MAKALAH CARA DETEKSI PERTUMBUHAN ANAK DENGAN KMS
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kegiatan
Posyandu salah satu kegiatannya adalah memantau pertumbuhan balita melalui KMS.
Saat ini dengan menurunnya aktivitas Posyandu di lapangan dirasakan bahwa
pemantauan pertumbuhan anak melalui KMS juga menurun. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan anak tidak dapat dipantau secara dini sehingga menyebabkan banyak
timbulnya kasus gizi buruk dilapangan. Hal ini sebenarnya sudah terlambat, yang
seyogyanya bisa dicegah sejak dini melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali
pengetahuan petugas kesehatan sehingga mempunyai persepsi yang sama tentang
pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS.
Makalah ini menjelaskan tentang manfaat KMS
balita, bagaimana cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS
balita dengan benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan
KMS balita dan bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang
makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan. Makalah ini juga disebutkan
pengertian naik (N) yang berarti anak sehat dan tidak naik (T1, T2, T3) yang
berarti anak tidak sehat dan perlu mendapat intervensi langsung dari kader dan
petugas. Selain itu juga jika anak berada di bawah garis merah (BGM) yang perlu
mendapat tindak lanjut dengan segera. Hal itu juga dapat terlihat dan
digambarkan di dalam alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KMS
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita)
adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau
kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu
balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi
alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang
anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada
anak. KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas
kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi
kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan
kesehatannya.
KMS balita berisi
catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak,
pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak
dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan
kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.
B. Manfaat KMS
Manfaat KMS-Balita adalah :
1.
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balitasecara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
2.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak.
3.
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
KMS - Balita dapat berguna,
apabila memperhatikan hal-hal sbb :
a.
Penimbangan dan deteksi
tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan
b.
Semua kolom isian diiisi
dengan benar
c.
Semua keadaan kesehatan
dan gizi anak dicatat
d.
Orang tua selalu
memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
e.
Kader dan petugas
kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
f.
Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya
dandilakukan tindakan yang sesuai.
g.
Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali
anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
h.
KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.
C. Cara memantau
pertumbuhan Balita
Pertumbuhan balita
dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di
KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan
hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis.Rangkaian
garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada
balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan
sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).
a). Balita naik berat
badannya bila :
- Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau
- Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya
b). Balita tidak naik
berat badannya bila :
· Garis
pertumbuhan-nya turun, atau
· Garis
pertumbuhan-nya mendatar, atau
· Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah
ke pita warnadibawahnya
Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak
naik berat badannya
c). Berat badan balita
dibawah garis merah :
Artinya
pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus,
sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
d). Berat badan balita
tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan
pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
e). Balita tumbuh
baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
f) Balita sehat, jika :
Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita
warna diatasnya.
D. Cara Pengisian
KMS-Balita
Selain
terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita
terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak,
imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi infeksi/infestasi
cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.
Agar KMS -Balita dapat
dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi secara
tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa
masalah yang sering timbul, yaitu :
1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak
2. Kesulitan
memperoleh informasi tanggal/bulan lahir
3. Kesalahan menimbang
4. Kesalahan
penempatan titik berat badan pada grafik
5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan
6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak
7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi
KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat mempelajari secara seksama
petunjuk pengisian KMS.
- Pada penimbangan pertama
Pada penimbangan pertama, sebelum anak
ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang
tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan
Langkah ketiga.
Langkah pertama : Mengisi
nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan
nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di posyandu.
Langkah kedua : Mengisi
kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita
1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat
dimana anak didaftar
2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal,
bulan dan tahun anak didaftar pertama kali.
3. Kolom "Nama
anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS
4. Kolom
"Laki-laki" diisi tanda Ö apabila anak
tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan.
5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut
kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal).
6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak.
*)
7. Kolom "Berat
Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat
dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian
dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".
8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu"
beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.
9. Kolom
"alamat" diisi alamat anak menetap.
Catatan *)
· Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari
kartu tersebut
· Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat
tanggal lahir anak sesuai jawaban ibu
· Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan
nasional / masehi-nya dan catat.
· Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat
umur anak (dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.
Langkah ketiga : Mengisi
kolom bulan lahir.
Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian
isilah semua kolom bulan secara berurutan
Misalnya : Bulan lahir anak Agustus 2000, maka
cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom
bulan September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya.
Langkah
keempat : Meletakkan titik berat badan
pada grafik KMS-Balita.
Setelah anak ditimbang,
letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan bulan
penimbangan) dan garis datar (berat badan).
Contoh : Rudi dalam
penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali
ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat.
Langkah kelima : Mencatat
keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.
Catat juga semua kejadian
yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak, sesuai
bulan bersangkutan.
Misal :
a. Anak tidak mau makan
b. Anak sakit panas
c. Anak diare
d. Anak diberi nasi tim
e. Ibu meninggal
f. Ayah di-PHK
g. Anak dikirim ke
Puskesmas
Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi.
Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali
setelah imunisasi diberikan (lihat contoh disamping)
Langkah ketujuh : Mengisi kolom
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
Kolom
ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang
diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna
merah) pada setiap bulan Februari dan Agustus.
Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI
Ekslusif
- Pada pemnimbangan kedua dan seterusnya
1. Lakukan
langkah keempat
Jika bulan lalu anak
ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk
garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya
lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan
dengan titik berat badan sebelumnya.
2. Lakukan langkah kelima
Catat juga semua
kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.
a.
Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.
b.
Apabila anak ditimbang
pada bulan kapsul vitamin A(Februari atau Agustus), maka jika anak diberi
kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh.
c.
Apabila umur
bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkahkedelapan.
E. Tindakan berdasarkan
catatan dalam KMS
Berdasarkan
catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam
KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog
dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam
memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat
hasil penimbangan anak pada KMS-Balita.
Sebelum melakukan
konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam tentang
hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah
grafik.
Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan
berat badan balita pada KMS adalah:
· Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan
dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan
makanan dengan gizi seimbang.
·
Grafik pertumbuhan tidak naik bisa
dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit, atau karena ibunya
sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu.
Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang
diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan
dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya.
Berdasarkan
hasil penimbanganSetiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan
tersebut dicatat dalam KMS-Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan
lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan
lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak
naik atau di bawah garis merah (BGM).
Setelah diketahui hasil penimbangan anak
tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut:
- Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi..
- Jika garis pertumbuhan tidak naik :
a. Timbangan tidak
naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian berikan
nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya.
b. Timbangan tidak
naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit kemudian berikan
nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim ke
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain.
c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke
puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan lain.
- Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain
a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan
Pemulihan (PMT-Pemulihan).
b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana
Gizi Buruk dan obati jika ada penyakit penyerta.
F. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil
penimbangan
Konseling tentang nasehat makanan bayi dan
anak dibedakan menurut umur anak, yaitu 0- 4 bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan,
12 - 24 bulan, 24bulan ke atas.
BAYI UMUR 0 – 4 BULAN
- Berat badan bayi naik
·
Beri pujian kepada Ibu.
·
Berikan ASI sesuai
keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam.
·
Jangan diberikan makanan
atau minuman lain selain ASI.
- Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
o
Tanyakan apakah anak
sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang
dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
o
Tanyakan kemungkinan
hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah ibu.
o
Berikan ASI kepada bayi
setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari biasanya.
o
Tiap hari ibu perlu makan
1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding sebelum hamil dan menyusui,
serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping jumlah yang biasa diminumnya
sehari-hari.
o
Apabila ada jamu yang
manjur untuk melan-carkan ASI, anjurkan ibu meminumnya.
- Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
·
Tanyakan apakah semua
nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
·
Kalau belum, tanyakan apa
yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang
diberikan bulan lalu.
·
Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring
lebih banyak dari biasanya.
·
Jika ada penyakit
konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.
- Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
o
Jelaskan kepada ibunya,
mengenai arti grafik berat badan anaknya.
o
Rujuklah ke
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Bayi dibawah garis merah (BGM)
o
Jelaskan kepada ibunya, mengenai
arti grafik berat badan anaknya.
oTulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan
anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
BAYI UMUR 4 – 6 BULAN
1. Berat badan bayi
naik
o
Beri pujian kepada ibu
o
Lanjutkan pemberian ASI
sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang maupun malam)
o
Beri Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan
o
Pemberian MP-ASI
dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.
o
MP-ASI adalah Makanan
Pendamping ASI dan bukan Makanan Pengganti ASI, dan dapat berupa:
® Bubur tim lumat
ditambah hati ayam/ ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang-hijau/
dan tambahkan sedikit santan/minyak
2. Berat badan bayi
satu bulan tidak naik (1T)
·
Tanyakan apakah anak sedang
sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat
mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu
·
Konsultasikan dengan
petugas kesehtan/puskesmas
·
Lanjutkan pemberian ASI
sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang maupun malam).
·
Beri MP-ASI 3 kali
sehari, tiap kali 1 piring sedang.
·
Pemberian ASI dan MP-ASI
dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.
3. Berat badan bayi
dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
o
Tanyakan apakah semua
nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
o
Kalau belum, tanyakan apa
yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat
yang diberikan bulan lalu, dengan memberikan kepada anak MP-ASI 3 x
sehari, tiap kali satu piring sedang.
o
Kalau sudah dilaksanakan,
berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak dari bulan lalu.
o
Jika anak sakit, segera
rujuk ke puskesmas
4. Berat badan bayi
tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
o
Jelaskan kepada ibunya,
mengenai arti grafik berat badan anaknya.
o Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
5. Bayi di bawah
garis merah (BGM)
·
Jelaskan kepada ibunya,
mengenai arti grafik berat badan anaknya.
· Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan
anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
BAYI UMUR 6 – 12 BULAN
- Berat badan bayi naik
a. Beri pujian kepada
ibu.
b. Lanjutkan
pemberian ASI sesuai keinginan anak.
c. Berikan
nasi lunak ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/ daging/
wortel/bayam/kacang-hijau/sedikit santan/minyak
d. Makanan tersebut
diberikan 3 kali sehari.
- Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
a.
Tanyakan apakah anak
sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang
dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan dengan petugas
kesehatan.
b.
Berikan ASI sesuai
keinginan anak.
c.
Berikan MP-ASI 5 kali
sehari satu piring sedang.
d.
Berikan 2 kali nasi
dengan lauk-pauk yang dihaluskan
- Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
a.
Tanyakan apakah semua
nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
b. Kalau belum, tanyakan apa
yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang
diberikan bulan lalu.
c.
Jika sudah dilaksanakan,
disamping makanan sehari-hari, anak perlu diberi tambahan penganan atau
kudapan..
d.
Jika masih sakit, konsultasikan dengan petugas kesehatan.
- Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
- Berat badan bayi dibawah garis merah (BGM)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis Surat Pengantar
bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
ANAK UMUR 12 – 24
BULAN
1. Berat badan naik
a. Berikan
ASI sesuai keinginan anak
b. Anak
sudah bisa diberi makanan orang dewasa
c. Berikan
makanan dewasa tersebut 3 x sehari
d. Berikan
juga makanan selingan 2 x sehari di antara waktu makan seperti bubur kacang
hijau, pisang, biskuit, nagasari dsb.
2. Berat badan anak
satu bulan tidak naik (1T)
a. Tanyakan
apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi
sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas
kesehatan.
b. Berikan
ASI sesuai keinginan anak.
c. Berikan makanan orang
dewasa 5 kali sehari.
3. Berat badan anak
dua bulan berturut0turut tidak naik (2T)
a. Tanyakan
apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
b. Kalau
belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
c. Jika
sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, perbaiki nafsu makan
anak dengan jalan mengganti-ganti hidangannya.
d. Jika
sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas
4. Berat badan anak
tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
5. Berat badan anak
dibawah garis merah
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis Surat Pengantar
bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
ANAK UMUR 24
BULAN KEATAS
- Berat badan anak naik ]
a. Berikan
makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari
b. Berikan
juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang
hijau, biskuit.
c. Pemberian
makanan selingan dilakukan antara waktu makan makanan pokok.
- Berat badan anal satu bulan tidak naik (1T)
a.
Tanyakan apakah anak
sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang
dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas
kesehatan.
b.
Berikan makanan setengah bagian dari jumlah yang dimakan ayahnya
- Berat badan anak dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
a. Tanyakan
apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
b. Kalau
belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
c. Jika sudah
dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, usahakan sekali dalam
sehari anak makan bersama anak-anak lainnya.
d. Jika
sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas.
- Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
- Berat badan anak di bawah garis merah (BGM)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke
Puskesmas/Rumah
G. Nasehat
perkembangan anak
1. Gambar-gambar
anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian kemampuan perkembangan
yang harus dicapai semua anak pada rentang umur yang ada (misalnya "pada
umur 3-6 bulan anak dapat mengangkat kepala dengan tegak, pada posisi
telungkup).
2. Yang harus dianjurkan
oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai berikut:
- Umum:
Ibu
yang baik adalah ibu yang:
o
Merasa percaya diri sebagai ibu
o
Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan
perasaan
o
Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri
bermain dengan anaknya
o
Memperkenalkan lingkungan
hidup (orang dan barang) kepada anaknya.
- Khusus
o
Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS,
ibu harus diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut.
o
Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat
mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperluakan
dan tidak hanya bermanfaat bagi balita, tetapi juga bagi ibu-ibu, staf
kesehata. Dengan KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita dengan baik., bagaimana
cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS balita dengan
benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan
bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai
dengan hasil penimbangan. Makalah ini juga disebutkan pengertian naik (N) yang
berarti anak sehat dan tidak naik (T1, T2, T3) yang berarti anak tidak sehat
dan perlu mendapat intervensi langsung dari kader dan petugas. Selain itu juga
jika anak berada di bawah garis merah (BGM) yang perlu mendapat tindak lanjut
dengan segera. Hal itu juga dapat terlihat dan digambarkan di dalam alur
tindakan berdasarkan hasil penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI; Buku Bagan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) Indonesia.Jakarta, 2010.
2. Departemen Kesehatan RI; Panduan
Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi petugas kesehatan.
Jakarta, 2012.
3. Departemen Kesehatan RI; Kartu
Menuju Sehat (KMS). Jakarta, 1999.
4. Tim Pengelola Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Pusat; Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta, 1999.
5. World Health Organization; Measuring Change in
Nutritional Status. Geneva, 1983.
6. World Health Organization; The
Growth Chart, A tool for use in infant and child health care.Geneva, 1986.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kegiatan
Posyandu salah satu kegiatannya adalah memantau pertumbuhan balita melalui KMS.
Saat ini dengan menurunnya aktivitas Posyandu di lapangan dirasakan bahwa
pemantauan pertumbuhan anak melalui KMS juga menurun. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan anak tidak dapat dipantau secara dini sehingga menyebabkan banyak
timbulnya kasus gizi buruk dilapangan. Hal ini sebenarnya sudah terlambat, yang
seyogyanya bisa dicegah sejak dini melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali
pengetahuan petugas kesehatan sehingga mempunyai persepsi yang sama tentang
pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS.
Makalah ini menjelaskan tentang manfaat KMS
balita, bagaimana cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS
balita dengan benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan
KMS balita dan bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang
makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan. Makalah ini juga disebutkan
pengertian naik (N) yang berarti anak sehat dan tidak naik (T1, T2, T3) yang
berarti anak tidak sehat dan perlu mendapat intervensi langsung dari kader dan
petugas. Selain itu juga jika anak berada di bawah garis merah (BGM) yang perlu
mendapat tindak lanjut dengan segera. Hal itu juga dapat terlihat dan
digambarkan di dalam alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KMS
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita)
adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau
kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu
balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi
alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang
anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada
anak. KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas
kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi
kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan
kesehatannya.
KMS balita berisi
catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak,
pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak
dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan
kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.
B. Manfaat KMS
Manfaat KMS-Balita adalah :
1.
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balitasecara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
2.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak.
3.
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
KMS - Balita dapat berguna,
apabila memperhatikan hal-hal sbb :
a.
Penimbangan dan deteksi
tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan
b.
Semua kolom isian diiisi
dengan benar
c.
Semua keadaan kesehatan
dan gizi anak dicatat
d.
Orang tua selalu
memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
e.
Kader dan petugas
kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
f.
Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya
dandilakukan tindakan yang sesuai.
g.
Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali
anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
h.
KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.
C. Cara memantau
pertumbuhan Balita
Pertumbuhan balita
dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di
KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan
hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis.Rangkaian
garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada
balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan
sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).
a). Balita naik berat
badannya bila :
- Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau
- Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya
Gambar 1. Indikator KMS
bila balita naik berat badannya
b). Balita tidak naik
berat badannya bila :
· Garis
pertumbuhan-nya turun, atau
· Garis
pertumbuhan-nya mendatar, atau
· Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah
ke pita warnadibawahnya
Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak
naik berat badannya
c). Berat badan balita
dibawah garis merah :
Artinya
pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus,
sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar
2. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah
d). Berat badan balita
tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan
pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar 3. Indikator KMS
bila berat badan balita tidak stabil
e). Balita tumbuh
baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
Gambar
4. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan
f) Balita sehat, jika :
Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita
warna diatasnya.
D. Cara Pengisian
KMS-Balita
Selain
terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita
terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak,
imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi infeksi/infestasi
cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.
Agar KMS -Balita dapat
dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi secara
tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa
masalah yang sering timbul, yaitu :
1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak
2. Kesulitan
memperoleh informasi tanggal/bulan lahir
3. Kesalahan menimbang
4. Kesalahan
penempatan titik berat badan pada grafik
5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan
6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak
7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi
KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat mempelajari secara seksama
petunjuk pengisian KMS.
- Pada penimbangan pertama
Pada penimbangan pertama, sebelum anak
ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang
tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan
Langkah ketiga.
Langkah pertama : Mengisi
nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan
nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di posyandu.
Langkah kedua : Mengisi
kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita
1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat
dimana anak didaftar
2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal,
bulan dan tahun anak didaftar pertama kali.
3. Kolom "Nama
anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS
4. Kolom
"Laki-laki" diisi tanda Ö apabila anak
tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan.
5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut
kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal).
6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak.
*)
7. Kolom "Berat
Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat
dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian
dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".
8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu"
beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.
9. Kolom
"alamat" diisi alamat anak menetap.
Catatan *)
· Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari
kartu tersebut
· Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat
tanggal lahir anak sesuai jawaban ibu
· Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan
nasional / masehi-nya dan catat.
· Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat
umur anak (dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.
Langkah ketiga : Mengisi
kolom bulan lahir.
Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian
isilah semua kolom bulan secara berurutan
Misalnya : Bulan lahir anak Agustus 2000, maka
cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom
bulan September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya.
Langkah
keempat : Meletakkan titik berat badan
pada grafik KMS-Balita.
Setelah anak ditimbang,
letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan bulan
penimbangan) dan garis datar (berat badan).
Contoh : Rudi dalam
penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali
ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat.
Langkah kelima : Mencatat
keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.
Catat juga semua kejadian
yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak, sesuai
bulan bersangkutan.
Misal :
a. Anak tidak mau makan
b. Anak sakit panas
c. Anak diare
d. Anak diberi nasi tim
e. Ibu meninggal
f. Ayah di-PHK
g. Anak dikirim ke
Puskesmas
Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi.
Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali
setelah imunisasi diberikan (lihat contoh disamping)
Langkah ketujuh : Mengisi kolom
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
Kolom
ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang
diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna
merah) pada setiap bulan Februari dan Agustus.
Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI
Ekslusif
- Pada pemnimbangan kedua dan seterusnya
1. Lakukan
langkah keempat
Jika bulan lalu anak
ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk
garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya
lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan
dengan titik berat badan sebelumnya.
2. Lakukan langkah kelima
Catat juga semua
kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.
a.
Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.
b.
Apabila anak ditimbang
pada bulan kapsul vitamin A(Februari atau Agustus), maka jika anak diberi
kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh.
c.
Apabila umur
bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkahkedelapan.
E. Tindakan berdasarkan
catatan dalam KMS
Berdasarkan
catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam
KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog
dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam
memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat
hasil penimbangan anak pada KMS-Balita.
Sebelum melakukan
konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam tentang
hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah
grafik.
Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan
berat badan balita pada KMS adalah:
·
Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan
dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan
makanan dengan gizi seimbang.
·
Grafik pertumbuhan tidak naik bisa
dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit, atau karena ibunya
sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu.
Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang
diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan
dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya.
Berdasarkan
hasil penimbanganSetiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan
tersebut dicatat dalam KMS-Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan
lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan
lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak
naik atau di bawah garis merah (BGM).
Setelah diketahui hasil penimbangan anak
tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut:
- Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi..
- Jika garis pertumbuhan tidak naik :
a. Timbangan tidak
naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian berikan
nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya.
b. Timbangan tidak
naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit kemudian berikan
nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim ke
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain.
c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke
puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan lain.
- Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain
a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan
Pemulihan (PMT-Pemulihan).
b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana
Gizi Buruk dan obati jika ada penyakit penyerta.
F. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil
penimbangan
Konseling tentang nasehat makanan bayi dan
anak dibedakan menurut umur anak, yaitu 0- 4 bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan,
12 - 24 bulan, 24bulan ke atas.
BAYI UMUR 0 – 4 BULAN
- Berat badan bayi naik
·
Beri pujian kepada Ibu.
·
Berikan ASI sesuai
keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam.
·
Jangan diberikan makanan
atau minuman lain selain ASI.
- Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
o
Tanyakan apakah anak
sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang
dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
o
Tanyakan kemungkinan
hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah ibu.
o
Berikan ASI kepada bayi
setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari biasanya.
o
Tiap hari ibu perlu makan
1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding sebelum hamil dan menyusui,
serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping jumlah yang biasa diminumnya
sehari-hari.
o
Apabila ada jamu yang
manjur untuk melan-carkan ASI, anjurkan ibu meminumnya.
- Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
·
Tanyakan apakah semua
nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
·
Kalau belum, tanyakan apa
yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang
diberikan bulan lalu.
·
Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring
lebih banyak dari biasanya.
·
Jika ada penyakit
konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.
- Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
o
Jelaskan kepada ibunya,
mengenai arti grafik berat badan anaknya.
o
Rujuklah ke
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Bayi dibawah garis merah (BGM)
o
Jelaskan kepada ibunya, mengenai
arti grafik berat badan anaknya.
o
Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan
anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
BAYI UMUR 4 – 6 BULAN
1. Berat badan bayi
naik
o
Beri pujian kepada ibu
o
Lanjutkan pemberian ASI
sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang maupun malam)
o
Beri Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan
o
Pemberian MP-ASI
dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.
o
MP-ASI adalah Makanan
Pendamping ASI dan bukan Makanan Pengganti ASI, dan dapat berupa:
® Bubur tim lumat
ditambah hati ayam/ ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang-hijau/
dan tambahkan sedikit santan/minyak
2. Berat badan bayi
satu bulan tidak naik (1T)
·
Tanyakan apakah anak sedang
sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat
mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu
·
Konsultasikan dengan
petugas kesehtan/puskesmas
·
Lanjutkan pemberian ASI
sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang maupun malam).
·
Beri MP-ASI 3 kali
sehari, tiap kali 1 piring sedang.
·
Pemberian ASI dan MP-ASI
dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.
3. Berat badan bayi
dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
o
Tanyakan apakah semua
nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
o
Kalau belum, tanyakan apa
yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat
yang diberikan bulan lalu, dengan memberikan kepada anak MP-ASI 3 x
sehari, tiap kali satu piring sedang.
o
Kalau sudah dilaksanakan,
berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak dari bulan lalu.
o
Jika anak sakit, segera
rujuk ke puskesmas
4. Berat badan bayi
tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
o
Jelaskan kepada ibunya,
mengenai arti grafik berat badan anaknya.
o Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
5. Bayi di bawah
garis merah (BGM)
·
Jelaskan kepada ibunya,
mengenai arti grafik berat badan anaknya.
·
Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan
anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
BAYI UMUR 6 – 12 BULAN
- Berat badan bayi naik
a. Beri pujian kepada
ibu.
b. Lanjutkan
pemberian ASI sesuai keinginan anak.
c. Berikan
nasi lunak ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/ daging/
wortel/bayam/kacang-hijau/sedikit santan/minyak
d. Makanan tersebut
diberikan 3 kali sehari.
- Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
a.
Tanyakan apakah anak
sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang
dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan dengan petugas
kesehatan.
b.
Berikan ASI sesuai
keinginan anak.
c.
Berikan MP-ASI 5 kali
sehari satu piring sedang.
d.
Berikan 2 kali nasi
dengan lauk-pauk yang dihaluskan
- Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
a.
Tanyakan apakah semua
nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
b.
Kalau belum, tanyakan apa
yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang
diberikan bulan lalu.
c.
Jika sudah dilaksanakan,
disamping makanan sehari-hari, anak perlu diberi tambahan penganan atau
kudapan..
d.
Jika masih sakit, konsultasikan dengan petugas kesehatan.
- Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
- Berat badan bayi dibawah garis merah (BGM)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis Surat Pengantar
bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
ANAK UMUR 12 – 24
BULAN
1. Berat badan naik
a. Berikan
ASI sesuai keinginan anak
b. Anak
sudah bisa diberi makanan orang dewasa
c. Berikan
makanan dewasa tersebut 3 x sehari
d. Berikan
juga makanan selingan 2 x sehari di antara waktu makan seperti bubur kacang
hijau, pisang, biskuit, nagasari dsb.
2. Berat badan anak
satu bulan tidak naik (1T)
a. Tanyakan
apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi
sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas
kesehatan.
b. Berikan
ASI sesuai keinginan anak.
c. Berikan makanan orang
dewasa 5 kali sehari.
3. Berat badan anak
dua bulan berturut0turut tidak naik (2T)
a. Tanyakan
apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
b. Kalau
belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
c. Jika
sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, perbaiki nafsu makan
anak dengan jalan mengganti-ganti hidangannya.
d. Jika
sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas
4. Berat badan anak
tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
5. Berat badan anak
dibawah garis merah
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis Surat Pengantar
bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
ANAK UMUR 24
BULAN KEATAS
- Berat badan anak naik ]
a. Berikan
makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari
b. Berikan
juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang
hijau, biskuit.
c. Pemberian
makanan selingan dilakukan antara waktu makan makanan pokok.
- Berat badan anal satu bulan tidak naik (1T)
a.
Tanyakan apakah anak
sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang
dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas
kesehatan.
b.
Berikan makanan setengah bagian dari jumlah yang dimakan ayahnya
- Berat badan anak dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
a. Tanyakan
apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.
b. Kalau
belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
c. Jika sudah
dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, usahakan sekali dalam
sehari anak makan bersama anak-anak lainnya.
d. Jika
sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas.
- Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan
lebih lanjut.
- Berat badan anak di bawah garis merah (BGM)
a. Jelaskan
kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
b. Tulis
Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke
Puskesmas/Rumah
G. Nasehat
perkembangan anak
1. Gambar-gambar
anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian kemampuan perkembangan
yang harus dicapai semua anak pada rentang umur yang ada (misalnya "pada
umur 3-6 bulan anak dapat mengangkat kepala dengan tegak, pada posisi
telungkup).
2. Yang harus dianjurkan
oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai berikut:
- Umum:
Ibu
yang baik adalah ibu yang:
o
Merasa percaya diri sebagai ibu
o
Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan
perasaan
o
Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri
bermain dengan anaknya
o
Memperkenalkan lingkungan
hidup (orang dan barang) kepada anaknya.
- Khusus
o
Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS,
ibu harus diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut.
o
Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat
mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperluakan
dan tidak hanya bermanfaat bagi balita, tetapi juga bagi ibu-ibu, staf
kesehata. Dengan KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita dengan baik., bagaimana
cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS balita dengan
benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan
bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai
dengan hasil penimbangan. Makalah ini juga disebutkan pengertian naik (N) yang
berarti anak sehat dan tidak naik (T1, T2, T3) yang berarti anak tidak sehat
dan perlu mendapat intervensi langsung dari kader dan petugas. Selain itu juga
jika anak berada di bawah garis merah (BGM) yang perlu mendapat tindak lanjut
dengan segera. Hal itu juga dapat terlihat dan digambarkan di dalam alur
tindakan berdasarkan hasil penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI; Buku Bagan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) Indonesia.Jakarta, 2010.
2. Departemen Kesehatan RI; Panduan
Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi petugas kesehatan.
Jakarta, 2012.
3. Departemen Kesehatan RI; Kartu
Menuju Sehat (KMS). Jakarta, 1999.
4. Tim Pengelola Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Pusat; Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta, 1999.
5. World Health Organization; Measuring Change in
Nutritional Status. Geneva, 1983.
6. World Health Organization; The
Growth Chart, A tool for use in infant and child health care.Geneva, 1986.