MAKALAH GIZI PADA LANSIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang berusia lanjut
ternyata seringkali mengalami masalah malnutrisi walaupun mereka tidak
kelihatan kurus. Semakin bertambah umur seseorang, semakin tinggi risiko
menderita malnutrisi. Menderita penyakit tertentu, menurunnya fungsi
fisiologis, pola makan yang salah, faktor ekonomi, berkurangnya kontak sosial,
serta mengkonsumsi banyak obat adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya
malnutrisi pada usia lanjut. Bila malnutrisi tidak ditangani dengan baik akan
membawa konsekuensi defisiensi energi, protein dan nutrisi lainnya yang dapat
berakibat pada meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan serta menurunnya
kualitas hidup seseorang. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan asupan
nutrisi tepat dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini.
Menurut dr. Nina Kemala
Sari, SpPDKGer, FINASIM, Malnutrisi pada usia lanjut merupakan konsekuensi dari
berbagai masalah sosial, ekonomi, fisik - somatik, dan lingkungan. Pada pasien
usia lanjut yang sedang sakit, malnutrisi meningkatkan komplikasi penyakit,
membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama serta menyebabkan biaya pengobatan
membengkak. Dengan demikian, nutrisi harus dianggap sebagai bagian dari
pengobatan itu sendiri agar penanganan penyakit lebih baik dan efesien. Adanya
gangguan mobilisasi (artritis dan stroke), gangguan kapasitas
aerobik, gangguan indra (mencium, merasakan, dan penglihatan), gangguan gigi
geligi/kemampuan mengunyah, malabsorbsi, penyakit kronik (anoreksia, gangguan
metabolisme), alkohol, dan obat-obatan menyebabkan usia lanjut mudah mengalami
malnutrisi. Faktor psikologis seperti depresi dan dimensia serta faktor sosial
ekonomi (keterbatasan keuangan, pengetahuan gizi yang kurang, fasilitas memasak
yang kurang dan ketergantungan dengan orang lain) juga dapat menyebabkan usia
lanjut mengalami malnutrisi. Malnutrisi berhubungan dengan gangguan imunitas,
menghambat penyembuhan luka, penurunan kualitas hidup, peningkatan biaya
penggunaan fasilitas kesehatan, dan peningkatan mortalitas.
Di dunia saat ini terdapat
sekitar 737 juta jiwa penduduk usia lanjut, yaitu usia 60 tahun lebih (data
UNFPA). Dari jumlah tersebut sekitar duapertiga tinggal di negaranegara
berkembang, termasuk di Indonesia. Data BPS tahun 2010 mencatat jumlah penduduk
Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 dan sekitar 20 juta orang adalah penduduk
usia lanjut.
Di Indonesia, jumlah
populasi orang berusia lanjut ini akan mengalami peningkatan yang luar biasa;
terbesar di dunia (414%) pada tahun 2025. Hal ini mendorong kita semua untuk
siap menghadapinya, siap dalam menghadapi konsekuensi logis akan adanya
masalah-masalah yang muncul seiring dengan ledakan populasi usia lanjut ini.
Keluhan pasien usia lanjut
yang datang ke RS seringkali ternyata disebabkan karena mereka tidak
mengkonsumsi nutrisi dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan
perbaikan asupan nutrisi agar orang tua dapat mengkonsumsi makanan yang
berimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh.
Namun demikian, konsumsi
nutrisi yang baik tidak hanya dilakukan pada saat masa tua. Menabung cadangan
nutrisi sejak dini perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit
degeneratif serta menurunnya kualitas hidup. Dengan adanya kesadaran akan
pentingnya menjaga kebutuhan nutrisi sejak usia tengah baya diharapkan dapat
memiliki masa tua yang sehat baik secara fisik dan mental.
Manusia Lanjut Usia
(MANULA) atau yang sering disebut Lansia dimasukkan ke dalam kelompok rentan
gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan
sebaliknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya.
Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi fisik, baik
anatomis maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi pada Lansia
mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga memberikan kesulitan
dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga makanan tidak perlu
digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan
mudah ditelan akan sangat membantu para Lansia dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan
kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan harus yang mudah
dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang tidak
banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup
mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan
terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan
dengan demikian melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa
keperluan energi Lansia sudah menurun, jadi jangan di sediakan seperti masih
belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit
gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes
Mellitus, Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok Lansia. Yang
umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit
kanker.
Mengingat banyaknya
masalah-masalah kesehatan yang timbul pada usia lanjut, maka penulis ingin
mengangkat topik tentang Peran Nutrisi pada Lansia.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan Masalah yang penulis buat yaitu:
1.
Bagaimana peran nutrisi pada Lansia?
2.
Bagaimana pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sering
terjadi pada Lansia?
3.
Bagaimana
teknik-teknik untuk meningkatkan asupan makanan ketika nafsu makan rendah?
4.
Perubahan-perubahan
apa yang terjadi ketika proses menua?
5.
Apa saja kebutuhan
nutrisi pada Lansia?
6.
Apa saja menu makanan
sehat untuk Lansia?
7.
Faktor-faktor apa
sajakah yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia?
8.
Bagaimana status gizi
pada usia lanjut?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. PERAN NUTRISI PADA LANSIA
Nutrisi yang di
butuhkan pasien lansia adalah nutrisi yang mengandung antioksidan (beta
karoten, vitamin C dan vitamin E) dan nutrisi yang merangsang regenerasi sel
yang cepat. Contoh nutrisi yang kaya antioksidan adalah spirulina yang oleh
peneliti internasional mengandung superantioksidan selain itu mengandung
vitamin dan mineral yang lengkap. Spirulina dikenal sebagai sumber vitamin dan
mineral yang sangat lengkap di dunia selain itu kandungan antioksidannya paling
tinggi di antara makanan – makanan yang lain. Karena itu spirulina banyak
digunakan untuk mengatasi gizi buruk dan kelaparan di Negara – Negara afrika.
Untuk mengatasi masalah ini nutrisi yang dapat merangsang proses regenerasi
yang cepat sangat diperlukan, contohnya adalah teripang atau gamat teripang
tinggi mengandung kolagen dan protein serta cell growth factor. Kolagen,
Protein dan cell growth factor merupakan tiga komponen penting yang
dibutuhkan untuk merangsang proses regenerasi sel – sel yang rusak atau mati.
Peran
nutrisi sangat penting untuk pasien lansia yang terkena penyakit
degeneratif, sebab yang menimpa mereka karena proses ketuaan di mana kemampuan
tubuh untuk melakukan regenerasi sel mulai menurun disebabkan karena hormon
pertumbuhan yang mulai menurun seiring bertambahnya usia. Peran nutrisi adalah
memenuhi kebutuhan gizi tubuh untuk menjalankan metabolisme, melawan radikal –
radikal bebas dan merangsang proses regenerasi sel – sel baru untuk memperbaiki
fungsi organ.
Nutrisi dapat memperbaiki kualitas hidup pasien
dengan dosis obat yang berkurang, menghambat perjalanan penyakit, memperbaiki
metabolisme dan sistem hormon, mempercepat proses penyembuhan dari dalam tubuh
itu sendiri. Hal itu telah di alami oleh ayah saya yang menderita hipertensi
(tekanan darah tinggi) dan rematik
Nutrisi yang adekuat merupakan
suatu komponen esensial pada ksehatan lansia. Status nutrisi seseorang akan
berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Bimbingan yang membahas secara
langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada sebagian
lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada
orang muda dan kurang mampu dalam menghitung kebutuhan nutrisi mereka melalui
nomogram. Kekurangakuratan dan kemudahan untuk memahami informasi dalam
membimbing lansia dan para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistic apa
adanya yang berkaitan dengan status nutrisi lansia.
Secara fisiologis,
kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik daripada usia
kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan
(Recommended Daily Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun
2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal,
konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai
65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein.
Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan
dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas
olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokininyang dapat
memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Proses penuaan
itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai
tingkatan yang luas. Namun, laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa
lansia mengalami defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan
dan kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita
lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu
mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari untuk wanita. Hal
ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat kebutuhan yang disarankan.
Panduan diet terbaru menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium per hari untuk
seluruh lansia dan 1500 mg per hari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan
esterogen. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi secara merata. Karena
perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorpsi yang sesuai, kalsium
sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia
yang mengalami hipoklohidria atau aklorhidria.
Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan
adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan cairan tubuh
total. Meskipun hasil studi memperlihatkan bahwa orang-orang Amerika
mengkonsumsi sedikit lemak, prevalensi obesitas telah meningkat 133% dalam 10
tahun terakhir. Lemak tubuh yang berlebihan sebaiknya akan merugikan lansia.
Buku penuntun diet yang baru telah menekankan tentang pentingnya mempertahankan
berat badan yang stabil dan mengikuti program diet dan olahraga yang tepat
dalam seluruh rentang waktu kehidupan. Oleh karena itu pencegahan yang dapat
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Pencegahan Primer
Proses penuaan mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan
status nutrisi pada 30 juta lansia, 6 juta dari mereka berisiko tinggi terhadap
malnutrisi. Studi-studi mengindikasikan bahwa lansia yang memiliki penghasilan
kurang dari 6000 dolar per tahun atau kurang dari 35 dolar per minggu untuk
komsumsi makanan dan para lansia yang mengunjungi rekan atau keluarganya kurang
dari dua kali per minggu, dan para lansia yang kelebihan berat badan sebesar 25
kg atau yang kekurangan berat badan 10 kg adalah mereka yang beresiko tinggi
mengalami malnutrisi, selain dari jutaan orang yang mengalami kekurangan
nutrisi.
Faktor-faktor
sosioekonomi, juga penderita penyakit kronis dan polifarmasi, turut berperan
terhadap masalah malnutrisi yang actual atau potensial bagi lansia. Instrument
pengkajian sebagaimana yang telah di kembangkan oleh program Nutrition Screening Initiative untuk
menentukan status nutrisi direkomundasikan dapat di gunakan oleh seluruh
pemberi pelayanan kesehatan. Lembaran instrument ini tersedia melalui Nutrition Screening Initiative, 1010
Wisconsin Avenue NW, Washington, DC 20007. Suatu upaya yang konsisten untuk
mengidentifikasi lansia dengan gangguan nutrisi demikian juga untuk resiko
gangguan nutrisi yang seharusnya menjadi prioritas jika tujuan nasional untuk
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit ingin di capai.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder di mulai dengan pengkajian yang
seksama terhadap klien dan upaya-upaya untuk mengidentifikasi sumber masalah
gisi. Kesalahan pengaturan metabolisme seharusnya di perbaiki dan pemberian
obat-obatan untuk kondisi-kondisi kronis dapat di sesuaikan untuk mengurangi efek
samping yang mengganggu nutrisi yang normal. Depresi yang tidak terditeksi
asupan diet dan malnutrisi. Selain itu, suatu pengkajian nutrisi adalah penting
untuk menentukan tujuan yang realistis dan tepat pada lansia dengan masalah
nutrisi. Pelayanan ahli diet akan menguntungkan bagi klien.
Banyak lansia
tidak mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi mereka mengalami perubahan sebagai
akibat penuaan. Oleh karena itu, seluruh pemberi layanan kesehatan perluh di
siapkan untuk memberikan informasi yang akurat dan terbaru tentang nutrisi
normal, demikian juga tentang kebutuhan nutrisi yang menyertai proses penyakit.
Suatu penelitian terbaru mengemukakan bahwa perawat tidak di persiapkan secara
adekuat untuk memberikan jenis instruksi ini kepada klien lansia.
Asuhan
keperawatan adalah suatu bagian penting dalam memperbaiki asupan nutrisi pada
institusi pelayanan akut maupun pelayanan jangka panjang. Dedikasi di perluhkan
untuk meyakinkan bahwa kebutuhan nutrisi klien di masukan sebagai bagian dari
rencana keperawatan secara total. Mengizinkan pemberian suplemen dalam kaleng
untuk pembangun tubuh yang di letakan di meja disamping tempat tidur atau
untuk di kembalikan pada bagian gizi tidak akan membantu memfasilitasi asupan
yang adekuat. Suplemen sangat baik digunakan di antara waktu makan dan sering
ditoleransi dengan baik jika disajikan dalam keadaan dingin. Alternatif
-alternatif makanan, seperti nutrisi parenteral total dan pemberian makanan
dengan penduga lambung, mungkin diperluhkan jika asupan yang adekuat tidak
dapat di pertahankan melalui rute oral.
Keterlibatan
keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang baik di semua
lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan kesukaan lansia dan memberikan
atmosfer sosial yang mendorong asupan makanan adalah hal terbaik yang dapat
dilakukan oleh keluarga. Keluarga sering memiliki keinginan yang kuat untuk
berpatisipasi dalam cara ini dan berespon baik terhadap saran-saran yang
terdapat pada tabel berikut ini:
Teknik-Teknik
Untuk Meningkatkan Asupan Makanan Ketika Nafsu Makan Rendah
Tambahkan susu bubuk kering tanpa lemak pada makanan
yang mengandung banyak cairan (kaldu, kentang tumbuk, puding, sereal yang
dimasak).
|
Berikan berbagai variasi makanan kecil
di antara waktu makan, berbagai tekstur dan rasa manis yang bervariasi.
|
Tawarkan makanan paling banyak pada
siang hari ketika lansia merasa sangat lapar (biasanya pada pagi hari).
|
Anjurkan pemberian makanan dengan
ukuran kecil yang mudah di makan sendiri.
|
Tambahkan margarin tambahan pada
sayur-sayuran, saus, dan makanan berkrim.
|
Sajikan suplemen nutrisi dalam keadaan
dingin atau di siapkan dalam bentuk shake.
|
Anjurkan keluarga untuk membawa
makanan kesukaan klien.
|
Walaupun suplemen tidak perluh digunakan dalam keadaan yang
seimbang, laporan terbaru saat ini tidak memenuhi jumlah makanan harian yang
dianjurkan. Dosis yang berlebihan di atas jumlah asupan harian yang dianjurkan
tidak dianjurkan pada saat ini dan terbukti dapat merugikan jika digunakan
dalam waktu yang lama.
Rekomendasi tambahan termasuk penggunaan makanan berserat
untuk meningkatkan asupan vitamin dan mineral, dan meningkatkan defekasi yang
normal. Rekomendasi asupan serat yang disarankan saat ini sekitar 20 sampai 35
gram serat per hari.
2.2. PROSES MENUA
Proses menua dapat
terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai
organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara
biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Ø Massa otot yang
berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan
tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah
keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia
seringkali terlihat kurus.
Ø Penurunan indera
penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan
vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap
dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu
makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel
syaraf pendengaran.
Ø Dengan banyaknya gigi
yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat
berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Ø Penurunan mobilitas
usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri
yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
Ø Kemampuan motorik
menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap
makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Ø Pada usia lanjut
terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka
pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal
benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan
gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya
abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas
sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa,
perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan
perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku
anti sosial lainnya.
Ø Akibat proses menua,
kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang.
Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia
yang menimbulkan rasa lelah.
Ø Incontinentia urine
(IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga
usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.
Ø Secara psikologis pada
usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap
situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan
sedih yang berkepanjangan.
v BATASAN USIA LANSIA
Batasan
: lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun
Menurut
Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
Munro
dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th
M.Alwi
Dahlan : usia diatas 60 th
Menurut
usia pensiun : usia diatas 56 th
WHO
: usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat
tua(>90)
2.3. KEBUTUHAN NUTRISI PADA
LANSIA
v Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme
basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan
berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4
kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi
energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari
karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan
timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh
akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
v Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang
dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya
berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang,
bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan
senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan
dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani
dan kacang-kacangan.
v Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari
total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih
dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis
(penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi
lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty
acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
v Karbohidrat
dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada
usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan
biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang
dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak,
yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga
tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi
gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal
dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan
sumber serat.
v Vitamin dan
mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang
dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.
Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin,
mineral dan serat.
v Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),
membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja
ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
Makanan Sehat Bagi Lansia
Makanan sehat bagi
lansia antara lain mencakupi empat sehat lima sempurna dengan porsi yang kurang
dari orang dewasa kecuali asupan protein dan vitamin serta mineral, dimana
kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk metabolisme
tubuh. Berikut ini disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang
telah dikelompokkan:
· Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan,
bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie kering, roti tawar, singkong, talas,
ubi jalar, pisang nangka, makaroni
· Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging
sapi, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden,
bandeng, baso daging
· Sumber Protein Nabati: Kacang tanah,
kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom
· Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat,
apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang ambon, sawo, semangka, sirsak,
tomat
· Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun
pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel,
selada
· Kue: Bika ambon, dadar gulung, getuk
lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles
· Susu: Susu sapi, susu kambing, susu
kerbau, susu kedelai, skim
Berdasarkan
kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar,
yaitu :
1.
Kelompok zat energi.
a. Bahan makanan yang mengandung
karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu
dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu, dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak,
santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.
2.
Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan
yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti
daging, ikan, susu, telur, kacang-kacangan dan olahannya.
3.
Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang
banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
« Menu harian untuk lansia
Para ahli
gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :
1.
Tidak
berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
kebutuhan lansia.
2.
Bervariasi
jenis makanan dan cara olahnya
3.
Membatasi
konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan, terutama
pangan hewani)
4.
Membatasi
konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
5.
Menghindari
konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol
6.
Cukup
banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk
menghindari sembelit atau konstipasi
7.
Minuman
yang cukup.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan
konsep “4 sehat 5 sempuna” atau “Konsep gizi seimbang” diantaranya :
· Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
· Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1
potong = 25 gr)
· Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
· Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu
(1 gelas = 100 gr)
v Kelompok
makanan dan
jenis makanan
ü Karbohidrat :
nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian,
pisang, nangka, makaroni
ü Protein hewani :
daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso
daging
ü Protein nabati :
kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
ü Buah-buahan :
pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang,
awo, sirsak, semangka
ü Sayuran : bayam,
buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,
kecipir, sawi, wortel, selada
ü Makanan jajanan
: bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles
ü Susu : susu kambing, susu kedelai, skim
v Menu
untuk manula dalam sehari
WAKTU
|
MENU
|
PORSI
|
Pagi
|
Roti-telur-susu
|
1 tangkep 1 gelas
|
Selingan
|
Papais
|
2 bungkus
|
Siang
|
Nasi
|
1 piring
|
|
Semur
|
1 potong
|
|
Pepes tahu
|
1 bungkus
|
|
Sayur bayam
|
1 mangkok
|
|
Pisang
|
1 buah
|
Selingan
|
Kolak pisang
|
1 mangkok
|
Malam
|
Mie baso
|
1 mangkok
|
|
Pepaya
|
1 buah
|
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN
GIZI PADA LANSIA
l
Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat
kerusakan gigi atau ompong.
l
Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
l
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
l
Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
l
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan
biasanya menimbulkan konstipasi
l
Penyerapan makanan di usus menurun.
v Masalah Gizi pada Lansia
1. Gizi berlebih
Gizi
berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai
pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik.
Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi
makan.Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya :
penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang
sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan
berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan
protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan
mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan
vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan
ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan
berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.
v Status
gizi pada usia lanjut
· Metabolisme basal
menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami
kegemukan/obesitas
· Aktivitas/kegiatan
fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
· Ekonomi meningkat,
konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
· Fungsi
pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan
menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis
· Penyakit periodontal
(gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan
cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia
cenderung kegemukan/obesitas
· Penurunan sekresi asam
lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan
mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
· Mobilitas usus menurun,
mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa
menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
· Sering menggunakan
obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan
kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
· Gangguan kemampuan
motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan
menjadi kurang gizi
· Kurang bersosialisasi,
kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi
kurang gizi
· Pendapatan menurun
(pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
· Dimensia (pikun),
akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan
kegemukan atau pun kurang gizi.
10 Langkah agar dapat hidup lebih lama,
sehat, dan berarti untuk lansia
1. Menciptakan
pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah menciptakan suasana yang
menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan selera
2. Memperkuat daya
tahan tubuh.
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi
yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian
utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos
dan mengerut
Santaplah makanan yang mengandung vitamin
D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D
membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah
susu
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram
makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang
berdaun hijau tua
5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah
terjadinya katarak
Santaplah makanan yang mengandung vitamin
C, E dan B karoten (antioksidan), seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau,
jeruk sitrun dan buah lain
6. Mengurangi resiko penyakit jantung
Yaitu dengan membatasi makanan berlemak
yang banyak mengandung kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan
yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium,
seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak
berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan
tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12
dan asam folat
8. Mempertahankan
berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan
kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar
nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik
(berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi masing-masing usia
serta tingkat kebugaran setiap orang
10. Tetaplah
berlatih
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap
system tubuh. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended
Daily Allowance [RDA]) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal.
RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi
kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65% dan
kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein.
Proses menua dapat
terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai
organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
3.2.
Saran
Patut
diingat bahwa keperluan energi Lansia sudah menurun, jadi jangan di sediakan
seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan
sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan
atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit
Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok
Lansia.
DAFTAR PUSTAKA
- Zat Gizi Dan Sistem Kekebalan Pada Usia Lanjut [online]. 2006. Available at: www.univmed.org/2006/01/07/zat-gizi-dan-sistem-kekebalan-pada-lanjut-usia. [cited : 23 Juli 2011]
- Nutrisi Seimbang Cegah Malnutrisi Pada Lansia [online]. 2011. Available at: medicastore.com/berita/185/Nutrisi_Seimbang_Cegah_ Malnutrisi_pada_Lansia.html. [cited : 23 Juli 2011]
- Peran Terapi Nutrisi Dalam Proses Penyembuhan Dan Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Lansia [online]. 2010. Available at: http://www.langsing-cepat.com/terapi-nutrisi.html. [cited : 23 Juli 2011]