Penyakit Alzheimer
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu
pengetahuan, semakin banyak pula penemuan-penemuan yang telah menjawab
pertanyaan-pertanyaan serta ketidaktahuan manusia dalam fenomena alam serta
kehidupan sehari-hari.
Banyak penyakit-penyakit yang pada zaman dahulu dianggap
wajar-wajar saja, akan tetapi berkat perkembangan ilmu pengetahuan manusia
menjadi lebih tahu bahwa ternayata penyakit yang pada zaman dahulu dianggap
biasa dan wajar adalah bukan sesuatu yang biasa dan wajar lagi bahkan berbahaya
untuk kehidupan si penderita.
Contohnya penyakit pikun (dementia) yang terjadi pada
usia lanjut. Banyak manusia berpikir bahwa pikun merupakan biasa dan wajar pada
usia lanjut. Akan tetapi, berdasarkan survey mengatakan bahwa banyak orang
berusia lanjut yang tidak pikun. Bahkan persentasi orang usia lanjut yang pikun
dengan yang tidak lebih banyak orang yang tidak pikun di banding dengan yang
pikun.
Penelitian lebih lanjut telah menjawab bahwa penyakit
pikun pada usia lanjut yang parah adalah penyakit mematikan. Penyakit ini
disebut Alzheimer. Nama penyakit Alzheimer ini jarang di dengar orang. Oleh
karena itu, penyusun memilih Alzheimer sebagai topik pembahasan dengan harapan
dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca pada umumnya dan penyusun pada
khususnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan Alzheimer?
2. Bagaimanakah
sejarah dari penyakit Alzheimer?
3. Gejala seperti
apakah yang ditimbulkan oleh Alzheimer?
4. Apa penyebab
dari Alzheimer?
5. Bagaimanakah
langkah pencegahan dan pengobatan untuk penyakit alzheimer ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Alzheimer
Pikun dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
dementia. Istilah ini melukiskan kemunduran secara perlahan pada fungsi
intelektual dan sosial yang dialami seseorang. Makin lama makin bertamah berat,
yang disebabkan oleh gangguan pada jaringan otak.
Penyakit pikun yang disebakan oleh proses degenarasi
sel-sel di otak , yang belum dapat dicegah dan masih sulit disembuhkan, inilah
yang disebut Alzheimer yang cukup menjadi momok bagi orang lanjut usia.
Walaupun ada usia muda yang diserang penyakit ini. Tetapi pada umumnya penyakit
ini menyerang pada orang-orang yang berusia 50-70 tahun.
Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel
saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan
baik. Seseorang dengan penyakit Alzheimer mempunyai masalah dengan ingatan,
penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer
untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian
sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun.
Mereka yang rentan terserang kepikunan alzheimer ini
adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup
kemungkinan bila memiliki faktor risiko keturunan. Bahkan menurut Samino,
penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia.
Deteksi dini adalah hal penting dalam mengatasi Alzheimer, tetapi faktanya
seringkali sulit dilakukan karena gelaja kemunduran kerap dianggap sebagai
suatu hal yang lumrah. Penderita biasanya hanya menunjukkan gejala biasa
seperti lupa, tetapi kemudian berkembang progresif menjadi parah dan
memperburuk fungsi kognitif dan fungsi mental lainnya.
2.2 Sejarah
Alzheimer
Penyakit ini ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada
1907, dinamakan
Alzheimer disesuaikan dengan nama penemunya. Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut,dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.
Alzheimer disesuaikan dengan nama penemunya. Alzheimer menemukan bahwa syaraf otak penderita Alzheimer tidak hanya mengerut, bahkan dipenuhi gumpalan protein luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein tersebut,dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.
Meskipun sudah ditemukan hampir satu abad yang lalu,
Alzheimer tidak
seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala
penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi yang
dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer
tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal
yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal
mungkin saja “sering lupa” tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan
Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan
dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994.
seterkenal penyakit yang lain seperti hipertensi, Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS) atau pun penyakit jantung. Mungkin karena gejala
penyakit Alzheimer tidak segera terlihat, berbeda dengan hipertensi yang
dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan darah. Penyakit Alzheimer
tidak terdeteksi karena adanya anggapan bahwa sering lupa adalah hal
yang wajar dialami orang berusia lanjut karena faktor usia. Padahal
mungkin saja “sering lupa” tersebut merupakan tanda awal penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer menjadi lebih dikenal secara meluas setelah mantan
Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan mengemukakan keadaan
dirinya dalam suratnya yang tertanggal 5 November 1994.
2.3 Gejala
Alzheimer
Tanda dini dari penyakit Alzheimer adalah perubahan dalam
emosi. Hal ini terlihat dari gairah kerja yang menurun, merasa malas atau
kehilangan semangat. Pribadi yang tadinya hangat dan semangat menjadi semakin
acuh tak acuh. Seringkali perasaan mudah tersinggung, murung, cemas tanpa
sebab-sebab yang nyata. Tidak itu saja, keluhan jasmaniah terlihat juga dengan
merasa linu-linu, mudah lelah dan seringkali masuk angin.
Pada tahap awal, penderita Alzheimer akan mengalami
gejala-gejala seperti orang pelupa alias pikun. Keluhan utama disini adalah
gangguan daya ingat (memori). Yang menjadi sasaran adalah ingatan baru,
sedangkan ingatan lama masih terekam dengan baik. Misalnya sudah membuat
rencana untuk esok pagi mau rapat ke mana dan mau ketemu dengan siapa. Tetapi akhirnya
apa yang sudah direncanakan menjadi bubar semua alias tidak ingat sama sekali
Pada tahap kedua, tanda-tanda di atas kian jelas, baik
dalam kegagalan emosi, sosial, dan intelektualnya. penderita tidak lagi
mengelola dirinya sendiri apalagi pekerjaannya. Penyebab utama adalah hilangnya
daya ingat dan hilangnya inisiatif. Gaya bahasanya menjadi monoton dan lamban.
Dalam menyatakan pikirannya tidak dapat to the point, dan banyak kalimat yang
diulang-ulang. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya perbendaharaan kata yang
hilang pada waktu dia mengungkapkannya.
Pada tahap ketiga, kegagalan dalam berbahasa sudah sampai
pada puncaknya. Penderita Alzheimer tidak dapat lagi mengerti ucapan seseorang
dan mengekspresikan jalan pikiran melalui bicaranya.Dia hampir tidak bisa
berbicara sama sekali.
Agar kepikunan
Alzhemier dapat dicegah sejak dini, berikut beberapa tanda atau gejala yang
patut diwaspadai kemungkinan hadirnya penyakit pembunuh otak :
- Kemunduran memori/daya ingat.
- Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana
- Kesulitan bicara dan berbahasa.
- Disorientasi WTO (Waktu – Tempat – Orang)
- Sulit dalam berhitung
- Salah meletakan benda
- Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias
- Perubahan emosi dan perilaku.
- Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu.
- Hilang minat dan inisiatif. Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, menyendiri.
- Tidak bisa membedakan berbagai jenis bau-bauan (tanpa penyebab lain misalnya flu, trauma otak, tumor otak).
- Kemunduran memori/daya ingat.
- Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana
- Kesulitan bicara dan berbahasa.
- Disorientasi WTO (Waktu – Tempat – Orang)
- Sulit dalam berhitung
- Salah meletakan benda
- Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias
- Perubahan emosi dan perilaku.
- Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu.
- Hilang minat dan inisiatif. Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, menyendiri.
- Tidak bisa membedakan berbagai jenis bau-bauan (tanpa penyebab lain misalnya flu, trauma otak, tumor otak).
Selain itu, ada
beberapa tanda-tanda awal penyakit alzheimer umum, adalah :
• Kurangnya kebersihan.
Ini adalah tanda paling jelas dari penyakit Alzheimer.Orang-orang yang biasa berpakaian rapi setiap hari mulai mengenakan pakaian kotor atau berhenti mandi.
• Kurangnya kebersihan.
Ini adalah tanda paling jelas dari penyakit Alzheimer.Orang-orang yang biasa berpakaian rapi setiap hari mulai mengenakan pakaian kotor atau berhenti mandi.
• Kehilangan
memori jangka pendek.
Orang dengan demensia mungkin lupa pengalaman baru. Orang normal bisa lupa detil aktivitas atau percakapan yang baru. Tapi orang dengan demensia bisa lupa seluruh hal.
Orang dengan demensia mungkin lupa pengalaman baru. Orang normal bisa lupa detil aktivitas atau percakapan yang baru. Tapi orang dengan demensia bisa lupa seluruh hal.
• Pengulangan.
Orang dengan Demensia bisa mengulang cerita. Terkadang kata demi kata. Mereka mungkin terus bertanya pertanyaan yang sama, tidak peduli berapa kali mereka menjawab.
Orang dengan Demensia bisa mengulang cerita. Terkadang kata demi kata. Mereka mungkin terus bertanya pertanyaan yang sama, tidak peduli berapa kali mereka menjawab.
• Masalah
bahasa.
Orang dengan demensia dapat memiliki masalah besar mengingat, bahkan mengingat kata-kata dasar. Cara mereka bicara bisa menjadi kening berkerut dan sulit untuk dikuti.
Orang dengan demensia dapat memiliki masalah besar mengingat, bahkan mengingat kata-kata dasar. Cara mereka bicara bisa menjadi kening berkerut dan sulit untuk dikuti.
• Perubahan
kepribadian.
Orang dengan demensia mungkin memiliki perubahan suasana hati tiba-tiba. Mereka mungkin menjadi emosional; kesal atau marah tanpa alasan tertentu. Mereka menarik diri atau berhenti melakukan kegiatan yang biasanya menikmati.
Orang dengan demensia mungkin memiliki perubahan suasana hati tiba-tiba. Mereka mungkin menjadi emosional; kesal atau marah tanpa alasan tertentu. Mereka menarik diri atau berhenti melakukan kegiatan yang biasanya menikmati.
• Disorientasi
dan kebingungan.
Orang dengan demensia dapat tersesat di tempat-tempat yang mereka ketahui dengan baik, seperti lingkungan rumah mereka sendiri. Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan kegiatan pokok dan biasa, seperti makan malam atau mencukur.
Orang dengan demensia dapat tersesat di tempat-tempat yang mereka ketahui dengan baik, seperti lingkungan rumah mereka sendiri. Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan kegiatan pokok dan biasa, seperti makan malam atau mencukur.
• Perilaku
aneh.
Orang normal sering salah menaruhkan kunci kami dari waktu ke waktu. Orang-orang dengan penyakit Alzheimer cenderung menempatkan objek di tempat-tempat aneh dan sepenuhnya tidak pantas. Mereka mungkin meletakkan sikat gigi di dalam lemari es atau susu di bawah wastafel.
Orang normal sering salah menaruhkan kunci kami dari waktu ke waktu. Orang-orang dengan penyakit Alzheimer cenderung menempatkan objek di tempat-tempat aneh dan sepenuhnya tidak pantas. Mereka mungkin meletakkan sikat gigi di dalam lemari es atau susu di bawah wastafel.
2.4 Penyebab
Alzheimer
Sejumlah ahli kedokteran menyimpulkan, bahwa gaya hidup
sangat berpengaruh terhadap kepikunan. Gaya hidup yang dimaksud adalah
kebiasaan buruk yang sering dilakukan, misalnya merokok, meminum minuman yang
mengandung alkohol, penggunaan obat bius dan sebagainya, serta makan makanan
yang berkadar lemak tinggi.
Dan bila ditelaah lebih lanjut, kebiasaan buruk tersebut
mempercepat munculnya penyakit yang sering dialami oleh orang-orang zaman
sekarang seperti hypertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit jantung
koroner, penyakit kencing manis, dan obesitas atau kegemukan. Gangguan itu pada
gilirannya semakin meningkatkan resiko penyakit Alzheimer.
Selain kebiasaan buruk seperti yang disebutkan di atas,
kepikunan bisa timbul bersamaan dengan keracunan yang terjadi dalam tubuh
seseorang, misalnya akibat gangguan organ hati dan ginjal. Dalam keadaan yang
seperti ini, zat-zat yang semestinya ditawarkan racunnya oleh hati, kemudian
dikeluarkan oleh ginjal, tetap berada dalam aliran darah dan meracuni otak.
Begitu pula seorang petinju yang kepalanya sering dihantam lawan, juga sangat
rentan terhadap kepikunan.
Stres juga dapat menjadikan seseorang mudah mengalami
kepikunan. Menurut Zevan Khachanurian dari The National Institute of Aging, Los
Angeles, Amerika Serikat, sel-sel di hippocampus (bagian otak sebelah dalam)
terpaksa bekerja lebih keras pada kondisi stres. Akibatnya, otak menjadi lelah
dan mudah rusak. Sedangkan, sel otak Tidak seperti sel-sel tubuh lainnya,
apabila sel otak yang rusak tidak bisa digantikan.
Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi
Alzheimer Indonesia (AAzI), Alzheimer timbul akibat terjadinya proses
degenerasi sel-sel neuron otak di area temporo-parietal dan frontalis.
“Dementia (pikun) Alzheimer adalah penyakit pembunuh otak karena mematikan
fungsi sel-sel otak,” ujarnya dalam study tentang Alzheimer.
Kejanggalan awal biasanya dirasakan oleh penderita
sendiri, mereka sulit mengingat nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka
juga sering kali menutup-nutupi hal itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu
adalah hal yang biasa pada usia mereka.
Kejanggalan biasanya akan dirasakan oleh orang-orang di
sekitar mereka yang mulai khawatir akan penurunan daya ingat. Mereka awalnya
belum mencurigai adanya problem besar di balik kepikunan yang dialami
penderita, tetapi kemudian tersadar bahwa kondisinya sudah parah.
Karena penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui,
maka tidak ada yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberapa hal
yang diyakini bisa mengurangi resiko terserang penyakit Alzheimer seperti pola
makan sehat, berolahraga,
berhenti
merokok, dan tidak minum
alkohol.
Orang yang
berisiko menderita Alzheimer
* Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun
* Penderita diabetes
* Kurang berolahraga
* Kadar kolesterol yang tinggi
* Faktor keturunan - memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an.
* Penderita hipertensi dengan usia di atas 40 tahun
* Penderita diabetes
* Kurang berolahraga
* Kadar kolesterol yang tinggi
* Faktor keturunan - memiliki keluarga yang menderita Alzheimer pada usia 50-an.
Obat Alzheimer
yang ada saat ini adalah penghambat kolinesterase. Obat ini untuk memperbaiki
daya ingat dan menekan gangguan perilaku, serta peningkatan kualitas hidup.
Para ilmuwan
yakin ada dua sebab dan mereka adalah keturunan dan gaya hidup yang
menyebabkan. Meskipun belum terbukti bahwa Alzheimer merupakan penyakit
keturunan, tetapi jika ada sejarah penyakit dalam keluarga, resiko untuk
generasi masa depan ada di sana. Penelitian telah menunjukkan bahwa jika
seseorang memiliki gen (ApoE4) untuk Alzheimer, ia memiliki kesempatan
peningkatan didiagnosa menderita penyakit.
Setelah 15
tahun penelitian dilakukan, para ilmuwan akhirnya menemukan 3 gen yang
menyebabkan penyakit alzheimer, yakni clusterin, complement receptor 1
(CR1), dan PICALM, yang diduga merupakan tipe gen yang paling banyak
ditemukan pada 90 persen kasus Alzheimer. Identifikasi gen ini dilakukan oleh
dua kelompok ilmuwan di Wales, Inggris, dan Perancis.
kata Julie
Williams, profesor neuropsychological genetic dari Britain's Cardiff
University, mengatakan bahwa apabila kita bisa menghilangkan tiga gen yang
punya dampak merusak ini, kita bisa mengurangi risiko terjadinya Alzheimer
hingga 20 persen.
Gen lain yang
juga berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan kepikunan di usia lanjut ini
adalah apolipoprotein E (ApoE) yang diidentifikasi pada tahun 1993 sejak
para ahli mengetahui bahwa kemunduran fungsi otak terkait dengan faktor
genetik.
Pada studi
terkini yang dilakukan oleh Profesor Williams, ia melakukan pemindaian terhadap
peta genetik pada 16.000 orang dari delapan negara. Akhirnya berhasil
diidentifikasi dua gen, yang disebut clusterin dan PICALM yang
meningkatkan risiko terjadinya Alzheimer.
Studi kedua
dilakukan oleh Philippe Amouyel dan timnya dari Pasteur de Lille di Perancis,
yang meneliti 6.000 pasien Alzheimer dan 9.000 orang sehat di Perancis, Belgia,
Finlandia, Italia, dan Spanyol. Para peneliti juga berhasil mengidentifikasi clusterin
dan gen ketiga yang disebut CR1.
Meski tiga gen
ini relatif ditemui pada semua pasien, Amouyel mengatakan bahwa agak sulit
menghitung risiko terjadinya Alzheimer dengan gen. Ia juga menekankan bahwa
belum diketahui, kombinasi gen mana saja dan faktor lingkungan lain apa yang
menyebabkan Alzheimer.
Para ahli
mengatakan, clusterin mungkin menyebabkan risiko Alzheimer 10 persen,
PICALM sekitar 9 persen, dan CR1 4 persen. Bila dijumlahkan, risikonya
diperkirakan menjadi 20-25 persen.
Tiga variasi
gen ini juga berkait dengan gejala awal munculnya Alzheimer yang diturunkan di
keluarga. Karena itu, dengan mengidentifikasi gen ini, para ahli akan lebih
mudah mengenali penyebab penyakit dan menciptakan obat untuk melawannya.
Selain itu,
obat-obatan seperti obat jantung, obat tidur, obat penenang, obat aritmia, dan
lain-lain dapat memicu alzheimer juga. Oleh karena itu, disarankan bagi yang
senang mengkonsumsi obat, agar senantiasa dikurangi kecuali jika sudah resep
dari dokter.
2.5
Langkah-Langkah Pencegahan dan Pengobatan
Berkat para ilmuan akhirnya alzheimer bisa dicegah dan
diatasi. Bahkan sudah banyak obat-obat yang beredar untuk penderita alzheimer
ini. Berikut tips mencegah dan mengatasi alzheimer :
1. Makan diet
Mediterania
Para peneliti menemukan bahwa orang yang secara teratur
mengkonsumsi diet Mediterania 38 persen lebih rendah untuk terserang penyakit
Alzheimer. Sebuah diet Mediterania yang kaya dalam kacang-kacangan, lemak sehat
(dari salad dressing, alpukat), tomat, ikan, sayuran, sayuran berdaun gelap dan
dan buah-buahan. Diet Mediterania juga dikenal karena rendah daging merah,
daging organ, mentega dan susu tinggi lemak.
2. Berhenti
merokok
Sebuah studi baru-baru ini dalam Archives of Internal
Medicine menemukan bahwa merokok secara langsung terkait dengan peningkatan
dramatis dalam demensia di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa mereka yang
dilaporkan merokok dua bungkus rokok sehari memiliki resiko 100% lebih besar
dari diagnosis demensia dibandingkan non-perokok.
3. Makan
seledri dan paprika hijau
Peneliti dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign
melihat efek dari luteolin pada otak tikus, menurut penelitian yang diterbitkan
dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Luteolin, yang ditemukan
dalam seledri dan paprika hijau, ditemukan untuk mengurangi radang otak yang
disebabkan oleh Alzheimer dan dapat mengurangi gejala kehilangan memori.
4. Minum kopi
European Journal of Neurology menemukan bahwa mereka yang
memiliki asupan kafein meningkat memiliki risiko yang jauh lebih rendah
berkembangnya penyakit Alzheimer daripada mereka yang dengan sedikit atau tidak
mengkonsumsi kafein. Studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of
Alzheimer’s Disease menemukan bahwa kadar kafein abnormal secara signifikan
menurukan protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan 50 persen pengurangan
di tingkat amyloid beta, zat membentuk gumpalan lengket plak dalam otak
orang-orang dengan penyakit Alzheimer. Ini berarti bahwa studi ini menemukan
bahwa kafein dapat menjadi penting dalam mencegah Alzheimer, tetapi sebenarnya
dapat menjadi pengobatan terapi bagi mereka yang sudah didiagnosis dengan
penyakit. Hal ini merupakan perkembangan besa, Ini juga merupakan alasan besar
untuk melanjutkan kebiasaan latte harian Anda.
5.Latihan
(Olahraga)
Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat olahraga pada
orang dengan penyakit Alzheimer. Journal of American Medical Associate
menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa latihan olahraga untuk pasien
dengan penyakit Alzheimer tidak hanya meningkatkan kondisi fisik dan
memperpanjang mobilitas independen mereka. Mobilitas Independen penting
terutama bagi mereka dengan penyakit Alzheimer, karena salah satu gejala
Alzheimer yang sering tidak dibahas adalah kurangnya keseimbangan, jatuh dan
tersandung. Hal ini menyebabkan cedera dan kebutuhan untuk pengawasan konstan
pada pasien Alzheimer. Dengan menggabungkan 60 menit latihan pada hari-hari
dalam seminggu, dan istirahat teratur, seseorang dapat meningkatkan
mobilitasnya.
Meskipun tidak
ada obat untuk Alzheimer sampai saat ini, para peneliti tidak berhenti bekerja
keras untuk menemukan cara baru untuk mencegah, mengobati dan menyembuhkan
penyakit ini.
Pengobatan untuk para penderita alzheimer yaitu dengan
cara meminum obat asetikolin nesterase yang berfungsi untuk menambah zat yang
memperbesar daya ingat. Selain itu pengobatan untuk penderita juga dengan
melakukan terapi secara teratur. untuk lebih memudahkan terapi yang teratur,
akan lebih baik jika penderita (yang biasanya sudah lanjut usia) di titipkan di
panti agar perkembangannya bisa terkontrol dengan baik di bandingkan di rumah
sendiri.
Banyak sekali orang yang menderita Alzheimer berperilaku
dalam cara yang agresif. Biasanya orang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan
perilaku agresif jika ia merasa terhina, takut, atau frustasi karena mereka
tidak dapat memahami orang lain atau membuat sendiri dipahami.
Ketika seorang pasien Alzheimer secara lisan atau fisik
agresif, dokter menggunakan obat-obatan seperti antipsikotik risperidone atau
olanzapine. Obat antipsikotik yang lebih tua seperti Haloperidol tidak digunakan
karena efek samping yang parah.
Akan tetapi, Penelitian telah menunjukkan bahwa
pengobatan non-obat seperti kotak cahaya terang yang lebih baik mengelola
perilaku agresif dalam Alzheimer sebagai risiko keamanan obat antipsikotik
lebih besar daripada manfaatnya.
Selain obat-obatan yang ilmiah seperti dikemukakan
diatas, terdapat juga obat pencegahan alami yang sering dipakai memasak orang
Indonesia yaitu kunyit. Kunyit, selain menambah nafsu makan, kunyit juga
ternyata dapat mencegah kita dari penyakit alzheimer di masa tua nanti.
Satu penelitian menunjukkan orang-orang yang mengonsumsi
banyak kunyit, pada hakekatnya jarang yang terkena Alzheimer. “Di negara-negara
di mana orang-orangnya mengonsumsi banyak (kunyit), kejadian penyakit Alzheimer
sangat rendah. Di India dan Asia Tenggara, penyakit itu jarang. Dan (di Amerika
Serikat) itu sangat, sangat biasa,” kata Chris Kilham seorang pemburu obat
dalam wawancara dengan Fox News.
Kilham menjelaskan bahwa akar kunyit, yang juga dikenal
dalam bentuk ekstrak yang disebut curcumin, merupakan salah satu rempah-rempah
yang berguna dalam mencegah munculnya Alzheimer dan bahkan mengobatinya.
"Orang yang menderita penyakit Alzheimer memiliki
plak yang melekat di otak disebut "amyloid beta." Beberapa plak juga
berkembang karena Alzheimer, atau karena menjadi penyebab langsungnya. Tetapi,
plak-plak itu secara langsung berkaitan dengan proses degeneratif," jelas
Kilham.
Penelitian menunjukkan bahwa kunyit benar-benar melenyapkan
plak-plak ini, baik saat plak itu mulai terbentuk dan bahkan selama tahap akhir
dari perkembangan plak.
Apa yang ada dalam kunyit adalah sesuatu yang tampak
untuk menghalangi perkembangan penyakit Alzheimer dan benar-benar membantu
mengurangi keberadaan plak dalam otak. Dalam penelitian terhadap binatang, saat
binatang benar-benar memiliki plak "amyloid beta" dalam otak mereka
dan mereka diberi akar kunyit, maka plak itu berkurang.
Menurut Kilham, perusahaan-perusahaan obat bekerja keras
mencoba mengembangkan versi obat dari kunyit, tetapi Kilham merekomendasikan
untuk makan kunyit asli bila memungkinkan, dan mengonsumsi ekstrak kunyit bila
makan kunyit dalam makanan bukan pilihan.
Dengan demikian, kita tidak usah khawatir akan penyakit
ini, karena sudah terbukti oleh riset bahwa kunyit dapat mengurangi resiko
alzheimer. Sedangkan, indonesia merupakan negara yang mengkonsumsi kunyit dalam
hampir setiap bumbu masakannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alzheimer adalah penyakit pikun yang biasanya dialami
oleh usia lanjut dan merupakan penyakit yang mematikan. Banyak gejala-gejala
yang dialami oleh penderita salah satunya yaitu lupa akan menyimpan barang yang
penderita simpan sebelumnya.
Kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol, dan
meminum obat-obatan serta faktor gen merupakan penyebab dari penyakit
alzheimer. Penyakit ini biasanya dialami oleh para lanjut usia, karena
degenerasi sel-sel syaraf di otak.
Banyak obat-obatan disediakan, akan tetapi hanya untuk
memperbesar daya ingat serta mengurangi tingkah agresif saja. Akan tetapi, ada
juga obat alami yang sudah tersedia di alam yakni kunyit yang dapat mengurangi
resiko penyakit alzheimer.
DAFTAR PUSTAKA