin mungkin menyebabkan risiko Alzheimer 10 persen, PICALM sekitar 9 persen, dan CR1 4 persen. Bila dijumlahkan, risikonya diperkirakan menjadi 20-25 persen.
Tiga variasi gen ini juga berkait dengan gejala awal munculnya Alzheimer yang diturunkan di keluarga. Karena itu, dengan mengidentifikasi gen ini, para ahli akan lebih mudah mengenali penyebab penyakit dan menciptakan obat untuk melawannya.
Selain itu, obat-obatan seperti obat jantung, obat tidur, obat penenang, obat aritmia, dan lain-lain dapat memicu alzheimer juga. Oleh karena itu, disarankan bagi yang senang mengkonsumsi obat, agar senantiasa dikurangi kecuali jika sudah resep dari dokter.  

2.5 Langkah-Langkah Pencegahan dan Pengobatan
Berkat para ilmuan akhirnya alzheimer bisa dicegah dan diatasi. Bahkan sudah banyak obat-obat yang beredar untuk penderita alzheimer ini. Berikut tips mencegah dan mengatasi alzheimer :
1. Makan diet Mediterania
Para peneliti menemukan bahwa orang yang secara teratur mengkonsumsi diet Mediterania 38 persen lebih rendah untuk terserang penyakit Alzheimer. Sebuah diet Mediterania yang kaya dalam kacang-kacangan, lemak sehat (dari salad dressing, alpukat), tomat, ikan, sayuran, sayuran berdaun gelap dan dan buah-buahan. Diet Mediterania juga dikenal karena rendah daging merah, daging organ, mentega dan susu tinggi lemak.
2. Berhenti merokok
Sebuah studi baru-baru ini dalam Archives of Internal Medicine menemukan bahwa merokok secara langsung terkait dengan peningkatan dramatis dalam demensia di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa mereka yang dilaporkan merokok dua bungkus rokok sehari memiliki resiko 100% lebih besar dari diagnosis demensia dibandingkan non-perokok.
3. Makan seledri dan paprika hijau
Peneliti dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign melihat efek dari luteolin pada otak tikus, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Luteolin, yang ditemukan dalam seledri dan paprika hijau, ditemukan untuk mengurangi radang otak yang disebabkan oleh Alzheimer dan dapat mengurangi gejala kehilangan memori.
4. Minum kopi
European Journal of Neurology menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan kafein meningkat memiliki risiko yang jauh lebih rendah berkembangnya penyakit Alzheimer daripada mereka yang dengan sedikit atau tidak mengkonsumsi kafein. Studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease menemukan bahwa kadar kafein abnormal secara signifikan menurukan protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan 50 persen pengurangan di tingkat amyloid beta, zat membentuk gumpalan lengket plak dalam otak orang-orang dengan penyakit Alzheimer. Ini berarti bahwa studi ini menemukan bahwa kafein dapat menjadi penting dalam mencegah Alzheimer, tetapi sebenarnya dapat menjadi pengobatan terapi bagi mereka yang sudah didiagnosis dengan penyakit. Hal ini merupakan perkembangan besa, Ini juga merupakan alasan besar untuk melanjutkan kebiasaan latte harian Anda.
5.Latihan (Olahraga)
Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat olahraga pada orang dengan penyakit Alzheimer. Journal of American Medical Associate menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa latihan olahraga untuk pasien dengan penyakit Alzheimer tidak hanya meningkatkan kondisi fisik dan memperpanjang mobilitas independen mereka. Mobilitas Independen penting terutama bagi mereka dengan penyakit Alzheimer, karena salah satu gejala Alzheimer yang sering tidak dibahas adalah kurangnya keseimbangan, jatuh dan tersandung. Hal ini menyebabkan cedera dan kebutuhan untuk pengawasan konstan pada pasien Alzheimer. Dengan menggabungkan 60 menit latihan pada hari-hari dalam seminggu, dan istirahat teratur, seseorang dapat meningkatkan mobilitasnya.
Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer sampai saat ini, para peneliti tidak berhenti bekerja keras untuk menemukan cara baru untuk mencegah, mengobati dan menyembuhkan penyakit ini.
Pengobatan untuk para penderita alzheimer yaitu dengan cara meminum obat asetikolin nesterase yang berfungsi untuk menambah zat yang memperbesar daya ingat. Selain itu pengobatan untuk penderita juga dengan melakukan terapi secara teratur. untuk lebih memudahkan terapi yang teratur, akan lebih baik jika penderita (yang biasanya sudah lanjut usia) di titipkan di panti agar perkembangannya bisa terkontrol dengan baik di bandingkan di rumah sendiri.
Banyak sekali orang yang menderita Alzheimer berperilaku dalam cara yang agresif. Biasanya orang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan perilaku agresif jika ia merasa terhina, takut, atau frustasi karena mereka tidak dapat memahami orang lain atau membuat sendiri dipahami.
Ketika seorang pasien Alzheimer secara lisan atau fisik agresif, dokter menggunakan obat-obatan seperti antipsikotik risperidone atau olanzapine. Obat antipsikotik yang lebih tua seperti Haloperidol tidak digunakan karena efek samping yang parah.
Akan tetapi, Penelitian telah menunjukkan bahwa pengobatan non-obat seperti kotak cahaya terang yang lebih baik mengelola perilaku agresif dalam Alzheimer sebagai risiko keamanan obat antipsikotik lebih besar daripada manfaatnya.
Selain obat-obatan yang ilmiah seperti dikemukakan diatas, terdapat juga obat pencegahan alami yang sering dipakai memasak orang Indonesia yaitu kunyit. Kunyit, selain menambah nafsu makan, kunyit juga ternyata dapat mencegah kita dari penyakit alzheimer di masa tua nanti.
Satu penelitian menunjukkan orang-orang yang mengonsumsi banyak kunyit, pada hakekatnya jarang yang terkena Alzheimer. “Di negara-negara di mana orang-orangnya mengonsumsi banyak (kunyit), kejadian penyakit Alzheimer sangat rendah. Di India dan Asia Tenggara, penyakit itu jarang. Dan (di Amerika Serikat) itu sangat, sangat biasa,” kata Chris Kilham seorang pemburu obat dalam wawancara dengan Fox News.
Kilham menjelaskan bahwa akar kunyit, yang juga dikenal dalam bentuk ekstrak yang disebut curcumin, merupakan salah satu rempah-rempah yang berguna dalam mencegah munculnya Alzheimer dan bahkan mengobatinya.
"Orang yang menderita penyakit Alzheimer memiliki plak yang melekat di otak disebut "amyloid beta." Beberapa plak juga berkembang karena Alzheimer, atau karena menjadi penyebab langsungnya. Tetapi, plak-plak itu secara langsung berkaitan dengan proses degeneratif," jelas Kilham.
Penelitian menunjukkan bahwa kunyit benar-benar melenyapkan plak-plak ini, baik saat plak itu mulai terbentuk dan bahkan selama tahap akhir dari perkembangan plak.
Apa yang ada dalam kunyit adalah sesuatu yang tampak untuk menghalangi perkembangan penyakit Alzheimer dan benar-benar membantu mengurangi keberadaan plak dalam otak. Dalam penelitian terhadap binatang, saat binatang benar-benar memiliki plak "amyloid beta" dalam otak mereka dan mereka diberi akar kunyit, maka plak itu berkurang.
Menurut Kilham, perusahaan-perusahaan obat bekerja keras mencoba mengembangkan versi obat dari kunyit, tetapi Kilham merekomendasikan untuk makan kunyit asli bila memungkinkan, dan mengonsumsi ekstrak kunyit bila makan kunyit dalam makanan bukan pilihan.
Dengan demikian, kita tidak usah khawatir akan penyakit ini, karena sudah terbukti oleh riset bahwa kunyit dapat mengurangi resiko alzheimer. Sedangkan, indonesia merupakan negara yang mengkonsumsi kunyit dalam hampir setiap bumbu masakannya


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Alzheimer adalah penyakit pikun yang biasanya dialami oleh usia lanjut dan merupakan penyakit yang mematikan. Banyak gejala-gejala yang dialami oleh penderita salah satunya yaitu lupa akan menyimpan barang yang penderita simpan sebelumnya.
Kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol, dan meminum obat-obatan serta faktor gen merupakan penyebab dari penyakit alzheimer. Penyakit ini biasanya dialami oleh para lanjut usia, karena degenerasi sel-sel syaraf di otak.
Banyak obat-obatan disediakan, akan tetapi hanya untuk memperbesar daya ingat serta mengurangi tingkah agresif saja. Akan tetapi, ada juga obat alami yang sudah tersedia di alam yakni kunyit yang dapat mengurangi resiko penyakit alzheimer.   

 
DAFTAR PUSTAKA

0 Responses